Chapter 9

6.2K 340 47
                                    

Happy Reading!!!
.
.
.
.
.
.
.
.

Sudah 3 hari keadaan Gulf seperti itu, tidak ada perubahan, dan selalu mengeluh perutnya tidak enak, saat ini pasangan MewGulf masih dirumah Mew, karena Mommy rani tak mengijinkan pasangan itu pulang, ia terlalu khawatir dengan keadaan calon menantunya.

Sudah ratusan kali Mew membujuk Gulf untuk diperiksa ke dokter, ia takut kalau orang yang dicintainya kenapa-kenapa.

Hoekkk

Hoekkk

Hoekkk

Ini sudah ke-4 kalinya Gulf muntah-muntah, bahkan yang keluar hanya air, Gulf tak mau makan dengan alasan mulutnya pahit jika makan.

Mew menghampiri Gulf, dan memijat tekuknya, kemudian membasuh mulut Gulf dengan air bersih, dan tanpa aba-aba Mew menggendong Gulf untuk dibawa ke rumah sakit, persetan dengan omongan Gulf, ia terlalu khawatir.

Ia mengendarai mobilnya menuju rumah sakit terdekat, berteriak bak orang kesetanan.

"Dokter!!!!!" teriak Mew, orang yang ada disana hanya bisa menatap bingung pada Mew yang sambil menggendong tubuh lemas Gulf.
"Dokter!!! Tolong tangani kekasihku, lakukan yang terbaik, kumohon." ucap Mew sambil memohon.

30 menit menunggu, dokter pun keluar, ia memanggil Mew.

"Keluarga pasien?" tanya dokter
"Aku kekasihnya" jawab Mew
"Ikut aku, keruangan ku" ucap dokter tersebut
Mew mengangguk sambil mengikuti dokter tersebut.

Sesampainya di ruang dokter tersebut, Mew segera menanyakan keadaaan kekasih hatinya itu.

"Jadi, kekasih saya kenapa dok?" tanya Mew penasaran
"Kekasih anda tidak apa-apa, gejala yang dialami N'Gulf, seperti pusing, muntah, dan sakit perut, itu menunjukan N'Gulf sedang berbadan dua dan saat ini usianya 5 minggu" jelas dokter tersebut
Mew memproses ucapan dokter tersebut, otak pintar nya mendadak menjadi lemot.
"Maksud dokter?" tanya Mew tak mengerti
"Kekasih anda sedang hamil, tapi keadaan nya sangat menghawatirkan, jadi kami meminta persetujuan anda agar kekasih anda mau dirawat inap" jelas sang dokter panjang lebar.
"Maksud dokter... Gulf-ku hamil, hamil anak kami?" tanya mew
Doktee tersebut menggukan kepalanya
"Lakukan yang terbaik untuk kekasih saya dok, berapapun biaya nya pasti akan saya bayar" ucap Mew dengan senang
"Baiklah, saya akan melakukan yang terbaik" ucap dokter sebari tersenyum tulus
"Saya permisi dulu" ucap Mew sambil melakukan wai pada dokter tersebut

Mew memasuki ruang rawat Gulf, Mew meminta agar Gulf ditempatkan di ruang rawat VVIP, agar Gulf nyaman.

Ia memandang wajah kekasihnya dengan penuh kasih sayang yang tulus, ia mengusap perut datar kekasihnya, yang dalam jangka beberapa bulan pasti akan membuncit, membayangkan saja membuat hati Mew senang.

"P-Phi" panggil Gulf sstelah bangun dari tidurnya
"Ada apa Nong? Mana yang sakit? Beritahu Phi!" ucap Mew
"A-air" ucap Gulf
Dengan segera mew mengambilkan minuman untuk Gulf, dengan penuh hati-hati ia membantu Gulf untuk minum.
"Phi? Aku sakit apa?" tanya Gulf
"Dengarkan Phi, disini ada kehidupan yang harus kita jaga" ucap Mew sambil mengelus perut Gulf
Gulf menitikan air matanya, ia tak menyangka akan memberikan keturunan pada Mew, ia sangat bahagia.
"Heyy... Jangan menangis, kita akan menjaganya bersama, apa kau kebaratan dengan ini?" tanya Mew, pasalnya ia khawatir kalau Gulf menolak bayi yang di kandungnya
"Aku bahagia Phi..." ucap Gulf

Mew langsung memeluk Gulf dan memberikan kecupan di mata, hidung, kedua pipinya dan terakhir di bibir sexy nan menggoda milik Gulf.

"Terima kasih sayangku" ucap Mew tulus
"Bagaimana kalau minggu depan kita ke rumah orang tuamu?" tanya Mew
"Jika kau mau melamarku, lamar aku dengan 20jt bath dan sebuah rumah" ucap Gulf menantang
"Siapa takut? Lagipula didalam sini ada bayi kita" ucap Mew

💙🄼🄴🅆🄶🅄🄻🄵•HÈ Ì§ MɎ lÌ£È 💙(END)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang