Pagi hari
"Rin... Lo tau gak robin babak belur tau gak" ucap Anjelica
"Iya katanya habis balap liar. Sejak kapan ya robin kek gitu, itukan dunia malam. Dia kan anti" ucap Dahsya
"Udah tau gua"
"Tau dari mana rin?" Tanya Dahsya
"Jangan jangan sabrina yang sakit in robin. Cinta di tolak balas dendampun melanda" ucap Karan
"Apa maksud lo?" Ucap sabrina
"Ya kalo lo tau, kita semua baru tau ya harus curiga ama yang lebih tau dahulu lah" ucap Karan
"Kok lo nuduh gue sih tanpa bukti"
"Ya jelas... biasanya kek gitu!" Ucap karan
"Lo apaan sih ran nuduh yang engga engak?" Ucap Anjelica
"Iya lo iri juga kan gak bisa dekat sama robin walau jadi temannya?" Tambah Dahsya
"Gue gak iri PERMISI CEWEK MURAHAN!!" karan menabrak sabrina hingga sabrina terjatuh ke lantai
"Lo minta maaf ama rina" ucap Victory
"Ha? Sama pembunuh?"
"Dia gak mencelakai robin! Yang mencelakai robin itu aku" ucap Victory, yang sontak membuat sabrina kaget serta naik pitam.
"Kamu? Wow ternyata aku salah paham!" Ucap karan
"Makanya jangan terlalu sering menghakimi orang" ucap victory
"Baiklah baiklah. aku permisi!" Ucap karan sambil tersenyum sinis.
"Lo bilang apa tadi vic?" Ucap sabrina yang sudah marah
"Aku akan jelaskan semuanya, tapi tak di sini!"
"Baiklah istirahat nanti aku tunggu di Rooftop" ucap Sabrina lalu berlari ke kelas.
Bagi sabrina tak ada bedanya antar arga dan robin. Walau dia lebih mencintai robin namun nyawa hanya satu jika sudah hilang tak akan pernha kembali.
Kelas*
"Rin lo beneran nanti mau ketemuan ama victory?"
"Iya"
"Rin pikirin matang matang lo rin" ucap Dahsya
"Gak bisa sya, hanya hanya satu. Kalo seandainya kemarin gue gak ketemu mereka berdua kemungkinan kecil Alsya akan menangis jika Robin sakit lebih dari apapun. Pak Luwis juga akan menangis melihat Arga murid talentanya kesakitan"
"Arga?" Ucap dahysa dan Anjelica keget
"Ya Arga juga sala satu korbannya!"
"Apa yang di pikirkan dia...?" Ucap Anjelica
"Gue gak mau menebak, gue perlu mendengar penjelasan langsung darinya!" Ucap Sabrina
"Eh tegang amat. BTW my honye gue mana?" Ucap Andini yang nimbrung di antara mereka
"D..ia.." ucap Anjelica gugup
"Dia di rumah kesiangan" ucap Sabrina
"O baiklah"
Kedua temannya itu melihat Sabrina seolah ini bukan sabrina yang mereka kenal.
"Rin..."
"Mem?"
"Lo kenapa? Cerita Rin?"
"Gue takut..."
"Takut kenapa? Lo gak ngembunuh orang kan?" Ucap Anjelica
