※※※Angin berhembus sedikit kencang hari ini. Langit pun sudah gelap beberapa jam yang lalu. Namja dengan kaki jenjang itu tetap berjalan tanpa arah, sesekali ia mengeratkan jaket yang membalut tubuhnya.
Sampai di ujung tebing didekat desa, ia menghentikan langkahnya. Namja itu, Taehyung menghembuskan nafasnya perlahan hingga sebuah suara mencapai gendang telinganya.
"Bagaimana kondisinya?" Tanya namja yang barusan memanggil.
Taehyung menoleh, "Jimin." Gumamnya. Jimin berjalan mendekat dan berhenti disamping Taehyung.
"Bagaimana?" Tanya Jimin ragu.
Taehyung kembali menatap kedepan, "Dia baik-baik saja."
Suasana hening sesaat.
"Maaf." Satu kata yang meluncur dari mulut Taehyung membuat Jimin mengernyit bingung, dalam hati.
"Maaf karena sudah menuduhmu tadi." Taehyung kembali menoleh pada namja yang lebih pendek darinya itu. Jimin masih lurus menatap hamparan rumput luas dihadapannya sembari tersenyum tipis, sangat tipis.
"Kukira yang mencekik Jungkook siang tadi adalah kau. Tapi saat kulihat matanya yang berwarna merah, barulah aku tahu kalau itu adalah V. Jadi..kau belum bisa membinasakannya?"
Tiga detik Taehyung tertegun, kalimat itu adalah kalimat terpanjang yang ia dengar pertama kali dari seorang Park Jimin, "Yaahh..seperti yang kau lihat. Sangat sulit bagiku untuk melakukan itu."
"Jungkook...apa kau yang membawanya kemari?" Tanya Taehyung. Akhirnya namja bermarga Park itu menoleh dan menatap Taehyung yang memasang wajah penasarannya.
"Takdirlah yang membawanya kemari Kim Taehyung." Jimin tersenyum.
"Huh? Apa kemampuanmu sudah kembali?"
Ia membalas pertanyaan Taehyung dengan menggeleng, "Aku hanya bisa merasakan kehadiran Jungkook, yang mungkin bisa menjadi penyelamat kita."
"Ahh... Tapi dia belum beradaptasi dengan semua ini."
※※※
Jungkook menoleh kearah kanan dimana terletak sebuah rumah bercat putih dan sedikit lusuh. Rumah itu, tempat tinggal Taehyung. Ia menghela nafas memikirkan kalimat yang akan ia lontarkan saat bertemu dengan Taehyung siang nanti. Yaahh, semoga ia bisa menemuinya.
"Jungkook-ah. Sampai kapan kau akan berdiri disitu? Aku tak ingin kau terlambat dihari pertama kau masuk sekolah!" Teriak Junghyun dari dalam mobil. Jungkook menoleh dan melangkahkan kakinya masuk kedalam mobil sport merah hyungnya.
Hari ini hari pertama Jungkook bersekolah di Daegu. Ia diantar Junghyun karena lokasi sekolah sangat jauh, sekitar tiga kilo meter. Tidak mungkin kan bagi Jungkook untuk berangkat ke sekolah jalan kaki. Bisa-bisa ia memilih untuk tidak sekolah daripada harus berjalan kaki sejauh tiga kilo meter. Bahkan alat transportasi seperti bis atau taksi pun jarang sekali yang melintasi Gamyeon, atau bisa dibilang tidak ada.
"Hei, kau kenapa? Apa sesuatu terjadi padamu? Kenapa kau jadi pendiam seperti ini?" Tanya Junghyun.
"Tidak ada." Jawab Jungkook singkat sembari terus menatap keluar jendela.
"Benarkah? Tak biasanya kau seperti ini. Tapi baiklah, kalau kau tidak ingin cerita padaku ya sudah."
Suasana hening menyelimuti kedua namja berbeda umur itu hingga mobil Junghyun berhenti tepat didepan gerbang sebuah sekolah.
"Belajar yang giat yaa? Akan hyung usahakan untuk menjemputmu nanti." Ucap Junghyun saat Jungkook keluar dari mobil.
"Ne." Jungkook menjauh dari mobil dan masuk kedalam sekolah barunya. Beberapa siswa sedang berbisik melihat Jungkook, tapi Jungkook mencoba untuk menghiraukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mirror Village
Fanfiction𝐌𝐢𝐫𝐫𝐨𝐫 𝐕𝐢𝐥𝐥𝐚𝐠𝐞 "Gamyeon-𝘳𝘪? Aku tak pernah dengar nama desa itu. Kau yakin ada desa seperti itu 𝘩𝘺𝘶𝘯𝘨?" -JJK- "Aku juga tidak tahu bagaimana aku bisa dipenjara disini." -KTH- "Kumohon, selamatkan desaku..." -PJM- ● Main cast : vm...