"Ta, kayaknya Pak Adit lagi kerasukan deh" Riva memperhatikan sosok Adit yang sedari tadi mondar mandir dari ruangannya ke meja Tirta sambil bersenandung ria, tak lupa pula lelaki itu menyapa setiap orang yang ia lalui
Terlihat April yang menganggukkan kepala karna setuju dengan perkataan Riva. Memang Adit tidak pernah seperti ini.
"Dia kerasukan jin Korea"
Riva dan April sontak mengalihkan pandangan mereka ke sosok wanita yang baru saja berujar, kemudian mereka saling pandang saat melihat Tirta yang tertawa mendadak seperti orang gila.
"Kayaknya lo deh yang kerasukan jin" ujar April sambil menatap Tirta menyelidik. Iya, dia yakin Tirta yang baru saja kerasukan. Kemudian ia bergidik ngeri sendiri lalu melangkah pergi ke mejanya
Riva yang berada di meja Tirta pun ikut undur diri karena Tirta yang tak kunjung sadar, wanita itu masih tertawa. Tirta gila.
"Lah emang iya dia kerasukan jin Korea"
Selama hampir beberapa jam ia duduk di kursi, kini jam menunjukan pukul 12 tepat, yang artinya waktu istirahat bagi para pegawai. Seperti anak sekolah yang riang saat istirahat, para pegawai kantor juga sama. Mereka butuh waktu untuk mengisi energi yang akan digunakan hingga menjelang sore, dan tempat yang paling jadi incaran para pegawai kantor ini adalah warung nasi pak wawan yang letaknya berada disebrang kantor. Tinggal menyebrang, dan sampai.
Tirta mencari keberadaan Riva yang sudah menghilang, rencananya ia akan menelpon kontak wanita itu namun urung saat melihat ada catatan kecil yang tertempel di monitor komputernya
'Ra, gue makan siang bareng Putra'
Tirta mendengus kesal, ia cemburu temannya makan siang bersama sang kekasih, bukan cemburu seperti yang kalian pikir, Tirta masih normal loh ya.
"Ta, makan bareng yuk" April datang sambil merangkul pundaknya "Bareng Aji juga"
Ahh, ia sedang tak ingin menjadi kambing congek. Iya, dia sudah mendengar rumor-rumor mengenai hubungan April dan Aji yang mereka sembunyikan tapi sudah diketahui oleh orang-orang kantor, jadi untuk apa disembunyikan? Kadang Tirta tak habis pikir dengan jalan pikir mereka
Sebelum Tirta menjawab, April sudah lebih dulu menariknya untuk ikut. Jadi mungkin ini sudah takdirnya menjadi kambing congek, tapi untuk hari ini saja. Karena besok ia akan menarik Anta pulang ke Indonesia. Mimpiii...
Selama berada di lesehan pak Wawan, Tirta hanya bisa bernafas jengkel sebab melihat dua sejoli yang terus saja mengumbar kemesraan, jadi ini yang disebut sembunyi-sembunyi?
"Gue ngerasa kayak kambing congek tau nggak"
"Ihh Ta, kita tu enggak ada apa-apa" April yang menjawab
"Enggak ada apa-apa gimana, kalian enggak sadar sama~" Tirta tidak bisa melanjutkan bicaranya karena sumber suaranya tertutup oleh tangan kekar yang sudah pasti tangan lelaki
"Pak Adit" kini Aji dan April yang kaget karena kedatangan sosok Adit yang mendadak
Adit duduk tepat di samping Tirta yang termangu dan berhadapan dengan Aji yang tampak kikuk
"Bapak kenapa disini?" Tirta yang bertanya mewakili pertanyaan dari kedua temannya
"Saya mau makan"
"Tumben"
Adit menatap wajah datar dari wanita yang berada disebelahnya, "Tumben?" Ia membeo
"Biasanya bapak kan makan di Resto bukan di lesehan" Tirta memperjelas pertanyaannya
Adit tersenyum "Karena kamu makan disini, jadi saya juga" jawabnya dengan jujur, dan sudah pasti mengundang lirikan dari tiga orang yang berada didekatnya
'Karena ada Tirta disini'
'Karena ada Tirta disini'
Sepotong kalimat itu terus menerus berputar dikepala April maupun Aji, sedangkan Tirta terus berusaha memahami arti dari 'karena ada gue disini'
Maap ya pendek part ini, nanti deh panjang-panjang. Sepanjang jalan kenangan gue ama mantan🙄
Wassalamu'alaikum🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTA [On Going]
Teen FictionIni cerita tentang penantian Tirta dan cerita tentang Ananta yang memilih untuk tetap pulang meski ada banyak sekali peluang untuk pergi dan menghilang. -ANTA- ▪Dibuat pada 1 Mei 2020🌻 Bukan seorang penulis, hanya saja saya terispirasi dari seseora...