Menari dengan Hujan
seperti sayang hujan pada tanah.Just stop, i know?
***
Kenangan saat turun hujan membuat pikiranku berkelana pada masa lalu. Masa di mana aku masih bebas, bebas untuk mengeluarkan apa yang aku mau, bebas untuk melakukan segala hal yang aku suka termasuk bebas tersenyum mengenang kenangan kita terdahulu.
Namun tidak untuk masa sekarang aku ingin lebih belajar bahwa kamu hanya masa lalu yang indah dalam setiap lembar ceritaku.
Kamu tau di balik hujan itu kenangan tentangmu selalu menyeruak dalam relung terdalam hatiku, tak bisa ku pungkiri kesan yang kamu torehkan membuatku rela mengorbankan segala hal termasuk perjodohan ini. Walau hati tak ingin, takdir seolah berkata lain, bukankah aku wanita yang di takdirkan hanya untuk menunggu bukan untuk berjuang?
Bagaimana langit ini mengelurkan hujan semakin indah, apalagi saat kenangan waktu masa SMA kita, dimana kita menari bersama dengan hujan tanpa beban begitu bahagia, seolah hujan pun tau bahwa kita adalah dua manusia yang tidak ingin berpisah walaupun oleh takdir sekalipun namun itu pikiranku yang sempit dahulu.
Apakah kamu masih ingat waktu kita menunggu bus sekolah untuk pulang hujan turun dengan lebat kamu mengenalkanku pada hujan yang pada masa itu aku membenci hadirnya hujan karena hujan membuatku sepi merasa sedih.
Namun, dengan genggaman lembutmu kamu membawaku berlari menerobos hujan yang kala itu begitu lebat.
Kamu seakan menyakinkan bahwa hujan adalah anugrah Tuhan yang patut kita syukuti karena hujan turunpun untuk menemani tanah, begitupun aku dan kamu aku datang untuk menemani kamu.
Kata-kata yang begitu sederhana namun syarat akan makna.
Kala itu tanpa sadar untuk pertama kalinya aku menari dan tertawa saat hujan datang di balik resah hati. Begitu terasa indah saat melewati waktu bersamamu masih ku ingat bagaimana kamu tersenyum saat aku menari.
Kamu harus tau, walaupun kamu pergi tanpa pesan apapun padaku saat itu hatiku tidak pernah bisa untuk melupakan semua kenangan terdahulu kita. Bahkan untuk membencimu sekalipun rasanya hatiku tidak pernah menerima.
Kamu, seseorang yang slalu aku doakan walau kemungkinan untuk bersamapu ketiadaan akan makna biarlah semua menjadi kenangan yang tersimpan rapat dalam sebuah potret kebahagiaan terdahulu.
Della, menutup buku dairy lalu menelungkupkan kepalanya di meja belajar. Bagaimana perasaan ini semakin di tepis semakin menjadi, tiadakah obat di dunia ini utuk memudahkan melupakan seseorang.
Bagaimana ini Allah, rasanya ia ingin pergi dari permasalahan hati. Pikirannya berkelana tentang kembalinya Ilham dari masa lalu lalu perjodohan dengan Genta. Masalahpun di tambah Genta yang tidak pernah memaafkan atas kesalahannya di masa lalau begitu berat rasanya untuk menjalani semua.
Della, bukan wanita egois yang hanya memikirkan dirinya sendiri ia tau kedua orang tuanya sangat berharap Della bisa menikah dengan Genta. Namun, apakah ia bisa menikah dengan Genta, dan bahagia.
Della mau di jodohkan dengan Genta bukan tanpa alasan ia sedang menunggu kehadiran adik di masa lalu yaitu Lala.Hanya ini yang bisa di lakukan untuk menebus segala kesalahan pada adiknya terdahulu. Menjaga Genta untuk Lala, Della selalu bedoa semoga Lala datang lagi dalam kehidupan dirinya dan keluarga dan menikah dengan Genta, sungguh Della akan sangat bahagia bila semua itu terjadi.
Namun, semua itu hanya angan sudah belasan tahun ia mencari Lala tidak pernah mebuahkan hasil.
Dari situ Della pasrah menyerahkan segala urusannya pada Allah.
Della yakin bila Allah, akan mempertemukan kembali Della dengan Lala.
***
Langit sore yang indah, mentari yang memancarkan cahaya pada langitpun seolah sedang bahagia semilir angin yang meniup niup kerudung dan gamis Della terlihat indah di tambah cahaya yang menimpa pada Della seakan memperjelas bercahayanya wajah seorang Adellia Aisha Hanifa.
Gaun dengan warna Cream dengan kerudung senada dengan baju yang Della kenankan menambah kesan manis.
Ilham yang melihat Della dari jauh merasakan dejavu melihat betapa manisnya Della dengan baju yang ia kenakan apalagi di tambah mentari di sore hari memperjelas kecantikan Della.
Sungguh ciptaan Allah yang begitu indah.
Ah Ilham lupa rasanya bukan dari dulu Della itu sudah indah terlepas dari kekurangannya.Ilham yang sedang duduk di ruang dosen di lantai dua seolah mengenang kembali masa dimana waktu masih SMA masa dimana ia yang suka memperhatikan Della dari jauh.
Ilham masih ingat bagaimana bahagia Della membantu seorang Kakek tua untuk membuang sampah.
Terlihat Manis dan Menganggumkan Della saat itu, dan sialnya matanya melihat kembali bagaimana bahagianya Della membatu seorang ibu untuk membersihkan sampah pada tempatnya, bagaimana Della dengan tulus tersenyum pada seorang ibu di depannya.
Jantung Ilham kembali tidak normal, ya Allah mengapa hanya dia yang mampu membuat jantung hamba berdetak kembali, "astagfirullah." lirih Ilham
Della, tolong bantu aku agar aku mampu mengusir bayang-bayangmu dalam hidupku. Bila kamu terus mampir dalam setiap harapku.
Ilham yang biasanya tidak lempas kendali pada wanita kini terlihat rapuh. Memang seseorang yang berharga dalam hidup kadang susah untuk di lupakan apalagi dilepas .
"pak Ilham maaf ini tugas yang bapak minta" tegur seorang mahasiswa
Ilham mengalihkan pandangan pada suara yang memanggilnya.
"ouh ya terimakasih Adanan"
"ya sama-sama pak, maaf saya undur diri."
Ilham mengangukan kepalanya.
Matanya kembali melihat ke tempat dimana tadi Della membantu seorang wanita tua renta, namun matanya tidak menemukan keberadaan Della.
Ilham mendesah "sudahlah lepaskan apa yang bukan milikmu" pasrah Ilham pada hatinya.
Tbc..
*****
See you next guyss..
Salam kenal Manis-manisku.
Jangan lua baca Al-Quran ya!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Makmumku
Spirituelles"Iman itu tujuh puluh cabang lebih atau enam puluh cabang lebih yang paling utama adalah ucapan 'la ilaha illallah' dan yang paling rendah adalah menyingkirkan rintangan kotoran dari tengah. jalan" ( Hr: Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Abu Dawud, Im...