Tirta's Pov
Hari minggu. Dimana hari ini adalah hari yang akan kuhabiskan bersama pak Adit untuk pergi ke Bandung menemui client. Tadi pak Adit bilang hendak pergi pukul 10 pagi, sepertinya aku masih memiliki cukup waktu untuk menonton Drama satu episode. Mengingat sekarang baru pukul 8 pagi. Akhirnya aku menyalakan laptop dan memulai ritual biasa saat liburan, ngedrakor.
Tanpa sadar aku sudah menghabiskan 1 episode drama korea yang berkisahkan tentang kerajaan, sebenarnya jika tak ada janji dengan pak Adit, mungkin aku akan melanjutkan menonton hingga larut malam, seperti minggu-minggu biasanya. Tapi ya sudahlah, janji adalah hutang, kan?
Akhirnya aku bersiap-siap agar nanti saat pak Adit sampai, kami bisa langsung bergegas pergi ke Bandung
Aku mengenakan kaos putih pendek dipadukan dengan jeans berwarna hitam, dan untuk hari ini rambutku yang panjangnya se-bahu aku biarkan tergerai.
Aku membuka ponsel ku yang beberapa saat lalu berdering, saat kulihat ternyata memang benar, pak Adit yang mengirim pesan mengintrupsikan agar aku keluar karena ia sudah menunggu diparkiran bawah apartement.
Tak lupa aku membawa peralatan make up seadanya, siapa tau nanti aku membutuhkannya saat perjalanan.
🌼🌼🌼
"Ta, bangun"
Aku terbangun saat merasakan tepukan pelan dikedua sisi wajahku, ternyata pak Adit yang sedang berusaha membangunkan.
Apa? Membangunkan? Jadi aku ketiduran?
Dengan cepat aku membuka mata dan melihat sekeliling, aku bisa melihat wajah pak Adit yang tampak kaget. Mungkin ia kaget melihatku yang tiba-tiba bangun.
"Maaf pak, saya ketiduran"
"Iya enggak pa-pa. Ayo turun"
"Udah sampai pak?"
Aku melihat ia mengangguk, dan keluar dari mobil. Sebelum aku keluar, aku memperhatikan penampilan wajahku dulu di layar ponselku. Bisa gawat jika ada jejak pulau di wajahku, kan?
Aku memoles sedikit liptint ke area bibir dan di kedua pipiku agar terlihat lebih merona. Biasanya jika wanita normal maka akan menggunakan blush on, tapi untuk wanita sepertiku sudah cukup dengan liptint.
Aku keluar dan mengikuti langkah pak Adit dari belakang. Lelaki itu tampak keren dengan pakaian yang casual. Kaos hitam pendek yang menampakkan otot-otot bagian lengannya, dan sepertinya kaos itu cukup kekecilan karena membuat roti sobek pak Adit terlihat sangat jelas. Dipadukan dengan celana jeans hitam dan sepatu putih
Aku duduk tepat disebelah pak Adit yang saat ini sedang menelpon seseorang, mungkin client yang akan mereka temui.
"Pak, client nya belum datang?" Aku bertanya saat pak Adit sudah memasukkan ponselnya kedalam saku celana.
"Belum Ta, katanya sih sebentar lagi"
Aku mengangguk lalu memainkan ponselku. Tak lama itu seorang pelayan datang bersamaan client yang dimaksud pak Adit. Kami mengobrol membahas rancangan pernikahan setelah memesan minuman.
Cukup lama kami mengobrol karena client yang banyak permintaan. Ingin membuat pesta mewah dengan anggaran dana yang kecil, membuatku dan pak Adit sedikit jengah. Selama aku bekerja bersama pak Adit, aku sering mendapati client semacam itu. Tapi aku salut melihat pak Adit yang terus sabar menanggapi permintaan para client dan tak jarang pula memberi solusi terbaik untuk memudahkan client
Client itu pulang setelah menandatangani kontrak kerjasama di kertas yang tadi pak Adit sediakan, akhirnya setelah banyak berdiskusi, client itu menerima saran dari pak Adit.
"Hahhh" pak Adit langsung meminum jus nya hingga setengah, seperti orang kehausan. Ahh dia memang kehausan karena sejak tadi ia belum minum dan terus berbicara membahas rancangan
"Capek saya, Ta"
Aku tersenyum melihat pak Adit yang memejamkan mata setelah meminum jusnya
"Istirahat dulu aja, Pak"
"Enggak pa-pa, sudah biasa" ia menjawab dengan masih memejamkan mata.
Kemudian hening menyelimuti kami. Aku melihat pak Adit yang masih memejamkan mata. Apa lelaki itu tertidur?
Baru saja hendak aku dekati, tapi tiba-tiba matanya terbuka dan melihatku "Ta, jalan-jalan yuk"
Aku termangu mendengar ajakan pak Adit. Jalan-jalan?
"Kemana pak?"
"Kemana aja, mumpung lagi di Bandung. Sekalian refresing juga, saya tau kamu tidak pernah jalan-jalankan selama liburan"
Ingin sekali rasanya aku pukul kepala pak Adit. Enak saja tidak pernah jalan-jalan, bahkan setiap minggu aku pergi ke Korea untuk menikmati liburan. Dalam imajinasi
Iya sama, Ta. Aku juga sering kok keliling dunia, sama Ji chang wook. Terus pas lagi jalan-jalan ke tempat-tempat wisata romantis, ehh dilamar sama JCW. Terus aku mikir pengen terima apa enggak, karena udah terlanjur ngasih harapan sama Lee min Ho🤔
Disitu aku bener-bener pusing, pengen milih siapa😑 coba aja semuanya cuman halusinasi, jadi aku enggak usah capek2 mikir buan tentuin pilihan🙄
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTA [On Going]
Teen FictionIni cerita tentang penantian Tirta dan cerita tentang Ananta yang memilih untuk tetap pulang meski ada banyak sekali peluang untuk pergi dan menghilang. -ANTA- ▪Dibuat pada 1 Mei 2020🌻 Bukan seorang penulis, hanya saja saya terispirasi dari seseora...