Chapter 11

50.3K 1K 20
                                    

Ara POV

Hari ini aku janjian dengan 'Deathline' ke FX . Ntah kebetulan atau apa , Reno sepupuku mau kesana. Aku barengan aja, daripada sendiri. Nadia gak bisa barengan aku dia nganter sepupunya gitu sih. Yaudah lah ya barengan Reno aja daripada sendirian.

Reno mengajakku ke sport station karena temannya sudah menunggu disana. Aku berjalan ke arah sana dari kejauhan aku menatap punggung itu, pemiliknya tak asing lagi buat aku . Aku tersenyum tipis melihat orang itu NADIA SHAFIRA bersama Hervin. Cih.. tau gini aku berangkat sendiri aja biar nggak tau hal menyakitkan ini.

Teriris hatiku teriris, Reno menggoda Hervin . Itu bukan menggoda itu ngasih kode buat Nadia. Dasar Reno sepupu gak guna.

Aku pamit ke mereka , aku udah gak kuat nahan air mata ini. Aku ngacir dan kulihat mataku membengkak menahan tangis.

JEDERRRRR...

pintu itu ku banting sekencang-kencangnya dan aku mendengar namaku dipanggil oleh orang yang aku sayang dia Nadia. Oh , yaampun Ara begok . Ntar kalau Nadia tanya kenapa aku jawab gimana coba? Pasti dia ngira aku cemburu sama dia karena aku suka Hervin, padahal kan kebalikannya. Tapi , kalau aku jawab gitu , pasti dia ngejauhin aku. Atau aku jawab aja ya , aku suka sama Hervin ? Biar Nadia menjauh ? Good idea. Jadi Nadia lebih jaga jarak sama Hervin dan aku mudah mendekatinya.

Aku membasuk mataku yang sembab ini dengan tisu basah ditanganku. Aku mengoleskan make up ke wajahku untuk menutupi wajahku yang sembab ini. Oke, aku harus jalankan misi ini dimulai keluar dari tempat ini dan menemui My beby Nadia Shafira.

"Ra..."

"Iya , Nad " Jawabku sok tenang padahal hatiku amburadul.

"Kamu kenapa ? " Aku hanya diam.

"Ra .. Kamu cemburu ya ?" Tanyanya dengan ragu-ragu. Iya Nad, aku cemburu pake banget. Aku tanpamu bagaikan nasi kucing tanpa karet.. Ambyar...

"Ra.. Pliss jawab jujur, Kamu suka Hervin ? " Nggak Nad aku sukanya kamu , Kalo nggak kamu aku gamau.

Aku tak menjawabnya , aku hanya mengangguk. Biar deh Nadia taunya gini, biar dia ngejauhin Hervin.

"Ra , Sorry..Aku akan ngejauhin dia dan aku janji deh bakal comblangin kalian" Sono deh jauh-jauh , tapi kalau jauh gimana mau deketinnya ? Aneh ni orang.

"Gausah Nad, biar dia aja yang peka sendiri" Gaakan aku biarin kamu comblangin aku dan Hervin, yah kebanyakan cerita , orang ntar jadiannya sama yang comblangin sendiri. Yakali kalau sama aku nahlo kalau sama Hervin ? Bunuh aja bang hayati..

"Demi persahabatan kita, aku akan menjauhi Hervin Ra. Dan aku itu nggak ada hubungan apa-apa sama dia" Harus tuh Nad, dan jangan demi persahabatan kita. Demi cinta kita Nad. Syukur deh kalau nggak ada Rasa.

"Makasih Nad.." Kami berpelukan , tapi aneh kayaknya Nadia sedih banget. Semacam nggak rela. Apa dia benar-benar suka Hervin ? Ah bodo yang penting Nadia akan jaga jarak dengan Hervin. Ini usahaku untuk mendapatkan Nadia, Usaha keras itu tak akan menghianati.

Nadia POV

Seperti batu yang terus dihujani lama-lama akan terkikis . Itu hatiku sekarang, kalau kalian ingin tau rasanya hatiku ambil sambal dan kecap lalu usapkan ke wajah kalian pedih dan keruh (jangan di coba aku hanya bercanda). Kenyataan yang pahit melihat orang yang kita sayang memilih orang lain. Semacam cinta segitiga eh lebih pasnya cinta jajar genjang. Ara memintaku untuk menjauhi Hervin itu gak masalah. setidaknya Ara tak memintaku menjauhinya. Tapi, Ara mencintai Hervin itu masalah yang terbesar.

Aku hanya menampilkan senyum palsu . Hanya berbicara singkat saat di tanya temen-temen. Aku ingin segera pulang aku ingin menangis. Meluapkan rasa pedih ini. Tapi sayang Wildan masih ada event 2shoot dan aku tak tega meninggalkannya ini sudah malam dan Wildan buta Jakarta.

Forbidden Love (Lesbian)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang