12 | Risa dan Rasa

27 11 1
                                    


"Disini gelap, cahayanya enggan memberiku jalan
Lentera yang kunyalakanpun mati, seperti sengaja bersekutu dengan angin
Bagaimana dengan cahayamu?
Bolehkah aku jadi bagian dari terangmu?
Segala yang kau terangi adalah milikmu
Aku ingin jadi salah satunya"

Irham /

***

Hari itu aku pulang dengan perasaan yang tak baik untuk kesekian kalinya.
"Uhh... Kenapa si Risa banyak banget yang suka! cemburu gua cemburu!"

"Ris, gue tuh suka sama lo, nengok ke gue kek! Gue bakal selalu ada kok buat lo, jadi tolong dong jangan suka sama orang-orang  itu!"
Aku menggerutu diatas motor yang tengah ku kendarai. Tiada henti perasaan-perasaan tajam mengusik ketenanganku saat pulang.
Seandainya ia tau bahwa aku tak akan serumit ini jika tak benar-benar menyukainya.

Setibanya dirumah kulempar tasku diatas kasur yang masih berantakan, kulepas seragam kemudian aku berkaca,
"Emang gue sejelek itu ya sampe Risa gak pernah sekalipun nengok ke gue"

Ahh...
Kurebahkan badanku diatas kasur dengan hanya mengenakan kaos dan celana pendek, kuputar playlist musik kesukaanku lalu memejamkan mata hingga terlelap dalam mimpi.

"Tuing Tuing Tuing"
Aku terbangun dari tidur karena suara dari line dihp, kubuka chat ternyata itu adalah pesan dari Ernest. Ia mengajakku untuk nongkrong dengan anak-anak kelas. Dengan mata yang masih berat kubalas "iya" saja pertanda setuju aku akan kesana.

Kulihat waktu menunjukan pukul 17.38, aku langsung bergegas mandi, kemudian bersiap untuk pergi nongkrong dengan teman-temanku.
"Bu, aku mau keluar ya ama temen" Aku berpamitan pada ibu

"Jangan malem-malem ham pulangnya!" Ujar ibu yang saat itu tengah duduk menonton acara tv kesukaanya.

"Iya" Jawabku sembari kunyalakan motor dan on the way.

Sekitar 20 menit aku masih berada diatas motorku menuju tempat yang disebutkan Ernest, akhirnyapun sampai juga. Dan ternyata tempat itu adalah rumah Tina, aku yang baru datang langsung menyapa mereka.
"Oy cuy..." Kulambaikan tangan dan mendekat kearah mereka.

"Widih ham, tumben lo lama" Ucap ardi

"Iya, kalian ngomongnya dadakan sih"

"Wkwk, iya nih rencana cewek-cewek sebenernya"

"Mau ngapain sih?" Tanyaku penasaran

"Ini si Tina katanya ada acara syukuran kecil-kecilan, ngundang kita deh jadinya" Jawab Ardi

Ditengah perbincangan kulihat Risa dan Tina menhampiri kami yang tengah asik sendiri dari tadi.
"Eh kalian disini, gue cariin dari tadi" Risa kemudian duduk dikursi kosong ditengah-tengah antara aku dan Ernest.

"Iya, irham nih salahin, telat dia" Ardi menepuk bahuku

"Sorry, gue ketiduran tadi" Ucapku

"Yaudah masuk yuk. Ada makanan" Ajak Tina
Dengan diiming-imingi makanan kita langsung masuk kedalam rumah Tina.
"Silakan duduk teman-teman" Tina mempersilahkan yang kemudian ia masuk kedapur.

Disana memang disetting untuk duduk lesehan karna akan kedatangan banyak orang.
Aku duduk disamping kanan pintu masuk, dilanjut dengan teman lainnya disebelahku, sedang dikiri ada Risa.

Aku tidak tau apa yang aku lakukan, yang kupahami adalah kebahagiaan yang harus terus kucari. Makanya aku sengaja duduk disamping risa, sebab berada disana adalah suatu kebahagiaan tersendiri untukku.

I'm Yours? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang