Ending

51.1K 1K 188
                                    

Sekarang aku tahu alasan ayah melarangku berpacaran dahulu. See, kasus ini menimpa adik ayahku yang bunuh diri karena pacarnya tidak tanggung jawab kehamilannya. Andai ayah memberitahu alasan ini , aku akan lebih sabar menunggu ataupun aku akan lebih berhati-hati. Bukannya melarang ku ini itu yang hasilnya membuatku menjadi seorang lesbian.

Hampir setahun aku tidak berhubungan dengan Ara. Aku lupa semuanya Nomor, pin dan lain-lain. Aneh bin ajibnya akun Ara tidak bisa jadi aku semakin sulit menghubungi nya. Apa jadinya jika Ara menghubungi ponsel lamaku ? pasti Ayah akan memarahinya karena ponselku disita.

Semenjak aku tinggal disini, entah Ara juga ikut pergi. Aku tak tau dia pergi kemana . Aku dengar dari Affa , Ara menghilang entah kemana. Aku berharap Ara masih berada di muka bumi ini.

Aku memainkan Aplikasi social media Line. Aku iseng-iseng menulis Id line : NadiaAra hasilnya nihil. Aku mencoba lagi AraNadia dan see siapakah pemilik ID Line ini ? ataukah Ara ? i hope so..

Setelah pemilik akun mengkonfirmasi aku membuka profilnya. Ya tuhan ini sungguh Ara ,Devara ayunda orang yang setahun terakhir ini aku Rindukan keberadaan nya . Apakah ini masih aktif ? Foto Profil nya saja foto kami saat di Pacitan. Aku mengirim stiker . 5 menit belum ada balasan

10 menit bahkan belum di baca.

Aku menghela nafas mungkin ini sudah tidak dipakai lagi.

"Hei , Koen gak maem ta ? " ( kamu tidak makan ? ) Tanya temanku Dea. Dea temanku semenjak aku di surabaya dan kebetulan dia teman sebangkuku.

"Mau ngantin ? kan belom istirahat ? " jawab ku

"Alah , gaopo lo gaonok guru " ( Alah tidak apa-apa ya , tidak ada guru kok )

Aku hendak berdiri, tiba-tiba ponselku bergetar. 2 pesan Line.

Aku membuka nya dan Ara dia membaca pesanku. Dia membalas stikerku ah tuhan big thanks.

"hee, yaapa seh kon jare kate nang kanten kok malah ngguyu teros" ( hei. gimana sih kamu katanya mau ke kantin kok malah ketawa terus )

"Sorry ya. Oke aku traktir deh. Lagi seneng nih "

Aku menanyakan kabar Ara dan kami saling bertukar kabar. Ternyata Ara berada di Bali saat ini. Ara pindah ke Bali karena kedua orangtua nya bercerai . Ara ikut Ibunya yang kebetulan orang Bali.

Bali - Surabaya, dekat sih kalau naik pesawat tapi. Waktu demi waktu berlalu , saat ini kami sudah lulus SMA . Hari ini Ara akan terbang dari Bandara ngurah rai ke Bandara Juanda. Aku menunggu dan selalu menunggu saat ini tiba.

Kami sudah merencanakan untuk kabur ke Luar negeri agar bisa bersama di sana. Kami memutuskan Ke Australia. Kami sudah memesan tiket berangkat dari Bandara Juanda 2 hari lagi.

Satu jam aku menunggu Di seberang Bandara. Karena keadaan yang tidak memungkinkan , aku tidak bisa menyebrang ke Bandara. Aku melihat sesosok wanita yang selama ini aku rindukan keluar dari Bandara. Aku melambaikan tangan.

"Ara..."

"Nadia .." Ara setengah berlari menghampiriku. Dan tiba-tiba ada mobil sedan datang dari arah depan dengan laju kencang.

"Araa... Awas..." Bruk..... Ara kamu bisa , kamu harus bertahan . Untukku ralat untuk kita.

3 tahun kemudian

"Bunda ini makam siapa ? " Tanya malaikat kecilku.

"Ini teman bunda sayang " jawabku dengan meneteskan airmata.

"Bunda kenapa nangis ? "

"Tidak sayang bunda hanya kelilipan"

"Teman bunda namanya siapa ? "Tanya malaikat kecilku yang bernama Naira (Nadia Ara )

"Devara sayang, Devara ayunda"

flashback

Aku tak berhenti menangis saat Ara berada dalam keadaan meregang nyawa. Alasan mobil tadi melaju kencang tanpa memperhatikan lampu merah yang sudah menyala adalah Istrinya akan melahirkan.

Sayang sang suami sekaligus pengemudi tadi meninggal di tempat. Aku merasa kasihan melihat istrinya yang mempertaruhkan hidupnya untuk sang jabang bayi yang di dalam kandungan.

"Ayo buk , Tarik nafas keluarkan.." Perintah suster.

"Ayo bu, ibu harus kuat demi anak ibu" Aku menyemangati, berada di samping nya. Seperti nya sebentar lagi aku akan pingsan . Menonton adegan ini Live oh tidak, jujur aku takut.

"Ah sakit..." Rintih ibu itu sambil mengeden.

"ayo bu dikit lagi, kepalanya sudah kelihatan" Dengan sekali sentakan terdengar suara bayi menggema di ruangan ini.

"Selamat anak ibu perempuan" Ucap suster itu.

"Wah anaknya cantik. Mau di beri nama siapa ? " Tanya ku. Ibu itu diam. Dia mengatur nafasnya.

"Tolong jaga dia , rawat dia. Soal nama terserah kamu. Tapi berikan nama Avellia ( namaku ) dan Permana nama keluargaku " pesan ibu itu.

"Ibu, harus kuat ! demi anak ibu. Ayo ibu "

"Beritahu dia jika sudah besar , kalau ibu sangat mencintai nya " Dan ibu Avellia menghembuskan nafas terakhirnya.

Aku keluar kamar bersalin dengan perasaan yang tidak bisa aku gambarkan. Aku melihat beberapa suster berlari semacam estafet mungkin.

"Ada apa sus? " Tanya ku

"pasien korban tabrakan tadi dia semakin drop"

"Ara ? ya ampun"Aku berlari keruangan ICU. menunggu di depan dengan perasaan bingung. Lelaki paruh baya itu keluar dari ruang ICU.

"Dok gimana keadaan Ara? "

"Maaf kami sudah berusaha semaksimal mungkin tapi sang ilahi lebih menyayangi teman anda "

"Anda dokter kan ? anda harusnya bisa menyelamatkan Ara !"

"Maaf" Aku berteriak sepeti orang gila di sini.

off

"Hai Ra gimana kabarmu? oh ya maaf baru datang ya. Dan selamat ulang tahun Ra . Gak terasa udah 3 tahun kamu pergi ninggalin aku. Aku hampir saja bunuh diri ikut denganmu. Untung ada Naira , semangat hidupku. Oh ya Ra , gila tuh si Affa dia sebentar lagi menikah dengan kak Nando lo" Aku bergumam sendiri diatas batu nisan Ara. Sedih rasanya jika mengingat masa-masa dulu.

Ara meski ragamu tidak ada lagi, tapi dalam hatiku sungguh engkau hidup. Masihkah kamu ingat mulutmu berkata jika kita tidak bisa bersatu maka lebih baik mati? Itu kesalahan terbesar mu Ara mengucapkan hal yang tidak pantas yang bisa saja menjadi doa.

Ara tunggu sebentar lagi , aku akan menyusulmu. Tahun demi tahun berlalu, kini Anak angkatku sudah beranjak dewasa. Dan keponakan ku Willy yang juga teman main Naira semakin besar. penyakit yang mengharuskan aku cuci darah semakin menggerogoti kekebalan tubuh ku membuatku senang. Ya jika aku mati aku akan bertemu Ara lagi.

Ara tunggu aku ! jangan bosan menunggu ku .

End

Wuahh maaf typo ya, vote dan comment. Banyak yang protes ya karena tidak sesuai harapan kalian? Mianatta !

Terimakasih yang sudah mengikuti cerita gajeku ini dari awal sampai akhir. Dan buat silent reader yang sampai sekarang belum menaburkan bintang aku harap kalian menunjukkan diri kalian. Terimakasih buat teman-teman yang mendukung saya.

baca My beloved cousin. Anaknya Affa sama Nadia yang akan dijodohkan. Sebagai permintaan terakhir Nadia. Maaf typo

Love,

Eyl

Forbidden Love (Lesbian)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang