※※※
※※※
Dengan langkah lebar dan terburu-buru, namja itu meninggalkan jejak disepanjang jalan Desa Gamyeon. Hatinya risau, menuju tempat yang kemarin sempat ia kunjungi. Tempat misterius yang entah kenapa berhasil membuatnya penasaran.
Sudah kuduga, aku pasti tidak salah lihat.
Dan disinilah Jungkook sekarang, dengan nafas memburu berdiri didepan pintu gudang tua. Tangannya menggenggam secarik kertas lusuh yang ia temukan beberapa menit lalu.
Ia memasuki gudang itu yang tiba-tiba tidak terkunci. Gelap, pengap, dan minim cahaya. Meskipun begitu, mata Jungkook tetap bisa menangkap dengan baik sebuah cermin tua yang berdiri dipojok ruangan.
"Hiks...akh.." Sama-samar sebuah suara memasuki rungu namja itu. Dan betapa terkejutnya dia kala melihat seorang gadis cilik dengan tangan kirinya yang masuk kedalam cermin besar itu.
"Astaga! Hei! Apa yang kau lakukan?!" Jungkook memeluk gadis itu dan berusaha melepas tangan kiri gadis itu yang seakan tersedot masuk kedalam cermin.
"Hiks..eomma..." Tangis gadis itu semakin kuat dan tentu saja membuat Jungkook semakin bingung.
Entah dapat anugerah dari mana, tiba-tiba mata Jungkook berubah menjadi biru langit serta rambutnya yang berubah warna. Warna biru muda dipangkal rambut dan biru tua diujung rambut.
Ia mengelus rambut sang gadis cilik guna menenangkannya, dan kembali mencoba menarik tangan kiri gadis itu yang semakin masuk kedalam cermin.
"Huwaa....sakiittt...!!" Dan berhasillah usaha Jungkook. Tangan gadis itu berhasil terlepas dari cermin. Tapi karena hal itu, terdapat beberapa luka sayat di tangan kecilnya.
"Sstt..sudah, tanganmu sudah terlepas. Sstt..jangan menangis yaa? Oppa disini..." Jungkook memeluk gadis itu seakan dia benar-benar oppanya. Jungkook menatap nyalang cermin besar dihadapannya. Sekarang ia tahu, dimana ia bisa menemukan hantu pengutuk desa ini. Bersamaan dengan itu, iris mata dan rambut Jungkook kembali seperti semula.
Gadis itu menatap lirih tangan kirinya yang penuh darah, Jungkook pun menggendong gadis itu dan membawanya keluar dari gudang.
"Tanganmu terluka, biar aku obati dulu ya?" Gadis itu mengangguk. Dan Jungkook baru menyadari saat melihat iris mata gadis itu berwarna ungu.
"Siapa namamu? Kau bisa memanggilku Jungkook oppa." Sapa Jungkook sembari mengelus rambut gadis itu. Matanya yang masih berkaca-kaca membuat Jungkook iba melihatnya.
"Park Jihye. Oppa bisa memanggilku Jihye."
Deg
Jihye? Bukannya adik Jimin juga bernama Jihye? Marga mereka juga sama. Jadi gadis ini yang amat sangat Jimin sayangi? Haruskah Jungkook memberitahunya kalau Jimin adalah temannya? Aahh..sepertinya nanti saja. Setidaknya sampai ia mengobati lukanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mirror Village
Fanfiction𝐌𝐢𝐫𝐫𝐨𝐫 𝐕𝐢𝐥𝐥𝐚𝐠𝐞 "Gamyeon-𝘳𝘪? Aku tak pernah dengar nama desa itu. Kau yakin ada desa seperti itu 𝘩𝘺𝘶𝘯𝘨?" -JJK- "Aku juga tidak tahu bagaimana aku bisa dipenjara disini." -KTH- "Kumohon, selamatkan desaku..." -PJM- ● Main cast : vm...