Mas.. mas Aditya.. apakah ini sebuah kekeliruan? Mas nggak serius kan mengalihkan tugas itu dari Rumasiha ke saya?" Nampaknya Laura juga tak yakin dengan pendengarannya.
Mas Aditya menoleh dingin kepada Laura.
"Harus aku ulangi berapa kali lagi agar kalian paham? Tidak ada kekeliruan dalam keputusan saya! TITIK!""Dan Laura, besok kau presentasikan dulu di hadapan saya tentang proyek convention centre itu sebelum lusa presentasi di depan pak Greg. Jangan kau kecewakan saya. Paham!?" Tukas mas Aditya dingin.
Mengapa ada orang sedingin ini? Mengapa ada orang sekejam ini? Dan mengapa orang itu harus jadi atasanku? Dan anehnya, aku pernah memiliki hubungan cinta dengannya.. sungguh, bodoh sekali kau Rumaisha!!! Sekarang, rasakan sendiri apa akibatnya karena berhubungan dengan sang lelaki berhati dingin!!
"Mas.. tapi.. tapi.. kenapa tiba-tiba? Saya.. saya tidak siap mas.." Laura berkata panik.
"Kau bisa!! Aku yakin kau bisa!!! Aku baru saja membaca laporan pekerjaanmu di proyek Jakarta Timur kemarin. Dan pekerjaanmu sangat bagus! Dan tentu.. aku yakin.. kau jauh bisa lebih profesional daripada.. DIA!" Dengan sangat angkuh dan dingin, mas Aditya menunjuk wajahku.
Aku sangat terkejut. Kurasakan seluruh organ dalamku luluh lantak hancur berkeping-keping. Tak kurasakan kepalaku masih bertengger di leher. Nyaris saja aku pingsan. Dipermalukan oleh atasanku sendiri di hadapan rekan-rekan kantorku!? Ya Alloh.. Ya Robb.. mimpi apa aku semalam? Kebahagiaan yang tadi pagi kurasakan entah hilang.. lenyap.. musnah pergi tak tahu kemana.
Masih kutatap telunjuk mas Aditya yang mengarah kepada wajahku. Ingin rasanya aku membalasnya! Tapi apa daya.. aku hanyalah bawahan, sedangkan dia atasan. Apapun yang dikatakannya, mau tak mau aku harus patuhi!! Apapun itu!! Meskipun kepemimpinannya begitu otoriter, aku sebagai bawahan bisa apa!? Dari semua perasaan yang berkecamuk dalam dada, aku hanya bisa menangis. Sebisa mungkin kutahan linangan air mataku agar tak hancur harga diriku di hadapan laki-laki kejam ini. Tapi, tetap saja aku gagal.. Air mataku berlinang menganak sungai di pipiku.
"Sudah, keputusan saya sudah bulat. Tidak ada tapi-tapian. Laura, besok jam 10 kau menghadapku ya untuk gladi resik presentasi lusa" pemimpin berwajah dingin itu menutup pembicaraannya. Lantas dia meninggalkan ruangan kami dengan begitu angkuhnya. Meninggalkan aku dan Laura yang masih diliputi berbagai perasaan kebingungan.
Aku benar-benar tak tahan lagi. Tak tahan lagi. Tak tahan lagi. Tak tahan lagi bekerja di bawah pemimpin yang seperti itu! DASAR PSIKOPAT!!! Aku mengutukinya dalam hati! Ingin rasanya aku segera kabur. Meninggalkan semua beban masalahku di kantor ini!! Ingin rasanya aku mengajukan surat pengunduran diri! Aku merasa sangat tidak dihargai! Hasil kerja kerasku selama ini hanya dianggap sampah!! Begitu teganya dia.. dia.. memperlakukan aku dengan demikian kejamnya!!
Aku berdiri kaku di posisiku. Lemas. Tak berdaya. Kurasakan tatapan rekan-rekan kantorku kepada kami berdua. Aku benar-benar merasa tak punya muka lagi di depan mereka. Kini mereka mulai kasak kusuk tak karuan.
"Rumaisha.." kata Laura lembut. Dia hendak memeluk pundakku.
Aku terkejut. Dalam sekejap, aku kembali ke alam nyata. Aku melihat sekeliling. Kulihat rekan-rekan kantorku yang kasak kusuk sambil melihat kami berdua yang berdiri mematung.
Aku tak tahan lagi. Sungguh tak tahan. Kutepis tangan Laura. Aku tidak kuat lagi. Langsung kubereskan barang-barangku. Kumasukkan kembali laptopku. Kugulung kembali kembaran cetak biru desain proyek convention centre-ku. Dengan segera, kuberikan desain itu kepada Laura. Lalu... aku berlari pergi. Pergi. Pergi meninggalkan kantor yang begitu menyimpan duka lara ini.
Tak kuhiraukan panggilan Laura dan kawan-kawanku yang memintaku untuk tetap tenang. Aku langsung keluar dengan air mata tetap mengalir deras. Menghamburkan diri ke dunia luar yang segar. Lepas dari kekangan pengap pemimpin yang psikopat dan otoriter.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelangi Tak Selalu Muncul Setelah Hujan. [TAMAT]
Fiksi UmumNOVEL VERSI CETAK DAPAT DIBELI DI WWW.GUEPEDIA.COM "Aku sudah bertekad untuk mencari ridho suamiku, karena ridho Alloh ada pada ridho suamiku. Karena jika seorang muslimah menjalankan sholat lima waktu, berpuasa Ramadhan, menjaga kehormatannya, dan...