※※※
이상해
(isanghae)
aneh※※※
Seorang namja baru saja masuk kedalam rumahnya. Sunyi dan sepi. Seperti itulah kondisi rumahnya saat ini.
"Eomma.."
"Jihye.." Panggilnya. Seperti biasa tak ada sahutan sama sekali. Namja itu menghela nafas kasar lalu melangkahkan kakinya masuk ke kamarnya.
Ia melangkah dan duduk ditepi ranjang. Diambilnya sebuah pigora yang letaknya diatas meja nakas. Pigora dengan foto seorang wanita paruh baya dan gadis kecil yang sedang tersenyum ria di taman bermain yang tak lain adalah eomma dan adik perempuannya. Namja itu mengelus foto itu pelan.
"Kenapa kalian berubah? Kalian sudah tak peduli lagi padaku. K-kenapa kalian membiarkanku hidup sendiri, eoh? Hiks.." Monolognya. Tanpa perintah, air mata sudah membasahi pipi gembulnya.
"Hiks..Jihye..hiks..kau bilang..kau akan menyayangi oppa sampai kapanpun..hiks..hiks..tapi apa? Sekarang kau bahkan menjauhi oppa...eomma...kenapa eomma membenciku? Kenapa..." Namja itu terisak dalam kesepian malam.
Ia memeluk erat pigora itu, "Kenapa..hiks..kenapa kalian menjauhiku? Hiks..JELASKAN PADAKU KENAPA KALIAN BERUBAH??!!"
Pyyaaarrr!!!..
Pigora itu kini sudah menjadi berkeping-keping karena ulah namja itu. Ia membanting tubuhnya di ranjang dan terus menangis, sampai kantuk mulai menyerangnya.
Beberapa menit setelah namja itu tertidur. Tanpa ia sadari, muncul sebuah bayangan anak kecil di cermin meja riasnya.
"Mianhae oppa..." Lirihnya.
※※※
Ding! Dong!
Jam rumah berdenting, membuat Jungkook tersadar dan menegakkan tubuhnya kembali di kursi. Ia mengucek matanya dan melihat jam sudah menunjuk pukul sebelas malam.
Jungkook menghela nafas sambil menatap dua mangkuk ramyeon dihadapannya yang sudah dingin sedari tadi, "Apa Junghyun hyung lembur lagi? Tapi kenapa dia tidak menghubungiku?" Jungkook menopang wajahnya dengan tangan di dagu.
Ia tengah menunggu Junghyun sekarang, memasak ramyeon untuk keduanya. Jungkook merasa bersalah karena menjadi pendiam kemarin. Mereka juga jadi jarang bicara, terakhir mereka bicara adalah saat Junghyun menjemput Jungkook kemarin sepulang sekolah.
Setelah itu, Junghyun pulang larut malam karena lembur dan berangkat kerja pagi buta. Jungkook pikir kalau hyungnya itu sedang marah padanya, maka dari itu sekarang ia bersikeras menunggu hyungnya pulang kerja pukul berapa pun dan minta maaf padanya.
Tapi sepertinya tekad Jungkook akan gagal karena kantuk terus menerus menghampirinya, berkali-kali mata bulat itu terpejam tak kuat menahan kantuk. Tiba-tiba...
Cklek!
Suasana yang sunyi mempermudah pendengaran Jungkook bahwa pintu depan terbuka. Dengan semangat Jungkook membuka lebar kedua matanya lalu melesat ke depan menyambut Junghyun.
"Hyungg...!!!" Jungkook langsung memeluk tubuh Junghyun setelah ia melepas sepatunya.
"Hyung, kenapa kau tak bilang padaku kalau lembur? Aku menunggumu dari tadi asal kau tahu!"
"Minggir.."
"Aaa shireoyo...aku ingin memelukmu sebentar hyung..." Ucap Jungkook yang masih setia memeluk tubuh hyungnya. Manja memang, tapi maklumilah memang seperti itu Jungkook.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mirror Village
Fanfiction𝐌𝐢𝐫𝐫𝐨𝐫 𝐕𝐢𝐥𝐥𝐚𝐠𝐞 "Gamyeon-𝘳𝘪? Aku tak pernah dengar nama desa itu. Kau yakin ada desa seperti itu 𝘩𝘺𝘶𝘯𝘨?" -JJK- "Aku juga tidak tahu bagaimana aku bisa dipenjara disini." -KTH- "Kumohon, selamatkan desaku..." -PJM- ● Main cast : vm...