10 | Arti kepulangan

39 11 5
                                    


"Rumahku akan selalu menunggumu, berharap perasaanmu datang meski hanya sekedar singgah"

Irham |

***

Setelah diberi sorak perintah oleh beberapa guru, semua siswa-siswipun akhirnya masuk kedalam bus masing-masing.
Sebelum berangkat kami memastikan tidak ada teman yang tertinggal, yang kemudian dilanjutkan menuju pusat perbelanjaan.
Seperti biasa, didalam bus semuanya bersuka ria, begitupun denganku.
Risa yang tengah bercanda dengan tina itu terdengar olehku.
Meski hanya mendengar gelak tawa dan obrolannya yang tak begitu terdengar.
Bak kemarau yang tiba-tiba diberi hujan, hatiku sungguh berbunga.

Seperti yang kuketahui terbang memang selalu menyenangkan, terlebih ketika kita mempunyai tujuan saat mengepakan sayapnya.

"Hoammm...ham gua ngantuk nih,  bangunin kalo dah sampe ya" Ucap Ardi sambil memukul pundakku.

"Iya iya..." Jawabku

Tidak lama kemudian Ardi mulai tertidur. Karena getaran bus yang lumayan terasa kepalanya yang sedari tadi bersandar dikaca mulai terjatuh dan terbangun seperti orang yang tengah menahan kantuknya.
Aku yang merasa ini adalah moment yang sangat langka akhirnya merekam kejadian itu dengan gelak tawa namun sedikit kutahan.
Risa yang berada didepanku pun entah kenapa tiba-tiba menghadap kebelakang.
Saat mengetahui hal itu,
"Hahahahah, parah lo ham sumpah!" Ucapnya lirih

"Hahhaha" aku masih tertawa namun sedikit kutahan

"Eh tar bagi ya ham videonya" Pinta Risa.

"Tapi ngga gratis ya cuy!" Balasku

"Idih tumben-tumbenan banget lu. Mau apasih lu hah?  Jajan?  Nih gua kasih" Ucap Risa sedikit tertawa sembari melempar jajan padaku.

Saat itu batinku ingin rasanya mengatakan bahwa aku menyukainya, bolehkah aku memintamu untuk menyukaiku juga? atau hei Risa aku suka kamu.

"Woy! Malah ngelamun!" Ucapnya

"Sorry, i iyaa ntar gue kirim!" Akhirnya aku menyetujui permintaan risa karena merasa gugup saat itu.

Dengan ekspresi yang terheran-heran Risapun kembali ketempat duduknya seperti semula.

Aku tidak sedang kehilangan mood, yang kutau aku tengah memahami apa yang kurasakan, apa maunya, dan apa ini benar atau tidak. Namun, aku tak memiliki jawaban atas semua pertanyaanku sendiri.
Dalam perjalanan kali ini aku berdebat dengan rasa, karena bosan kuambil headseat dalam tas lalu kunikmati musik sendu hingga aku tenggelam dalam alunannya.

Sudah setengah jam berlalu, kulihat ardi masih tertidur dan teman-temanku yang lain masih dengan kegiatannya masing-masing.
"Anak-anak sebentar lagi kita sampai, jadi persiapkan diri kalian" Ucap salah satu guru dibus.

Meski pakai headseat jelas saja aku masih bisa mendengarnya karena volume yang kuatur tidak begitu keras.
"Di, woy bangun cuk! Dah sampe ini!" Ucapku dengan menepuk pundaknya.
"Hoaammmm... " dia tidak menjawab hanya menguap.

Bus berhenti tepat diparkiran sebuah tempat perbelanjaan yang besar. Seluruh siswa-siswi bergegas turun dan masuk kedalamnya.
Saat itu aku melihat Risa turun juga, sebenarnya aku tidak berniat turun saat itu karena tidak ada barang atau sesuatu yang ingin aku beli, namun saat melihatnya aku jadi ingin mengikutinya.
Akupun turun dari bis disusul ardi dibelakangku, ku lihat risa berjalan menuju ketempat baju.
"Eh di, ke Risa yuk" Ajakku pada Ardi.

"Ah ngapain si ham, mending kesana noh, keknya jam tangan bagus-bagus" Sahut Ardi

"Jam tangan gua masih bagus cuk, kesana aja lah nam" Aku tetap kekeh mengajaknya.

"Lu bagus, lah gua kaga. Udah ah kesana dulu. Abis itu baru kita samperin risa" Ucapnya

"Gila lu, segitu mah masih bagus dan lu mau beli lagi? Ucapku

"Iyaudah dah"Akhirnya aku menurutinya

Sambil berjalan ia bertanya padaku,
"Lagian tumbenan bat lo minta gabung ama risa? Curiga gua"

"hmm, sebenernya gue pen jajan daritadi. Minta jajan kedia hehe" Ucapku sembari nyengir. Sebenarnya ini hanya alasanku saja, agar ardi mau dan tidak curiga kepadaku.

Sesampainya disana Ardi memilih jam dengan mukanya yang sok kebingungan.
"Ham coba deh menurut lu yang itu bagus gak?" Tunjuknya ke jam tangan bermerek Luminox

"Guemah kurang suka modelnya, nih yang ini nih di. Bagus sumpah!" Ucapku dengan jari yang menunjuk ke arah jam bermerek Daniel Wellington berwarna coklat itu.

"Iya juga, yang classic briston itu bagus ya ham". Ucapnya

"Eh, Iconic link juga bagus sih" Ungkapku lagi

"Kebanyakan milih bikin lier, dah ah gue beli yang classic aja" Ucapnya

Ardi memanggil penjual jam tersebut
"Mas! saya mau beli jam tangan yang ini" Ucapnya

"Oke, sebentar saya siapin dulu dek"
"Nah ini" Ucap penjual tersebut sembari menyodorkan jam tangan.

"Terimakasih mas, ini uangnya" Ardi memberikan uang tersebut.
(Masalah harga adalah privacy) :v

Karena merasa sudah selesai aku dan ardi pergi mencari Risa.
Setelah berkeliling kesana kemari akhirnya kita menemukan risa yang tengah memilih baju, namun baju untuk anak-anak.
Aku dan ardipun langsung menghampirinya.

"Hai Ris" Ucap Ardi

"Eh lo pada mau beli juga buat adek kalian?" Tanya risa

"Oh gua sih nggak, cuman pen liat aja" Ungkap ku

"Lah ham? Katanya lo mau minta jajan, gimanasi?" Protes Ardi

Aku hanya tersenyum malu saat itu. Namun aku berusaha mengelak,
"Hahha tadinya sih mau gitu, tapi gara-gara lo beli jam kelamaan gua jadi males makan" Balasku

"Ngapain sih kalian!" Ucap Risa
"Eh btw kita belum foto bareng loh, mau fotbar gak?" Risa menawarkan untuk foto bersama dengan ekspresi wajah yang lucu, ia tersenyum dengan alis yang sedikit naik.

"Boleh tuh" Ucapku

Kamipun berfoto disana, menghabiskan waktu bersama sepanjang berada dipusat perbelanjaan. Aku senang sekali mendengar risa tertawa,mendapati tingkahnya yang gila, dan yang paling membahagiakan dari semuanya adalah ketika aku melihat lekukan dari senyuman diwajahnya. Rasanya seperti anugerah yang harus selalu kusyukuri.

Saat tengah asik bersenang-senang kami mendapat pengumuman bahwa semua siswa-siswi harus segera masuk kedalam bus.
Mengetahui hal itu kami langsung bergegas kembali menuju tempat dimana bus kami parkir.
Sesampainya dibus aku langsung masuk dan duduk dikursiku meninggalkan ardi yang tengah duduk-duduk dengan anak-anak lainnya.

Aku melakukan itu karena tengah merasa bahwa perasaan senangku kali ini sudah overdosis. Semua itu karena aku merasa puas bersama Risa... yah dan ardi juga.
Dan kau tau? Perasaanku sedari tadi terus-terusan mengatakan "Miliki dia, miliki dia".
Aku tidak tau apa yang harus kulakukan. Tapi aku memutuskan untuk tetap biasa saja padanya.
Untuk tidak berlebihan atau bahkan sampai berharap lebih padanya.

Tidak lama kemudian kulihat semua anak masuk kedalam bus, begitupun dengan ardi.
Aku langsung berdiri untuk memberikan ardi jalan ketempat duduknya.

Seperti biasa kami harus memastikan teman-teman kami tidak ada yang tertinggal. Setelah dirasa pas kita langsung menuju perjalanan pulang.

Kupasang headset lalu kuputar musik yang membuatku tenggelam dan terlelap dalam alunannya.

***

Chapter study tour selesai.

Terimakasih sudah membaca :)

I'm Yours? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang