⚛The Pendant⚛

1.1K 76 13
                                    

※※※

Seoul, Korea Selatan

"Jungkook-ah,kau yakin untuk ikut bersamaku?" Tanya seseorang kepada namja yang sedang sibuk memasukkan kopernya kedalam mobil.

"Ne. Lebih baik aku ikut bersamamu hyung, lagipula sepertinya appa dan eomma sedikit lebih lama berada di Amerika." Jawab Jungkook sambil menunjukkan senyum pada hyungnya.

"Baiklah, terserah padamu." Sang 'hyung' yang umurnya jauh lebih tua hanya mengiyakan ucapan dongsaengnya.

Saat Jungkook akan memasuki mobil suara seorang yeoja terdengar berteriak memanggil namanya, ia pun menoleh dan terkejut melihat siapa yeoja itu.

"Yerin? Kenapa kau kemari?"

"Hah...hah...hah...ya! Kau...kau pindah kenapa tidak bicara padaku dulu, eoh?!" Ucap Yerin sambil mengatur nafasnya.

Jungkook mengernyit heran. Huh? Apa? Kenapa Yerin bertanya seperti itu? Salah dia sendiri yang tidak masuk sekolah kemarin. Ketinggalan info kan jadinya.

Ia menoleh pada hyungnya yang kembali masuk kedalam rumah, mungkin untuk mengambil beberapa barang. Jungkook pun membawa Yerin sedikit lebih jauh dari mobil agar lebih nyaman bicara.

"Apa maksudmu aku tidak bilang, aku sudah pamit pada teman-teman kemarin. Kau sendiri tidak masuk sekolah kenapa?" Tanya Jungkook.

"Ketiduran." Jawab Yerin yang memang jujur. Hal itu membuat mata bulat Jungkook semakin membulat.

"Aish! Lupakan. Kau mau pindah kemana sih?"

"Aku mau pindah ke Daegu, tapi hanya sementara. Appa dan eommaku sedang pergi keluar negeri, jadi perusahaan cabang yang ada di Daegu akan dikelola oleh Junghyun hyung. Aku tidak mau tinggal di Seoul sendirian lama-lama, maka dari itulah aku memutuskan untuk ikut Junghyun hyung ke Daegu saja." Jelas Jungkook.

"Ck! Kau ini namja, apa salahnya sih tinggal sendiri?" Tanya Yerin sambil berkacak pinggang.

"Keluargamu kan kaya. Dirumahmu pasti banyak maid. Ada beberapa bodyguard dan satpam juga kan? Aku jamin kau tak akan kesepian." Sambungnya.

"Tidak asik. Para maid rata-rata sudah tua, tidak mungkin kan aku bermain dengan mereka?"

"Kau bisa memanggilku atau teman-teman yang lain untuk bermain kerumahmu kan, kook." Gerutu Yerin.

"Em!em!em! Tidak mau. Nanti kalian malah mengacaukan kamarku. Aku tidak mau membersihkannya." Kata Jungkook sambil menggelengkan kepalanya.

Yerin mengernyit heran tentang perkataan Jungkook. Pantas saja Eunha selalu kesal setelah bicara dengan Jungkook. Jadi ini alasannya, namja ini otaknya...benar-benar....aneh. Yah meski dia terkadang sedikit pintar.

Tunggu, Eunha? Oh ya. Nama itulah yang membuat Yerin datang kemari.

"Oh ya, aku lupa. Eum...ini, dari Eunha." Ucap Yerin dan memberikan sebuah kalung liontin berbentuk bulan sabit dengan sebuah lingkaran galaksi di tengahnya.

Jungkook menerimanya dengan heran, "Dari Eunha?"

"Eoh. Dia menitipkan benda itu padaku sehari sebelum kejadian yang merenggut nyawanya." Raut muka Yerin tiba-tiba sedih mengingat kecelakaan tragis yang merenggut nyawa sahabatnya itu.

Mirror VillageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang