Chapter 20

45.3K 798 11
                                    

Hari yang paling aku tunggu kini telah tiba. Bukan , bukan aku saja yang menunggu. Hampir semua pelajar menunggu hari ini. Tapi sebelum menyambut hari libur esok, Pagi ini bundaku akan membawa buku yang sangat mendebarkan . Walaupun masih semester 1 tapi tetap saja ini mendebarkan. Hasil belajarku selama 6 bulan di SMA ini.

Aku tak bisa membayangkan jika hasilnya sangat buruk. Ayah mengancamku akan menyita ponselju. Masih untung jika menyita smartphone ios ku dan memberiku android atau blackberry lah. Tapi aku hanya akan di beri Hp butut jadul seperti punya mang sopirku.

Kasihan bebeb Araku, orangtuanya tidak punya waktu untuk sekedar mengambil hasil belajar anaknya. Padahal sesibuk apapun orangtua jika berhubungan dengan anaknya pasti akan mengosongkan waktunya bukan? Aku bersyukur karena terlahir di keluarga yang harmonis . Bunda dengan senang hati akan mengambilkan rapot milik Ara. Disini aku dan Ara berdebar-debar menunggu hasil kerja keras selama ini.

"duh gak yakin deh sama nilai matematikaku beb, pengawasnya kejem banget" percayalah Kadang nilai kita tergantung pada pengawas.

"jangan gitu dong nad. Ih pesimis banget . Ganbatte" Ara menyemangatiku. Aku masih kepikiran dengan hasil matematikaku. Mungkin aku hanya bisa menyelesaikan 5 soal saja dan itupun belum tentu benar. 35 pilihan ganda lainnya aku selesaikan dengan jurus ampuhku ngawur . Andai matematika itu jawabannya bisa browsing seperti pelajaran lainnnya mungkin aku sedikit lebih tenang.

"Sok-sok an pake bahasa jepang . Kaya bisa aja paling cuma bisa itu sama arigatou" Cibirku ke Ara. Ara pura-pura ngambek yang menambah kadar kelucuannya.

" Setidaknya aku bisa sedikit. Emangnya kamu bisa ? " Ara menantangku. Aku tidak terlalu bisa bahasa jepang. Aku memang suka lagu jepang dan itupun aku menerjemahkan di mbah google.

"Ara kawaii..Aishiteru" ucapku dengan lantang.

"Kawaii apaan sih Nad?" Tanya Ara.

"Ara cantik / imut aku cinta kamu. Itu artinya" Ara tertegun. Kini kami duduk bersampingan di atas sofa. Ara melirik bibirku dan mulai mendekat. Ara menciumku dia menciumku. Peningkatan bukan ? karena selama ini aku yang memulai duluan. Yah memang aku ini agresif. Ara ingin melepaskan ciuman kami yang hanya menempelkan bibir saja. Tapi aku menahan tengkuk Ara dan mengulum bibirnya, kugigit bibir ara agar sedikit terbuka. Kini lidahku sudah menyeruak masuk ke dalam mulut ara. Aku menyapu gigi-giginya kemudian mengulum lidah Ara dengan ganas. Hingga ara kini menggelinjang dan..

"Bunda pulang" Teriak bunda dari pintu masuk. Aku yang berada di ruang keluarga mendengar jelas suara bunda . Kami langsung melepaskan ciuman hot kami. Ahh bunda selalu saja mengganggu.

Aku mengusap sudut bibir ara yang bengkak dan penuh air liur kami.

Kami menghampiri bunda yang sudah menenteng kedua Rapot kami. Dan ternyata Affa sudah mengekor bunda di belakang.

"gimana bun hasilnya?" Tanyaku

"lihat saja sendiri. Kami itu malu-maluin saja ! tadi walikelas kamu marah-marah karena tingkah kamu. Untung wali kelas kamu itu dulu adik kelas bunda. Jadi dia gak terlalu ngebuka aib kamu semua" Lagi-lagi kena semprotan bunda. Coba saja tadi yang nyerocos gajelas itu Ara pasti aku sudah membungkam bibirnya. Ah gara-gara ciuman tadi aku semakin jadi mesum. Efek sebangku sama fernandha ketularan cabul.

"Coba deh kaya Ara. Dia di puji terus sama wali kelasnya. Ara selamat ya kamu dapet juara 2 lo. Lumayan daripada Anak tante yang nakalnya gak ketulungan" puji bunda ke Ara. Ara hanya tersenyum malu-malu.

"emang aku peringkat berapa bun?" Tanyaku

"peringkat lima.." Wah senang bukan main. Setidaknya aku masih masuk 5 besar kan.

Forbidden Love (Lesbian)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang