Saat tersenyum netramu indah
Saat sendumu datang kau tetap indah
Seperti langit indah dengan segala warna
Baik mentari, pelangi, hujan.
****
Della berjalan dengan santai selesai pengajian tadi hatinya setidaknya sedikit tenang setelah pengajian.
Senyumnya terukir mengingat Ilham yang begitu berkesan dengan segala kecintaanya kepada Allah.
Rasanya hatinya kembali hidup setelah sekian lama terasa sendu.
Ia tidak meminta lebih sungguh ia manusia hina tidak selanyaknya berharap menjadi jodoh seperti Ilham. Apalagi Ilham telah memiliki anak. Astagfirullah apalagi ini pikir Della.
Della hanya berharap bisa melihat Ilham bahagia dengan pilihannya. Walau bukan bersamanya Della tersenyum miris apalagi pikirnya.
Della menghela nafas sepi rasanya menunggu angkutan umum untuk pulang kebetulan Laras di jemput supirnya untuk segera pulang karena Opa dan Oma dari Jogjakarta berkunjung kerumah Laras.
"kak Della" teriak seorang anak kecil, dari arah gerbang Masjid. Sontak Della yang sedang melamun tersadar lalu matanya memokuskan ada suara yang memanggil Della.
Oh ternya Sya pikir Della.
Della merasa gemas dengan Sya bagaimana tidak Sya memakai gamis warna biru muda dengan kerudungnga yang senanda tangannya tidak lupa membawa boneka yang sangat menggemaskan. Kakinya yang kecil berusaha melangkah dengan terburu-buru karena takut Della pergi.
Della tak kuasa menahan gemasnya lalu menghampiri Sya.
Tangannya memangku Sya lalu mencium semua muka Sya seakan-akan anak dan ibu yang tidak bertemu bertahun-tahun.
Sya yang mendapat perlakuan manis dari Della tersyum geli ia bahagia karena sudah lama Sya tidak meraskan kasih sayang seorang wanita Dewasa.
"udah kak Della Sya geli" hardik Sya, bibirnya mencebik seketika pipinya mengembul dengan gemas Della mencubit secara sayang.
"kamu sih Sya soalnya gemesin banget kakak"
"wah berati aku gemesin kaya boneka ini ya kak ya?" tanya Sya matanya yang bening dan bulat memancarkan kebahagiaan.
Della yang melihat ekpresi Sya tak kuasa untuk tidak menyebut tidak lalu kepalanya mengangguk sebagai tanda setuju apa yang Sya ucapakan.
Sya tersenyun lebar aura kebahagiaanya keluar.
Ilham yang melihat dari ujung gerbang tersenyum hatinya menghangat melihat anaknya dan mantan kekasihnya dulu begitu dekat rasanya seakan dunia berhenti untuk mereka saja, Ilham menghampiri Sya dan Della.
"anak ayah kirain kemana, kenapa gak bilang kalau mau kemana-mana"
Sya menundukan kepalanya ia merasa bersalah padahal ayahnya sudah menasehati berkali-kali kalau mau pergi harus bilang sama ayah, ayah takut Sya hilang.
"maafin Sya ayah" sesalnya
"iya ayah maafin sayang tapi jangan sekali-kali lagi. Ayo turun dari pangkuan kak Della kamu kan berat kaya karung beras kasian kak Dellanya"
Seketika Sya cemberut matanya yang bulat memalingkan kearah Della.
"kak Della Sya gak berat kaya karung beraskan Sya ringan kan kaya boneka ini"
Sya meminta pembelaan kepada Della, matanya memohon kepada Della agar Della membantunya.
Della yang diberikan tatapan wajah Sya tak kuasa untuk tidak tersenyum lalu bibirnya mencium kening Sya dan hidungnya secara gemas.
Ilham yang melihat adegan di depannya sekali lagi hatinya merasa menghangat tak kuasa untuk tidak tersenyum bila Allah memberikan kesempatan kedua padanya untuk hidup bersama Della, tak akan Ilham sia-siakan namun naasnya semua hanya banyangan berandai andaipun akan membuka jalan syaitan untuk mengganggu keimanannya.
Sebagaimana Rasullah bersabda : "Apabila ada sesuatu hal yang menimpamu jangan kamu mengatakan 'kalau aku tadi tidak seperti ini, tentu tidak terjadi seperti ini'. Tapi ucapkanlah 'Qadaruullaah Wa Ma Syaa-a fa'ala' ( takdir Allah apa yang dia inginkan maka di lakukan) karena kata
'kalau' membuka peluang setan untuk beraksi.Ilham beristigfar dalam hati. Memohon ampun atas segala angan-angan yang ia harapkan. Apalagi tadi ia lupa menundukan pandangan dan hati tambah lagi dosa yang Ilham lakukan lagi-lagi Ilham beristigfar dalam hati.
Ilham harus segera pergi dari tempat ini, ia tidk boleh lagi berharap kepada yang bukan mahramnya walaupun ia sangat berharap namun ia akan berusaha memegang syariat Allah yang telah di tetapkan.
Ia meruntuk lagi kala pagi hati tersenyum pada Della mengingatkan kembali pada saat masih masa SMA, Ilham tidak pernah lupa tersenyum walaupun jarak jauh pada Della. Sekarang ia telah belajar Ilmu Agama waktunya ia menerapkan dalam kehidupan sehari-hari agar Ilham tidak tersesat dati setiap perintah-Nya.
"Sayang ayo kita pulang pasti Nenek udah nunggu Sya di rumah. Kasian kalo lama nenek nunggu"
Sya perlahan luluh mendengar ucapan Ilham karena Sya sangat menyangi nenek Ibu dari Ilham.
"kak Della, Sya pulang dulu ya. Kakak hati-hati di jalan jangan lupa baca doa ya kak. Sya sayang kakak pokoknya"
Della tersenyum simpul, karena bahagia dengan ucapan Sya.
"kalo kamu bagi kakak indah kaya pelangi, hujan, sama, mentari. Mereka saling melengkapi walau terpisahkan kamu tau ketika Mentari pergi hujan datang menemani langit namun langit tak mau terlalu lama bersedih lalu datanglah pelangi sebagai pemberi warna yang indah. Mereka indah dengan caranya sendiri kaya kamu Sya buat kakak indah dengan cara kamu sendiri.
Ilham terpaku mendengar ucapan Della, bukankah itu kata-katanya dulu waktu Della merasa tak berguna di dunia ini Ilham menghibur Della menggunakan benda langit itu.
Rasanya ia ingin menangis saat ini, katakanlah ia lelaki cengeng! Namun, ingatlah lelakipun manusia biasa yang Allah berikan Tangis dan Tawa.
Della mengerjabkan mata, ia meruntuki ucapannya mengapa mulutnya dengan lancar mengucapkan kata-kata yang Ilham keluarkan.
Seketika keadaan menjadi canggung, Sya yang tak mengerti apa-apapun melihat kearah Ilham dan Della secara begantiaan.
"yaudah kak Della, Sya mau pulang dulu ya kak ya!"
Sya lalu turun dari pangkuan Della menuju kearah Ilham.
Ilham menggenggam tangan Sya, lalu mengucapkan salam pada Della "Mari Dell, Asalamualaikum"
"walaykumusalam." balas Della secara lirih
Tbc..
****
Sekian dan terimakasih Manis..
Jangan lupa baca Al-Quran, karena Al-Quran sebagai hudan petunjuk untuk umat yang beriman Manis-Manisku.See you next guys!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Makmumku
Espiritual"Iman itu tujuh puluh cabang lebih atau enam puluh cabang lebih yang paling utama adalah ucapan 'la ilaha illallah' dan yang paling rendah adalah menyingkirkan rintangan kotoran dari tengah. jalan" ( Hr: Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Abu Dawud, Im...