22. Aurell Pramadita

44 9 10
                                        

Pagi hari di markas Black Ribal, Renggo dan anak buahnya tertidur pulas. Banyak botol minuman keras yang sudah kosong berserakan di sana.

Malam tadi, Renggo melampiaskan kekesalannya dan berduka cita dengan minuman keras.

Seorang wanita dengan banyak luka memar di wajahnya dan perban di lengan kirinya mengambil botol minuman yang masih tersisa setengah.

Renggo yang baru sadar dengan rasa sakit dibelakang kepala akibat terlalu banyak minum terkejut melihat kedatangan wanita itu.

"Aurel?!!!" seru Renggo terkejut hingga membangunkan Jek dan Sanyo.

"Lu masih idup?" tanya Renggo tak percaya melihat Aurell menegak habis sisa minuman yang tersisa setengah.

"Lo pikir gue udah mati?" sahut Aurell balik bertanya. "Mana lagi? Gue masih aus" tanya Aurell meminta minuman.

"Nyo, ambilin minuman!" perintah Renggo.

Pagi itu Aurell bicara tak beraturan karena hampir menghabiskan dua botol minuman keras sendirian, membangunkan Robi dan Jon.

"Kenapa lu baru pulang? Kemana aja semalem?" selidik Renggo.

"Lo yang kemana anjing, gua hampir ketangkep tai," umpat Aurell, "eh, gue bisa aja si langsung pulang, taapii kan polisi ikut ngejar gue. Kalo gue langsung pulang polisi tau dong markas Lo," sahut Aurell mulai mabuk.

"Jaga mulut lu!" ucap Robi tak terima umpatan Aurell.

"Bi! Dia lagi mabok, biarin aja," sahut Renggo membela Aurell.

"Gue dibelain dong, hehe" Aurel terkekeh "eh, gua ngga mabok yaa, mana gue mau nambah."

"Ngga, lu udah mabok" sahut Renggo.

"Lu semua boleh balik ke markas lu masing-masing" perintah Renggo pada anak buahnya.

"Dia gimana bos?" tanya Aban khawatir

"Dia ama gua ampe dia sadar" sahut Renggo.

Dengan berat hati Aban meninggalkan Aurell bersama Renggo.

"Lu di sini Bi. Wilayah Serpong lu yang megang sekarang" perintah Rizal pada Robi.

"Siap Zal" sahut Robi masih memanggilnya Rizal.

Renggo segera membopong Aurell yang sudah tak sadarkan diri saat hanya tersisa Robi di sana.

"Lu mau bawa kemana?" tanya Robi.

"Ngga mungkin dia tidur disini kan?" sahut Renggo tidak menjawab pertanyaan Robi.

"Hati-hati," ucap Robi pada Renggo.

"Tenang aja," sahut Renggo santai.

Renggo membawa Aurell ke salah satu hotel di wilayahnya. Manager hotel yang baru pertama kali melihat Renggo tidak berkata apa-apa melihat dia membawa wanita tak sadarkan diri ke hotelnya, karena segan terhadap Renggo.

Di dalam kamar, Renggo merebahkan tubuh Aurell. Melihat pakaian Aurell yang kotor dan terdapat bercak darah, Renggo melepas semua pakaian Aurell.

Melihat kemolekan tubuh Aurell yang hanya mengenakan pakaian dalam membuat jantung Renggo berdegup kencang. Dengan segera Renggo memakaikan piyama yang tersedia di dalam lemari dan mengusir pikiran aneh di kepalanya.

Selesai memakaikan piyama, Renggo berencana meninggalkan Aurell. saat Renggo turun dari kasur, tangannya ditahan oleh Aurell.

"Jangan tinggalin gue sendiri, temenin gue," desis Aurell dengan tatapan sayu.

Renggo yang melihat tatapan Aurell mendekatkan wajahnya ke wajah Aurell, bibir mereka bertemu disana dan setelahnya terjadi begitu saja.

Hari itu, Renggo menemani Aurell tanpa keluar kamar. Mereka menghabiskan hari dengan penuh gairah yang membara.

SATU TITIKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang