Namaku Nadia Shafira, Senang rasanya aku kini sudah di masa abu-abu, bersama sahabat yang kusayangi. Kak Nando ia kakak yang paling baik sejagat raya dan Shaffara sahabat sejatiku.
Tapi ini hari terburuk yang akan ku jalani, aku harus menghadapi masa persami yang wajib untuk anak yang baru masuk . Kalian tau kan takut banget lihat senior yang galak, dan pasti kita selalu salah.
"Nad, turun udah ditunggu Affa" Teriak Bunda dari bawah
"Iya bunda nad turun"
ih semangat banget sih Affa mentang-mentang mau ngecengin cowok-cowok dan senior. Maklum Affa centil banget. Beda banget aku dan affa. Terasa aneh jika orang-orang melihat aku dengan affa, memang untuk style aku dan affa beda jauh. Tapi kami selalu cocok dan nyaman. Karena Sahabat itu saling melengkapi bukan hanya cocok saja.
Aku memandangi sahabatku itu benar dia sangat modis sekali, kalau aku cowok pasti deh rela ngantri jadi pacarnya . Sedangkan aku apaan? Cowok aja mandangnya ogah gitu ! Aku suka apa adanya , Rambut kuncir kuda tanpa make up , beralas converse dan memakai tas gendong. Siap sekolah. Karena hari ini kami masuk untuk pengarahan Band acara pensi nanti malam. Maklum lah aku Anak Band 'dadakan' .
"Busyet dah , mau ke arisan mbak ?" Cibirku ke affa
"Apaan syirik aja, bilang aja kamu fansku"
"Idihh, mending ngefans sama mpok nori "
"Mau berangkat gak ? telat nih " Affa mengalihkan pembicaraan yang gak penting ini.
"Bunda .. Nad berangkat , sampein salam buat kak Nando"
"Tante .. Affa berangkat" Pamit Affa.
Setelah kami berpamitan , Kami berangkat. Di perjalanan kami tak hanya diam, Affa menggunakan untuk latihan lagunya dia Vokalisnya dan aku Bassis dong Rockstar gitu.
***
Sesampai disekolah , aku mencari ruangan buat gladi resik. Dan tanpa sengaja menabrak seorang lelaki.
"Maaf kak nggak sengaja "
"gpp kok, kamu anggota band buat pensi kan ? " Tanyanya . Ohmaigat kenapa lupa ? namanya Kak Hervin ketua panitia ini.
"Eh..iya kak , tapi bingung tempatnya dimana? " Aku menggaruk kepalaku yang tidak gatal.
"Ikuti aku, karena aku juga akan kesana memandu langsung"Aku hanya mengangguk pelan, Dan baru sadar kalau tadi dibelakangku Affa menatap kak Hervin penuh kagum.
Kami bertiga berjalan ke tempat gladi resik.
"Kalian cepat kemari, kita akan latian 5 menit lagi. 2 lagu yang akan kalian bawakan nanti Greenade dan Ku ingin kau mati saja" Kata pak Tono , pembimbing kami.
Seneng deh bawain lagu yang rock gini. Untung saja Affa itu suaranya buat nyanyi apa aja cocok. Dulu pernah nyanyi dangdut karena terpaksa tetangganya nikahan dan penyanyinya kkecelakaan saat ke resepsi. Wahahaha pengen ketawa kalau liat Affa ngebor lucu banget deh.
"Saya minta kalian perkenalkan diri satu-satu" Kata pembimbing itu
"saya Roni, pegang drum"
"Iwan , pegang melody"
"Ibaz , pegang akustik"
"Devara, panggil aja ara. Pegang keyboard" Emm senyumnya manis sekali. Serasa ada sesuatu di tubuhku saat ara tersenyum.
"Shaffara, panggil aja affa . Aku vokalis"
"Nadia, Aku bassis"
Setelah berkenalan kami mulai berlatih, untung sekali ternyata mereka tanggap. Cepat sekali aku berlatih dan bisa emm senang rasanya.
****
Acara persami sangat melelahkan, sorry ga bisa cerita panjang banget ntar . Kini saatnya kegiatan pensi.
Kami sepakat menamai band dadakan kami 'DeathLine' bukan semacam aliran metah ya. Karena band kami seperti dikerjar deadline.
2 Lagu sudah kami persembahkan untuk pensi ini. Penonton antusias bertepuk tangan, layaknya penonton bayaran. Sumpeh dah kagak bayar penonton.
"Aaa...Selamat kalian hebat" Affa berteriak di balik panggung dan berpelukan ber6.Tapi saat Ara memelukku ada yang aneh deh . Apa ya ? Rasanya sangat berbeda ! Aku memikirkan hal itu, sampai akhirnya ada seseorang menarikku.
"Hmm..Ada apa kak"
"Selamat kamu hebat"
"Nggak kok kak kawan2ku yang hebat, aku biasa aja hehe"
"Nggak kok, kalian lanjutkan aja bandnya" Aku hanya mengangguk
"Emm.. Aku boleh minta nomor kamu"
"Eh??" Apa ini motifnya.
Maaf kalau jelek, comment dan vote nya aku tunggu ya. Baca ju
KAMU SEDANG MEMBACA
Forbidden Love (Lesbian)
Teen FictionDisini aku, dulu waktu SMP ayah melarang keras aku berpacaran, karena itu gak penting katanya. Kalau cinta sudah datang apa yang bisa aku lakukan? Demi ayah aku rela menepis cintaku, memandang lelaki itu tak menarik sama sekali. Dan inilah awal masa...