Mari kita pergunakan pilihan dengan sebaik baiknya.
---
Genta turun dari kamarnya karena tenggorokannya merasa haus. Akhir - akhir ini ia sibuk dengan tugas akhir kuliahnya untuk menyelesaikan S3 jurusan Management Bisnis. Genta bukan tanpa alasan menyelesaikan S3 di usia muda ia hanya ingin cepat menggantikan Abinya agar Abinya dapat cepat menghabiskan masa tua dengan tenang tanpa urusan berkas - berkas, yang terkadang membuat Uminya terabaikan. Genta, ingin kedua orang tua bisa menikmati masa tua bersama - sama sampai akhir hanyatnya terdengan klise namun itulah keinginan sederhana Genta.
Terkadang Genta merasa terbebani dengan bisnis Abi yang terkenal dengan usaha hotel dan kulinernya namun apa boleh buat kakaknya sendiri Ilham, tidak tertarik dengan semua bisnis yang telah di rintis oleh Abi. Ilham hanya tertarik dengan Sekolah - sekolah yang didirikan Abi. Ya Abi Genta, dan Ilham bukan hanya membuka bisnis kuliner namun juga pendidikan terkadang orang yang di pekerjakan di perusahaannya adalah karyawan yang mendapat beasiswa Abi memberi kepercayaan kepada orang - orang itu karena melihat kesungguhan dalam menuntut ilmu, sehingga dapat menyentuh hati seorang Bramastya Khalik, disisi lain Genta pun mencontoh sikap Abinya dalam berbua kebaikan karena ia begitu kagum dengan semua akhlak sang Abi. Abi selalu mengajarkan kesedehaan walau di tengah kemewahan yang mereka rasakan.
"kamu belum tidur Genta? " Tanya Ilham yang membunyarkan lamunan Genta. kebetulan saat itu Ilham baru pulang jalan - jalan.
"belum kak, baru beres ngerjain tugas akhir. Kakak sendiri darimana? Itu bawa Sya sampai tudur"
Ilham melihat keaarah Sya, lalu tangannya mengusap kepala anak Sya sayang.
"sebelum kakak jawab, kakak mau minta maaf dulu sama kamu. Soalnya tadi Sya ngajak calon istri kamu jalan - jalan"
Genta mengerutkan keningnya merasa bingun siapa gerangan calon istri mengkhitbah pun ia belum mengaa kakaknya sudah membecirakan calon istri.
"calon istri siapa kak?" tanya Genta bingun.
"ya calon istri kamulah, masa calon istri cicak"
Genta yang mendengar gunyonan tak bermutu Ilham, hanya berdecak. Genta, terkadang merasa geram dengan kakaknya yang slalu berbuat ulah berbanding terbalik dengannya. Genta juga merasa aneh dengan sikap kakanya walaupun sudah mempunyai anak namun sikap jailnya tidak pernah pudar malah semakin menjadi.
"kok kamu kaya bingun gitu, emang kamu belum tau" cerca Ilham
"belum lah kak orang aku belum khitbah gadis orang"
Kali ini Ilham yang mengerutkan keningnya
"Beneran kamu de belum tau" Ilham memastikanGenta merasa jengah dengan kakaknya "belum, emanga ada apa sih kak? Jangan - jangan Umi sama Abi khitbah anak gadis orang tanpa sepengetahuan Genta " gunam Genta
"kamu di jodohin sama Della" ucap Ilham datar
Raut muka Genta menampakan keterkejutan. Ia pikir Abi dan Umi hanya bercanda tentang perjodohannya dengan Della, namun nyatanya memang benar ia di jodohkan dengan Della. Rasanya ia ingin protes pada Abi dan Umi mengapa harus dengan Della ia di jodohkan bahkan niat untuk mengkhitbah Dellapun ia enggan karena terbelenggu oleh masa lalu.
