24. Satu Rahasia

38 7 0
                                    

Warning!!! R-Rated

Cahaya mentari menyeruak masuk melewati sela gorden kamar menusuk mata Gilang yang masih terpejam.

Dengan rasa sakit di kepalanya akibat terlalu banyak minum, Gilang memaksa membuka matanya dan melihat jarum jam menunjukan pukul 10:00.

Di sebelahnya, tertidur wanita cantik yang berhasil mencuri hatinya. Wanita itu masih terpejam dengan senyum menghiasi wajahnya.

Dengan malas Gilang menyibak selimut yang menutupi tubuhnya. Gilang sedikit terkejut mendapati tubuhnya tak mengenakan apa-apa, bahkan pakaian dalam.

Gilang mencoba mengingat kejadian apa yang dia lewati semalam. Setelah memandangi wajah wanita yang sudah tidur dengannya, Gilang tersentak menyadari bahwa wanita yang bersamanya bukanlah kekasihnya.

"Kenapa kita bisa disini?!" sentak Gilang membangunkan Aurell.

Dengan malas Aurell membuka matanya dan menjawab. "Kan lo yang ngajak gue kesini."

"Gua?! Ngajak lu?!" tanya Gilang tidak percaya.

Aurell membangunkan tubuhnya dan merapikan selimut yang menutupi tubuhnya lalu berujar. "Lo ngga inget? Lo yang maksa gue kesini, gue cuma ngikutin aja."

"Ngga mungkin!" Elak Gilang. "Lo pasti ngasih sesuatu ke gua kan?!" tuduh Gilang.

Aurell tidak menjawab, hanya merespon dengan senyum kecut di bibirnya.

"Maksud lu apa?!" cecar Gilang.

Aurell meraih ponselnya yang tergeletak di meja samping kasur, lalu memutar video dan melempar ponselnya ke Gilang.

Gilang terbelalak mendapati hanya dirinya sedang bercinta di dalam video tanpa terlihat Aurell di dalamnya. Dengan sigap Gilang menghapus video itu.

"Apa-apaan ini?!" Mana lagi videonya?!"

"Tenang aja, videonya aman selama lo jaga rahasia gue," ucap Aurell santai. "Kalo lo berani perintah gue lagi, Aura bakal ngeliat video itu," ancam Aurell.

Gilang hanya terdiam mendengar jawaban Aurell.

Aurell yang melihat Gilang mematung dengan cuek melepas selimut dan memperlihatkan kemolekan tubuhnya. Dengan santai Aurell berjalan ke kamar mandi meninggalkan Gilang yang masih terdiam.

Sepuluh menit berlalu, Aurell keluar dari kamar mandi dengan handuk melilit tubuhnya.

"Lo udah ngerti posisi Lo sekarang kan? Jadi, lupain perjanjian kita waktu lo nangkep gue," ujar Aurell sambil mengenakan pakaiannya.

"Dan soal Renggo, gue akan bantu lo nangkep dia," lanjut Aurell. "Tapi inget! Sesuai kemauan gue," tegas Aurell berjalan kearah pintu.

Saat di depan pintu, Aurell berhenti dan membalikan tubuhnya. "Satu lagi, thanks buat semalem. Gue suka~" goda Aurell mengedipkan satu matanya lalu membuka pintu dan meninggalkan Gilang sendirian.

* * *

Malam penyerangan The Wild Liar.

Setelah mendapatkan perawatan akibat luka tembak yang diterimanya, Gilang mendapat laporan hasil dari penyerangan yang dia lakukan.

Pasukannya tidak mengira saat mereka melakukan penyerangan, Black Ribal juga melakukan penyerangan terhadap Wild Liar.

Peperangan tiga kubu terjadi. Black Ribal dan Wild Liar yang awalnya perang, tanpa komando mengalihkan perhatian mereka untuk menyerang pasukannya.

Mereka yang sudah siap dengan kondisi apapun, tidak gentar menghadapi dua pasukan gangster sekaligus.

Dengan persiapan yang lebih matang, pasukannya mampu memukul mundur Wild Liar dan Black Ribal.

SATU TITIKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang