7

104 11 0
                                    

seharian telah dilalui mereka dengan letih sesuai keadaan yang mereka alami,hingga kejadian mereka ingin dibunuh di hutan oleh seseorang yang kerasukan.semua anggota keluarga Rani dan Aisyah mungkin sudah tertidur pulas di benak orang tua Aisyah,sedangkan mereka berdua masih terduduk manis di atas kasur seraya berdo'a.Do'a pun dilantunkan secara bersamaan dengan suara yang kecil,cuman cukup terdengar diantara kedua orang tua Aisyah.

Jarum jam dinding kamar orang tua Aisyah tiba tiba bergerak menuju angka 1:23 tanpa disadari oleh kedua orang tua Aisyah,hingga retakan pada kaca jam dinding tersebut terdengar dan pecah.serpihan kaca buyar kemana mana dan orang tua Aisyah benar benar terkejut,tetapi anehnya tak ada seseorangpun yang terjaga karena suara pecahan itu.

"Biii...apa yang terjadi ? kenapa bisa pecah sendiri ? Umi mulai nggak enak nih,Biiiii...soalnya umi kayak familiar dengan ni rumah",cemas uminya Aisyah.

"Familiar dari mana sih miiii...kita aja baru pertama kali kesini.lagi pula jangan mikir yang aneh aneh deh miiii,mending bersihin ni kaca yang berserakan.Abi ambil sapu dulu ya Mi di depan ruang tamu"seru abinya aisyah seraya menggosok kepala uminya aisyah dan langsung keluar kamar untuk mengambil sapu di ruang tamu.

uminya Aisyahpun beranjak dari atas kasurnya dan melihat serta memperhatikan sekeliling rumah Rani yang agak familiar.Uminya Aisyah melihat seorang wanita berpakaian muslimah lagi di tepi danau selurusan dengan pohon yang berada disamping rumah Rani.Uminya Aisyah mulai terasa agak merinding melihat wanita itu dan benar saja,ketika wanita itu menoleh kearah uminya Aisyah yang berada di balik kaca jendela,BYARRR menghilang dan berganti menjadi gagak hitam.uminya Aisyah mulai mundur dari jendela secara perlahan,ketika langkah kedua mundur tiba tiba saja wanita berwujud hancur persis seperti Lucy meronta ronta didepan jendela.Hal itu mengejutkan uminya Aisya hingga terjatuh dan tangannya  terkena serpihan kaca jam dan terluka mengeluarkan darah.

"Astagfirullah ya Allah lindungi hambamu.Hamba baru ingat ini rumah yang berada didalam berita waktu itu,dan aku baru sadar nama keluarga yang menghilang dan meninggalkan darah yang membanjiri lantai rumah mereka adalah keluarga Rhino,suami Rani.padahal berita itu telah ditampilkan kenapa mereka masih hidup?Dan gak mungkin juga salah,membeli rumah baru yang pemiliknya meninggal tadi pagi.Ya Allah...Lucyyyyyy apa mau kamuuuuuu hahh!!!!???"tangis uminya Aisyah seraya melihat kearah jendela yang mana Lucy berusaha masuk.

Setelah mendengarkan suara uminya Aisyah,Lucypun menghilang tertunduk kearah bawah jendela dan uminya Aisyah lebih memilih tak bergerak dari tempat duduknya walaupun tangannya mengalir darah segar.

Sementara itu abinya Aisyah masih berada di ruang tamu mencari letak sapu dan tiba tiba saja petir menyambar keras disertakan hujan lebat,maka listrik padam.

"Aduhhhh,pake acara mati lampu lagi...mana aku gak bawak senter lagi,gimana mau nyarinya sih???Hmmm aku cari senter aja dulu!!!baru cari sapu!!!"gumam abinya Aisyah.

Abinya Aisyah berusaha mencari senter dimana mana dan akhirnya menemukan senter menyala tiba tiba di dalam sebuah peti kaca dan dipeluk erat oleh boneka yang berada didalam peti kaca tersebut.

"lah kok baru nyadar sih...dari tadi,kalau ada boneka dalam peti kaca di ruang tamu.Ah udah lah aku ambil aja tu senter dan lanjut cari gagang sapu...Ehhhh gimana nih bukanya?kan di gembok nih peti.Kenapa sih di gembok segala bonekanya,kayak pelaku kriminal aja di sel....hehehehe"gumam abinya Aisyah pula dengan suara kecil.

Abinya Aisyah mulai mencari kunci pembuka gembok peti kaca tersebut dan akhirnya ia putus asa dan melihat sapu di arah sembrangan dengan peti kaca berisi boneka tersebut.

"Lah tu sapunya...Dari tadi kek,ah gak usah deh ambil tu senter,mending langsung kekamar bawa sapu"abinya Aisyah bergumam lagi dan mengambil sapu seraya membelakangi boneka di dalam peti dan meninggalkan ruang tamu.

"Ehhh tapikan,mending dimatiin aja deh senter tadi,nanti malah habis batre"cemas abinya Aisyah seraya memutar kembali badannya.

Abinya Aisyah membalik arah jalannya menuju ruang tamu lagi dan ia tak melihat ada senter yang menyala lagi.Di dalam benaknya abi Aisyah mungkin saja sudah habis batre dan tiba tiba tirai jendela di dekat tempat abinya Aisyah mengambil sapu tadi,terbuka sehingga terlihatlah ada seorang laki laki yang duduk dikursi menghadap ke arah jendela ditimpa oleh cahaya kilatan.

"Hmmm kamu siapa yaaaa?"tanya Abinya Aisyah.

"Lucy...Kamu kenapa belum tidur hah?Kamu gak curiga gimana keeadaan istri kamu!!!"tanya seseorang itu dengan suara lirih.

"aku cari sapu,dan kenapa kamu tanya istri saya?!?!?!?!?! apa maksud kamu hah!?!?!?!?!"tanya abinya Aisyah bernada kesal.

"mungkin saja matiiiii...Hahahaha"jerit seseorang itu seraya tertawa.

Abinya Aisyah yang merasa kesal tak tertahan maka ia pun mendatangi seseorang itu dan hendak memukul orang tersebut.petir redup dan menyambar menggelegar kembali sehingga cahaya petir seperti terang lalu gelap dan kembali sunyi.Ketika kembali terang lagi,maka seseorang tadi telah leyap menghilang.Abinya Aisyah mulai merasa aneh dan ingat akan nama Lucy sang iblis,maka abinya Aisyah bergegas berlari menuju kamarnya seraya membawa sapu bergagang.

"Astagfirullah...Umiiiiii,kenapa???Abi tadi ketemu Lucy!!!"Cemas abinya Aisyah ketika membuka pintu kamar yang mendapati istrinya sedang terjatuh dan tangannya terluka mengalirkan darah.

Uminya Aisyah hanya melihat dengan penuh kaget dan keringat dingin mulai keluar dari wajah uminya Aisyah seraya bergetar suara giginya seakan ketakutan yang berlebihan.

"Abiiiii...itu di tangan abi,apaaaa???"tanya uminya Aisyah dengan suara lirih dan takut.

"Sapu miii...yuk kita ke atas kasur dlu!!! kita obati tangan umi!"seru abinya Aisyah.

"Abi ngeliat tangan umi,tapi gak liat tangan abi sendiri.liattt biiii !!!!"gertak uminya Aisyah dengan cemas dab takut kembali.

Abinya Aisyah pun melihat kearah tangannya apa yang ia genggam,ternyata sebuah tangan terpotong yang dikira abinya Aisyah dari tadi setangkai sapu.Abinya Aisyah yang terkejut lalu membuang tangan itu dan berupaya menggendong aminya Aisyah keatas kasur,tapi Lucy kembali melihatkan parasnya yang penuh darah dan berguyur hujan.

Lucy mengangkat batu besar dan ia hentamkan ke arah jendela lalu seketika hancur lebur.Air hujan yang lebat,masuk melalui jendela yang pecah dan mulai menggenangi lantai kamar mereka.Lucy berusaha masuk melalui jendela yang hancur tersebut,tetapi abinya Aisyah mulai merasa kesal akan keadaan yang mereka alami.Abinya Aisyah mulai geram,lalu air genangan itu di bacakan ayat ayat ruqyah dan ia lemparkan pada Lucy yang berada di luar jendela mereka.Lucy yang mulanya tersenyum lebar hingga mulutnya mencapai telinganya,berubah menjadu jeritan dan lalu menghilang diiringi sekelebat cahaya kilat.

Abinya Aisyah lalu menggendong uminya Aisyah keatas kasur dan mengobati tangannya dengan kasih sayang serta do'a.Sekelebat cahaya masuk kearah kamar mereka dan melampaui mereka dengan tenang sehingga mereka mengantuk dan tertidur pulas di atas kasur mereka.

The Cunning : HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang