Bab 11

202 74 26
                                    

Angel sedang berdandan di kamarnya. Sore ini, Angel diajak mamanya untuk menghadiri acara pembukaan toko kue mama. Kemarin mama bilang boleh mengajak teman Angel, jadi Angel langsung mengabari Aldo dan Yora untuk menemaninya nanti di sana.

Ketika selesai berdandan dan akan turun ke bawah, tiba-tiba ponselnya berbunyi. Sebuah panggilan masuk dari Elsa tertera di layarnya. Tanpa pikir panjang Angel langsung mengangkat panggilannya.

"Hiks.. " Suara isak tangis di seberang telepon membuat Angel panik.

"Lo kenapa, Sa?" tanya Angel.

"Gue lagi galau, Ngel," jawab Elsa setelah isak tangisnya tidak terdengar lagi.

"Galau kenapa sih, sampai bikin lo nangis kayak gitu?" Angel masih khawatir dengan sahabatnya, tidak biasanya Elsa sampai menangis seperti itu.

"Apa yang dilakuin Kak Dio ke aku itu jah.. hat."

"Please deh Sa, nggak usah lebay begitu, ini bukan waktunya bercanda," Angel kesal sama Elsa yang masih bisa bersikap lebay sedangkan Angel sudah dibuat panik oleh tingkah Elsa yang menangis tadi. "Gue serius nanya, Sa."

"Siapa juga yang bercanda." Elsa tengah memberungut di seberang sana.

"Gue kesel karena ternyata Kak Dio cuma jadiin gue sebagai pelampiasan doang."

"Hah, serius lo, Sa?" tanya Angel tidak menyangka. "Masa' Kak Dio setega itu sih."

"Iya, dia ngedeketin gue cuma mau manas-manasin Kak Gina aja."

"Bukannya mereka udah jadi mantan ya?" Seingat Angel mereka sudah putus.

"Kak Dio gagal move on kayaknya," lirih Elsa.

"Ya udahlah Sa, kayak nggak ada cowok lain aja."

"Enak banget ya lo kalau ngomong."

Angel spontan menjauhkan ponselnya dari telinga saat mendengar teriakan Elsa.

"Ya emangnya lo mau terus-terusan sakit hati gitu," cicit Angel.

"Nggak lah, siapa juga yang mau sakit hati," kata Elsa dengan santai. "Pokoknya gue mau Kak Dio dapat karma."

"Maksudnya?" tanya Angel bingung.

"Gue akan buat Kak Dio bertekuk lutut sama gue," kata Elsa dengan yakin. "Gue akan pastiin kalau Kak Dio akan mengemis cinta ke gue. Hahaa," ujar Elsa yang diakhiri dengan ketawa jahat ala-ala nenek sihir, membuat Angel bergidik ngeri. Ingin sekali Angel membawa Elsa ke psikolog, baru saja tadi nangis-nangis, sekarang sudah ketawa ketiwi, memang aneh tuh anak.

"Emang bisa?"

"Wah ngeremehin gue nih anak," kata Elsa tidak terima.

"Gue ingetin ya, sahabat lo yang satu ini memiliki pesona yang sangat mematikan, jadi tidak ada satu orang pun yang mampu menolak pesona gue," lanjut Elsa dengan sombong.

"Contohnya Kak Dio, yang butuh waktu bertahun-tahun untuk sadar akan pesona lo, eh taunya malah cuma dijadiin pelampiasan doang."

"ANGEL MULUT LO YA." Kali ini teriakan Elsa nggak tanggung-tanggung.

Angel hanya tertawa menanggapinya.

"Angel, cepat turun nak," teriak mama dari bawah.

"Udahan dulu ya Sa, Mama udah manggil tuh," kata Angel.

"Emang mau ngapain sih?"

"Mau menghadiri acara pembukaan toko roti Mama," jawab Angel.

"Wah pasti banyak kue tuh, sayang banget nggak bisa datang," kata Elsa dengan nada sedih diakhir kalimatnya.

This Love (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang