4

81 42 3
                                    

Seorang gadis berlari menyusuri koridor sekolah dengan tergesa-gesa, barusan ia mendapat kabar dari Ilham, kekasih Riva yang merangkap menjadi teman dekat Anta. Ilham memberi kabar bahwa Anta sedang dirayu oleh Sarah, wanita yang belakangan ini sangat gencar menarik perhatian Anta-nya. Sempat tersandung batu dan membuat lututnya lecet, Tirta tetap berlari, jangan sampai Anta diculik Sarah. Ia tak akan pernah memaafkan batu itu jika memang terjadi.

"Antaaa" teriak Tirta dari ujung koridor. Ia semakin berjalan cepat melihat tangan sarah yang menggenggam bahu Anta

Bahu?

Tidak boleh. Bahu itu mikik Tirta! Tempat ternyaman dirinya saat dimanapun dan kapanpun, sandar-able, peluk-able.

"Sarah lepas"

Sontak sarah melepas genggaman tangannya dari bahu Anta, melihat Tirta yang terus mendekat membuat Sarah jadi salah tingkah, sedangkan Anta biasa saja. Karena Anta tak akan pernah disalahkan. Tirta selalu akan mengatakan 'yang salah itu dia bukan kamu, dasar cewek genit!'

"Ta, aku enggak maksud gitu" ucap sarah takut, bisa gawat kalo Tirta mengamuk disekolah, ia masih sayang dengan hasil catokan rambutnya pagi tadi

Tirta jengah dan menarik tangan Sarah agar menjauh beberapa meter dari Anta, nanti Anta gatel. "Bodo, ayok, An" ajaknya sambil menarik tangan Anta menjauh dari si genit!

Anta memberhentikan laju jalannya dan menunduk tepat dihadapan Tirta. Gadis itu tersenyum, mungkin ini saat nya. "Aku terima kok, An" ujar nya dengan tingkat percaya diri yang sudah melambung tinggi keangkasa

Kening Anta berkerut, terima? Apa yang diterima? Ia mencoba mengerti dengan arah pikiran Tirta, namun tetap ia tak mengerti "Terima apaan, Ta?" Tanya nya polos. Ia memang benar-benar tak mengerti, bukan pura-pura tidak peka.

"Kamu mau nembak aku kan, An?" Tirta bertanya dengan tanpa malu dan tanpa ragu. Ya, Ratu memang bebas melakukan apa saja!

Anta berdiri lalu menjitak kening Tirta gemas, sang empu memanyunkan bibir tak terima, sakit!

"Makanya jangan ngawur" kemudian Anta berjongkok lagi

Tirta jengkel, ia tetap mengomel tak jelas, 'terus ngapain jongkok-jongkok kayak mau ngelamar' seperti itulah kira-kira.

Sayup-sayup Anta mendengar Ocehan Tirta, tidak ia hiraukan. Ia mengambil tali sepatu yang ikatannya telah lepas, kemudian ia mengikatnya lagi dengan kuat agar tak lepas. Setelah selesai ia tak sengaja melihat luka goresan di lutut gadis itu "Kamu jatuh dimana, Ta?" Tanya nya dengan nada khawatir

"Di hati kamu" jawaban ngawur Tirta

Anta menjawil pipinya gemas "serius"

"Penyanyi?" Tanya Tirta yang mulai gila

"Itu Tulus" Anta mulai gemas lalu membekap wajah gadis itu diketiaknya

Tidak mendapat respon seperti pukulan atau amukan, Anta heran. Ni anak masih napas kan?

"Ta?" Anta menjauhkan kepala gadis itu dari ketiaknya, mungkin saja dia pingsan karena kehabisan napas. Namun prasangka yang sempat diduga salah besar. Karena nyatanya Tirta malah senyum seperti orang gila "Ketiak kamu, harum kayak kasturi, An" kemudian ia memajukan lagi kepalanya didepat ketiak Anta "Jangan gila, Ta" kemudian Anta berlari menjauh. Tirta Gila!

Dikelas, Tirta bersandar di bahu Anta uring-uringan. Guru hari ini tidak masuk dan hanya memberi tugas. Seperti biasa, anak-anak lain sibuk dengan permainnya masing-masing menyisahkan beberapa orang saja yang memang benar-benar mengerjakan tugas, Anta salah satunya.

Tirta bosan, ia putuskan untuk menggangu teman-temannya. Ia mengedarkan pandangan untuk mencari korban, Riva dan Ilham. Sesekali ia mengganggu orang pacaran, dapat pahala kan?

"Ta" panggil Riva yang kesal. Bagaimana tidak, Tirta tiba-tiba datang lalu duduk ditengah-tengah nya, mengganggu suasana.

"Pengen ikut pacaran" ucapnya tak berdosa

"Enggak. Situ ganggu Anta aja, Ta" usir Ilham dan disetujui oleh Riva.

Dasar dua sejoli ini. Tirta tak langsung menurut, ia menidurkan kepalanya ke kaki Riva, kemudian ia selonjorkan kakinya ke Ilham, "Pijit" titahnya. Ratu mah bebas!

"An, liat ni Ratu lagi resek" teriak Ilham kencang

Mendengat namanya disebut, Anta langsung menoleh kesumber suara. Tirta? Sejak kapan gadis itu sudah berpindah?

Anta beranjak dari kursi kemudian menarik tangan Tirta untuk berdiri, Tirta sempat melakukan perlawanan tapi Anta tetap menarik paksa tangan Tirta. "Kotor" ujar Anta sambil menepuk pelan seragam belakang Tirta yang tampak berdebu

"An, kayaknya pacaran enak, pacaran yok" celoteh Tirta tiba-tiba. Anta sedikir terkejut, hanya sedikit karena ia sudah biasa di ajukan pernyataan serta pertanyaan konyol seperti itu

"Enggak" bantahnya

Tirta cemberut, lalu memukul lengan Anta beberapa kali.

Tanpa ancang-ancang, Anta memikul badan Tirta dipundak, seperti membawa karung. Teriakan Tirta mengundang banyak pasang mata untuk menyaksikan kehebohan yang dibuat oleh suara itu. Banyak yang iri melihat hubungan mereka yang terlihat romantis, padahal jika mereka benar-benar tahu kebenarannya, kata romantis sepertinya tidak cocok untuk mewakili mereka berdua.

"An, pusing"

Anta mendudukan badan Tirta keatas meja, gadis itu memegang kepala sambil menampilkan wajah seperti korban teraniaya. Korban teraniaya? Lebih tepatnya dia itu pelaku.

"An, aku pusing, mual"

Anta berlari kearah mejanya lalu mengeluarkan air mineral kemasan dan cepat memberikannya ke Tirta "minum" titahnya.

Setelah Tirta minum, ia menyerahkan botol kemasan itu ke Anta. Melihat ada banyak bulir keringat dipelipis gadis itu, membuat Anta mengusap kening Tirta dengan pelan

"An, kayaknya aku hamil"

Niat hati ingin menyeka air keringat, Anta malah gemas lalu menonyor kepala Tirta "Kalo ngomong itu mikir-mikir. Nanti ada orang lain denger bisa salah paham"

"Tapi aku pusing, An" ucapnya sambil memegang kepala "Mual juga" lanjutnya lagi dengan wajah memelas.

"Kamu udah pernah ngelakuin?" Tanya Anta langsung. Sebenarnya tanpa ditanya pun Anta sudah tahu jawabannya, meskipun Tirta sedikit Gila, tapi ia wanita baik-baik.

"Kalo bukan sama kamu, aku gak akan pernah mau" ucapnya tak tahu malu. Memang Tirta tak punya malu.

Anta geleng kepala, manusia yang berada di hadapannya kini? Apa benar manusia?
Tirta gak ada otak!





Bagaimana? Masih mau baca ANTA? Saya harap masih☺

Selamat hari minggu gaes🤗

Wassalamu'alaikum❤

ANTA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang