※※※Jungkook merenggangkan tubuhnya diatas kasur. Pukul tujuh tepat. Ia turun dari kasur dan pergi ke kamar mandi. Hari ini hari minggu, jadi ia tidak perlu bangun pagi-pagi untuk berangkat ke sekolah.
Setelah membersihkan tubuhnya, Jungkook menatap pantulan dirinya di cermin sejenak. Ia merapikan rambutnya yang basah sembari bergumam, "Tumben Junghyun hyung tidak membangunkanku. Biasanya dia akan bersikeras membuatku bangun meski hari ini hari Minggu."
Setelah itu ia pun keluar dari kamar dan menuju dapur untuk sarapan. Ia yakin Junghyun sedang berkutat dengan panci-panci cantik disana. Langkahnya terhenti saat ia melihat tas kerja milik Junghyun tergeletak diatas vas bunga.
"Kenapa hyung meletakkan tas kerjanya disini?" Gumamnya. Jungkook membuka pintu kamar Junghyun yang kosong dan meletakkan tas itu diatas meja kerja Junghyun.
Selagi Jungkook menuruni tangga ia berteriak memanggil Junghyun yang mungkin ada di dapur, "Hyung! Kenapa kau meletakkan tas kerjamu didepan kamar dan tidak meletakkannya didalam?..."
"....Hyung! Hyung kenapa kau-" Jungkook berhenti bicara saat ia tidak melihat hyungnya di dapur. Ia mengernyit heran.
"Dimana Junghyun hyung? Oh! Apa itu?" Jungkook melihat sebuah sticky note menempel di pintu kulkas, tangan putihnya tergerak untuk mengambil sticky note itu.
Jungkook-ah. Maafkan hyung, hyung harus berangkat ke kantor saat pagi buta karena ada urusan mendadak. Hyung juga tidak sempat membuatkanmu sarapan, hyung minta maaf. Ada ramyeon dilemari sebagai pengganti sarapanmu, kau bisa memasaknya^^
Hyung tercinta-mu.
"Cih! Dia bahkan tak sempat membuatkanku sarapan, sepenting itukah pekerjaan kantor? Orang dewasa memang selalu sibuk. Huuh!" Gerutu Jungkook sambil membuka bungkus mi ramyeon yang ada di lemari.
Gluduk! Gluduk!
"Suara apa itu?" Jungkook menajamkan indra pendengarannya.
Gluduk! Gluduk!
"Huh? Sepertinya dari lantai atas." Jungkook mematikan kompor lalu melangkahkan kakinya menapaki tangga dan benar saja suara itu semakin terdengar jelas. Ia berhenti didepan pintu bercat abu-abu.
"Sepertinya suara itu dari dalam sini." Jungkook berjalan kepintu itu namun ia merasakan sesuatu yang aneh di kakinya. Ia menginjak sebuah cairan. Jungkook menunduk untuk melihat cairan apa yang ia pijak. Ia tak bisa melihat dengan jelas karena lampu lorong yang rusak, dan tak banyak sinar matahari yang masuk.
"Darah?" Mata bulat Jungkook menelisik dari mana asal darah itu. Dan itu berasal dari pintu yang letaknya tidak jauh dari dirinya sekarang ini. Pintu bercat abu itu sedikit terbuka dan membuat Jungkook bingung, setahunya pintu itu selalu terkunci.
"Bagaimana bisa ada darah disini? Baru saja aku melewatinya beberapa menit yang lalu, dan darah ini tidak ada disini." Monolognya. Jungkook berdiri dan mendekat pada pintu misterius itu dan mencoba memasukinya.
Tinggal beberapa langkah lagi, mata Jungkook menyipit kala ia melihat seseorang yang sedang duduk di kursi dengan tangannya yang diikat, ia melihatnya dari sela-sela pintu. Jangan ragukan kesehatan mata Jungkook, mata bulat sehat seperti kelinci. Lagipula Jungkook sangat menyukai wortel.
Tangan putihnya sudah menyentuh knop pintu hingga...
KAMU SEDANG MEMBACA
Mirror Village
Fanfiction𝐌𝐢𝐫𝐫𝐨𝐫 𝐕𝐢𝐥𝐥𝐚𝐠𝐞 "Gamyeon-𝘳𝘪? Aku tak pernah dengar nama desa itu. Kau yakin ada desa seperti itu 𝘩𝘺𝘶𝘯𝘨?" -JJK- "Aku juga tidak tahu bagaimana aku bisa dipenjara disini." -KTH- "Kumohon, selamatkan desaku..." -PJM- ● Main cast : vm...