※※※
Tak ada sahutan, Jungkook semakin mendekati jendela itu. Ia menyibak gorden itu, namun...
Whuusshh!!!
Angin tiba-tiba berhembus kencang, membuat jendela terbuka dan Jungkook terhempas kebelakang.
"Akkhh!!" Ia meringis kala punggungnya terbentur meja kerja. Angin terus berhembus kencang, hingga akhirnya liontin Jungkook menyala dan bergerak-gerak tanpa ia sadari.
Cklek! Pintu putih itu kembali terbuka memperlihatkan Junghyun yang terkejut melihat kondisi kamarnya yang berantakan dengan Jungkook yang meringis kesakitan. Liontin itu berhenti bersinar saat Junghyun datang.
"Omo! Jungkook-ah!! Kau baik-baik saja? Apa yang terjadi? Kenapa kamarku jadi berantakan seperti ini?" Junghyun membantu Jungkook untuk berdiri lalu menyuruhnya untuk duduk dipinggiran ranjang.
Ia mengambil kotak P3K yang terletak didekat pintu lalu duduk dibelakang Jungkook, ia mengangkat kaos yang Jungkook kenakan, terdapat sedikit memar disana.
"Apa yang terjadi padamu, hm?" Tanyanya -lagi- sambil mengoleskan sebuah krim pada punggung Jungkook.
Jungkook menggeleng pelan, "Entahlah."
"Entahlah? Lalu kenapa kamar ini bisa berantakan seperti ini? Apa kau marah karena tak menjumpai cermin yang kau maksud itu, huh?" Tanya Junghyun menaikkan satu oktaf nada bicaranya.
"Aku tak marah, hyung. Tapi aku memang tidak berbohong, aku benar-benar melihat cermin itu disana." Jawab Jungkook sambil menunjuk dimana ia melihat cermin itu sebelumnya.
Junghyun menghela nafasnya, "Ya, ya, aku percaya kalau adikku ini tak berbohong. Tapi sekarang kau percaya ucapanku, kan?" Ia kembali menurunkan kaos yang Jungkook kenakan.
"Sekarang kau jelaskan padaku bagaimana bisa kamar ini menjadi seperti ini?" Jungkook memutar tubuhnya menghadap Junghyun.
Ia menghela nafasnya sebentar, "Tadi...disaat aku sedang bingung tentang keberadaan cermin itu yang tiba-tiba menghilang. Aku melihat siluet bayangan manusia dibalik gorden jendela itu." Junghyun menoleh kearah jendela yang Jungkook maksud.
"Lalu?"
"Lalu saat kudekati tiba-tiba angin berhembus dengan kencang hingga membuat jendela terbuka dan whuuusshh aku terhempas kebelakang membentur meja kerjamu." Ucap Jungkook dalam satu tarikan nafas.
Junghyun terhenyak sebentar lalu turun dari ranjang dan mendekati jendela itu, ia menengok keluar dan tidak ada siapa-siapa disana. Hanya ada hamparan sawah yang luas yang gelap dan sepi.
Ia menutup jendela itu, lalu mengarahkan pandangannya pada insan yang masih duduk diatas ranjang dengan ekspresi bingungnya.
"Tak ada siapapun. Ah, sudahlah.. lupakan. Lebih baik kau tidur saja, semoga hari esok bisa lebih baik dari hari ini. Dan..kau boleh tidur disini kalau kau mau." Junghyun merebahkan tubuhnya disisi lain ranjang.
Jungkook masih mematung beberapa menit lalu beranjak dari ranjang Junghyun, "Tidak hyung, aku tidur di kamarku saja." Tak ada jawaban, Jungkook meninggalkan hyungnya yang mungkin sudah terlelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mirror Village
Fanfiction𝐌𝐢𝐫𝐫𝐨𝐫 𝐕𝐢𝐥𝐥𝐚𝐠𝐞 "Gamyeon-𝘳𝘪? Aku tak pernah dengar nama desa itu. Kau yakin ada desa seperti itu 𝘩𝘺𝘶𝘯𝘨?" -JJK- "Aku juga tidak tahu bagaimana aku bisa dipenjara disini." -KTH- "Kumohon, selamatkan desaku..." -PJM- ● Main cast : vm...