"kakak gak bercandakan" sentak Genta
"buat apa kakak bohong, gak ada gunanya. Apalagi dalam agama kita berbihong dilarang karena bila satu kali terbiasa berbohong maka bila ad masalah kedepannya ia akan tetap berbohong" bijak Ilham
Genta mencari kebohongan dari mata Ilham. Namun, yang Genta lihat sorot mata kesungguhan Ilham
"kenapa harus Genta bukan kakak aja! "
Ilham tak bergeming dengan ucapan Genta. Bila ia bisa melakukan untuk mengkhitbah Della maka ia akan lakukan. Naasnya semua di luar kemampuan ia sudah mempunyai orang untuk ia lindungi segenap jiwanya.
"kamu jangan aneh - aneh Genta, kakak harus jaga perasaan orang lain" tegas Ilham
"dan lagi kamu jangan terbelenggu dengan masa lalu yang lalu biarlah berlalu"
Genta mendesis "kak life is choice, hidup adalah pilihan, berbagai pilihan bisa dipilih untuk kehidupan, sebab tidak memilih apa pun tetap merupakan pilihan hidup. Allah membekali kita dengan akal dan pikiran dan hati serta memberikan petunjuk hidup berupa Al - Qur'an yang menjadi pembeda antara yang baik dan benar. Ke mana tujuan hidup kita, diri kitalah yang tentukan. Itulah Allah merahasiakan nasib kita, sehingga dapat motivasi diri meraih derajat mulia di hadapan manusia berupa kesuksesan dan takwa di sisi Allah berupa Keridhaan-Nya," Genta menjeda ucapannya
"inilah pilihanku, aku tidak ingin membelenggu seseorang dalam sebuah ikatan tanpa adanya cinta karena Allah. Karena sesungguhnya pernikahan itu segitiga kehidupan di sisi kanan dan kiri saling mencintai dan di sudut tengah menanamkan cinta kepada Allah sedalam dalamnya"
Ilham diam tidak membantah ucapan Genta. Ilham hanya berpikir kelak bila ia pergi dari kehidupan wanita yang masih sampai kini ah atau selamanya ia cintai agar mendapatkan perlindungan tidak kekurangan satu apapun dan selalu mengukir senyum dimanapun ia berada. Bukan Ilham tidak mau bersanding dengan Della pujaan hati yang kadang di perbicangkan di sepertiga malam Ilham merasa tidak pantas bersanding dengan Della terlepas dari masa lalu yang menggores luka di hati Della.
"kak aku kedalam dulu, maaf bila ucapan tadi sedikit menyinggung perasaan kakak"
Ilham tersenyum "enggak kakak malahan mau makasih sama kamu adik kecil yang dulu suka maksa pengin lolipop terus suka kencing di celana sekarang bicara udah bijak sampe nyentuh hati kakak segala"
Genta terkekeh "ingat kak pesan aku. Hidup ini singkat. Berhati - hatilah dalam memilih pilhan hidup, sebab salah memilih pilihan hidup berakibat pada penyesalan. Waktu hanya dapat di bagi tiga, kemarin yang sudah di lalui, hari ini yang sementara di jalani, dan hari esok yang masih jadi misteri"
Ilham menganggukkan kepala tanda paham.
"yaudah kamu buru tidur, anak kecil dilarang gadang"
"apaan sih kak orang aku udah besar" decak Genta
"ia ia udah besar badannya" guyong Ilham
"kakak" desis Genta matanya seakan ingin keluar dari tempatnya
Sebelum Genta mengamuk Ilham buru-buru kekamarnya takut Sya, kebangun.
Genta yang melihat kakaknya lari terburi sambil memangku Sya hanya tersenyum.
Tbc..
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Makmumku
Spiritual"Iman itu tujuh puluh cabang lebih atau enam puluh cabang lebih yang paling utama adalah ucapan 'la ilaha illallah' dan yang paling rendah adalah menyingkirkan rintangan kotoran dari tengah. jalan" ( Hr: Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Abu Dawud, Im...