13. Hakikat Wanita

42 4 1
                                    

Islam senantiasa menempatkan  wanita sebagai makhluk yang sangat layak dan mulia.
Barang siapa yang memuliakannya, akan semakin mulia, dan siapa yang menghinakannya, maka ia pun akan semakin terhina di mata Allah dan RasulNya, bahkan di mata manusia itu sendiri.

Menjadi bidadari cantik

----

Della memasuki rumah yang sunyi karena setiba di rumah Ayah dan Bunda sudah tidur karena kebiasaan mereka mengerjakan sunnah Rasulallah yang tidur setelah selesai shalat Isya. Ayah dan Bunda tidak mengkhawatirkan Della karena sebelumnya ia telah di mintai izin oleh Ilham, awalnya Ayah tidak setuju Della pergi dengan Ilham karena takut menimbulkan fitnah namun karena ini keinginan anak kecil maka dengan setengah hati Ayah mengizinkan, asal dengan syarat jangan  terlalu malam.

Della memasuki area kamarnya sebelumnya ia mengucapkan salam. Tanganya melepaskan tas dan buku - buku untuk tesis. Kaki Della melangkah ke kamar mandi karena sudah tidak kuat lengket dan gerah.

--

Selesai mandi Della menuju kasur tak lupa ia memakai mukena berwana putih dan mushaf Al-Qur'an di tangan. Sebelum tidur ia terbiasa membaca Al-Qur'an dan dzikir - dzikir agar terhidar dari gangguan syaitan saat tidur.

Sebelum matanya terpejam Della tersenyum mengingat kebersamaan dengan Ilham ia jadi ingat cita dan harapan yang pernah mereka buat bersama.

"Kalo hati aku merapuh aku harap kamu jawaban segala keresahan hatiku dan mau menerima dalam keadaan baik buruk, aku harap kamu mau menua bersama aku dan tertawa melihat kebahagiaan anak dan cucu kita". Mata Della berbinar dan penuh harap ketika mengucapkan keinginan dan harapan kelak bersama laki-laki yang ada di sebelah Della.

Ilham terkekeh mendengar ucapan Della ia menoel pipi Della yang tembem dan tampak manis. "aku gak bisa janji sayang soalnya yang aku bisa saat ini cuma jagain kamu sekuat yang aku bisa dan yang terpenting buat kamu senyum terus kalo ada di samping aku dan buat kamu gak letih buat cinta sama aku"

Della terharu sekaligus kesal dengan ucapan Ilham. Wajah yang tadi nampak bahagia kini tertekuk "jadi kamu gak mau ya terus sama aku sampai tua, tega kamu sama aku aku gak ada yang sayang Ayah sama Bunda aku aja sering jauhin aku gara-gara aku bandel. Cuman kamu yang bisa nerima aku apa ada ya"

Ilham menghela napas"Dell, dengerin aku dulu aku bukan Tuhan yang bisa ngabulin segala keinginan kamu aku takut kalo aku janji aku gak bisa nepati. Aku manusia biasa Dell, yang aku bisa saat ini hanya usaha satu yang harus kamu tau aku akan tetap cinta sama kamu walau suatu saat kita berpisah"

Deg Della membisu mendengar ucapan terakhir Ilham, egois rasanya bila ia tetap menahan Ilham disini melarang segala cita-cita dan harapan Ilham.

Della menunduk lalu menghela napas "maaf kak"

Ilham tersenyum lalu merengkuh badan Della, kepelukannya. "Semoga kamu bisa jaga dirinya walau jauh dari kakak, jangan bandel perbaiki diri kamu, janhan benci diri kamu lagi kamu istimewa dengan cara kamu sendiri. Kaka percaya kamu akan jauh lebih baik dari Della yang kakak kenal sekarang"

Della hanya terisak dalam pelukan Ilham, dan waktu itu pun tiba perpisahan Della, dan Ilham. Ilham tidak mengabari kemana ia pergi, tanpa pesan dan kesan untuk terakhir kalinya. Mungkin malam terakhir kala masih di belakang sekolah menjadi salam perpisahan Ilham.

Tanpa terasa mata indah Della, mengeluarkan air mata pedih mengingat kebersamaan yang indah bersama Ilham namun disisi lain dia merasa dosa pernah melakukan hal yang dilarang Allah, mungkin ini cara Allah agar Della tidak semakin terpesok pada dosa yang sangat di murkain oleh Allah. Perlahan matanya tertutup menutup segala kerisauan hati harap semoga lebih baik dari kemarin.

---

Saat berjalan menuju kampus mata Della tanpa sengaja melihat seorang pemuda yang sedang membantu seorang nenek tua berdagang tanpa malu pemuda itu menawarkan dagangan banyak orang yang menghampiri karena merasa tertarik dengan dagangan yang di tawarkan.

"ah Mas jangan di tawar-tawar lagi dong. Ini tuh harganya udah segini kasian dong sama nenek saya udah cape masak dari subuh buat dagang eh harganya malah di murahi padahalnya mas bahan makanan sekarang lagi naik-naiknya. Coba mas nawar kelestoran auto mas-nya di usir"

"udah nak gpp jangan ambil pusing mungkin rezeki nenek cuman segini, itung-itung sedekah juga buat nenek nabung di akhirat" ujar nenek itu seraya tersenyum.

"ehh gappa nek bener kata Masnya hhe maaf saya ya nek" ujar pemuda yang tadi menawar dagangan nenek.

Della tersenyum melihat pemadangan di serbang jalan sana Ilham, tetap seperti dulu membantu tanpa melihat siapa orang itu memuliakan wanita dengan caranya sendiri. Ah bagaimana gerangan perasaan aku ini batin Della.

Tbc.

Dia MakmumkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang