13. Penyusup

68 15 2
                                    


* * *

Satu bulan setelah peristiwa pemerkosaan Chacha, Gilang hanya fokus mengejar Olay karena dendam pribadinya. Renggo yang mengetahui pergerakan kepolisian, mengambil kesempatan untuk ikut menggempur wilayah yang dikuasi oleh Wild Liar. Perlahan tapi pasti, wilayah Wild Liar sedikit demi sedikit dikuasai Black Ribal yang dibantu anggota geng motor The Red Viper.

Di perumahan wilayah Pamulang terlihat seorang wanita sedang sarapan roti di meja makan rumahnya. Tiba-tiba kakaknya datang memintanya membaca sebuah berita di salah satu portal surat kabar online yang memberitakan penyerangan The Red Viper ke salah satu wilayah Wild Liar. Dan di berita itu, terpampang foto Aurell yang masih menggunakan masker.

"Lo gabung ke Black Ribal?!!!" seru Aura pada adiknya

"Apa urusan Lo?!" balas Aurell.

"Apa urusan gue?! cowo gue polisi, kalo sampe lo ketangkep sama dia, lo bisa bikin malu bokap sama nyokap," sahut Aura

"Kita seumuran ya, lo cuma lebih tua dari gue tiga menit. jadi, ngga usah sok ngatur, gue ngga peduli soal cowo lo," sengit Aurell.

"Iya Lo ngga peduli, tapi gue peduli hal itu, dia ngga tau kalo gue punya adik kembar!!! emenjak lo kenal Aban dan geng motornya, lo bukan Aurell yang gue kenal!!!" debat Aura.

"Salah Lo sendiri ngga ngasih tau dia, itu bukan urusan gue!!! dan satu lagi!!! lo ngga usah bahas dia atau geng motornya, lo ngga kenal sama mereka!!!" balas Aurell menggebrak meja.

"lo kenapa si Rell?!!!"

"bukan urusan lo!!! Udahlah, pagi-pagi bikin badmood aja," sergah Aurell lalu bergegas meninggalkan Aura.

Aurora Pramadita dan Aurellia Pramadita adalah saudara kembar identik. Perbedaan yang terlihat dapat dilihat dari alis mereka, Aura memiliki alis lebih panjang dan hampir menyatu.

Walaupun mereka identik tapi sifat dan karakter mereka berbanding terbalik. Aura yang feminim dan lemah lembut sedangkan Aurell memiliki sifat tomboy dan keras kepala.

"Lu dimana?" tanya Aban lewat sambungan telepon

"Di rumah, mau keluar, ada apa?" Aurell balik bertanya

"Buruan ke markas, bos Renggo nunggu kita di markasnya," pinta Aban.

"Oke," sahut Aurell singkat

Aurell menuju garasi rumah dan menghampiri sepeda motor kesayangannya. Setelah mengenakan helm dan sarung tangan, Aurell pergi meninggalkan rumahnya.

* * *

Renggo menyambut kedatangan Aban dan Aurell di markasnya, ditemani oleh Jon, Baron, Kuple, Jek dan Entus.

Jon adalah ketua wilayah Setu, Baron ketua wilayah Serpong Utara, Kuple Ketua Ciputat Timur, Jek dan Entus ketua Pondok Aren sedangkan Renggo sendiri sebagai ketua gangster dan ketua wilayah Serpong.

Maksud Renggo mengundang Aban dan Aurell ingin mengetes apa mereka cocok untuk menjadi ketua di wilayah Pamulang dan Ciputat.

"Kenalin ini Aban dan Aurell... Ban, Rell kenalin yang gondrong itu Jon, yang gendut itu Baron, yang botak itu Kuple, yang kurus itu Entus dan si bencong ini Jek," ucap Renggo memperkenalkan mereka.

"Sembarangan yeee kalo ngomong, eyke ini cewek tulen, cuma kejebak aja di badan cowok," sahut Jek mengoreksi ucapan Renggo.

"Cewe itu cantik, ngga kumisan kaya lu," ejek Entus.

"Heh jengan sembarangan yeee kalo bacot. Mau gue gunting tuh congoran lo!" Sahut Jek kesal.

Aban dan Aurell hanya terdiam, mereka tidak menyangka kalau anak buah Renggo memiliki tingkah cukup konyol.

"Gua ngundang lu berdua kesini karena mau jadiin lu berdua ketua wilayah. Tapi sebelum itu, gua mau ngetes lu berdua," jelas Renggo pada Aban dan Aurell.

"Tes gimana bos?" tanya Aban

"Seberapa kuat lu berdua. Lu berdua bakal ngelawan anak buah gua, dan buat lu Rell, disini ngga ada gender, kalo lu mau jadi ketua wilayah, lu juga harus ikut tes."

"Gue?... Gue lebih tertarik langsung ngelawan lo." tantang Aurell.

"Heh jaga congor lo yeee! kalo mau ngelawan si bos, hadepin gue dulu!" sahut Jek terusik oleh ucapan Aurell dan mendekatinya.

"Ow ada yang kepancing," goda Aurell santai.

"Jek!" seru Renggo singkat.

Jek hanya diam dan kembali ke tempatnya.

"Panggil kandidat lu semua!" perintah Renggo

"Siap bos."

Jon, Baron, Kuple, Jek dan Entus memanggil dua anak buahnya yang ingin mereka calonkan untuk menjadi ketua wilayah.

Akan ada dua belas orang bertarung untuk membuktikan siapa yang pantas menjadi ketua wilayah. Mereka semua baru pertama kali melihat Renggo ketua gangster Black Ribal, kecuali Aban dan Aurell, dan mereka juga baru pertama kali datang ke tempat itu.

"Batle Royal, tarung bebas, tangan kosong. Dua orang terakhir yang berdiri, dia yang bakal gua angkat jadi ketua wilayah!" ucap Renggo

Aban dan Aurell tidak bisa menyembunyikan rasa terkejut mereka. Renggo hanya tersenyum melihat ekspresi mereka. Ya, Renggo ingin melihat siapa yang lebih pantas menjadi ketua wilayah, kandidat dari anak buahnya atau Aban dan Aurell.

Tiga puluh menit berlalu, dari dua belas orang yang bertarung hanya tersisa tiga orang yang masih berdiri. Aban, Aurell dan salah satu kandidat dari Jek.

Dua mata Aban menyipit karena mendapat luka memar disana, darah segar keluar dari pelipis kirinya. Aurell mendapatkan luka memar di mata kirinya dan. Sedangkan lelaki satu lagi, terlihat banyak luka memar di wajah dan tubuhnya, karena lelaki itu memilih tak mengenakan baju saat memulai pertarungan.

"Cukup!!!" seru Renggo menghentikan mereka saat melihat masker aurell terlepas ketika bertarung dengan Sanyo dan terlihat wajahnya dihiasi darah segar yang keluar dari sudut bibirnya, untuk pertama kalinya wajah Aurell terlihat dihadapan banyak orang,

"Mereka masih bertiga boos," sela Jek terkejut akan keputusan Renggo, termasuk keempat anak buahnya

"Lu pikir gua buta?"

"Tapi kan---"

"Ban, lu gua angkat jadi ketua wilayah Ciputat. Rell, lu jadi ketua wilayah Pamulang. Dan lu, siapa nama lu?" ucap Renggo mengabaikan protes dari Jek.

"Sanyo bos," jawab pria bertubuh kurus namun berotot.

"Lu gua angkat jadi ketua wilayah Pondok Aren."

"Tapi bos, Pondok Aren udah ada gua dan Jek bos," protes Entus.

"Gua tau... Pondok Aren wilayah paling luas, tiga kali lipat dari semua wilayah yang ada, dan masih banyak area yang belom kita kuasain. Walaupun wilayah Wild Liar semakin kecil karena pergerakan polisi dan gempuran kita. Tapi perlu diinget, ada The Krugger yang sampe sekarang masih belom ada pergerakan, dan kita harus antisipasi mereka," jelas Renggo.

"Oke bos, gua paham," sahut Entus

"Dan lu semua, malam ini kita ngumpul lagi di sini, kita rayain tiga ketua wilayah yang baru," ucap Renggo memberi perintah

"Mereka gimana?" Baron menanyakan nasib kandidat yang kalah.

"Mereka boleh ikut, tapi di luar bareng anak-anak Serpong" jawab Renggo meninggalkan tempat itu.

"Siap bos!" sahut mereka serempak.

* * *

Di kantornya, Gilang menganalisa rencana yang sudah dia buat.

Ponselnya berdering, tanda notifikasi pesan BBM masuk, dan Gilang segera membaca pesan itu.

"Bagus, dia udah masuk" ucap Gilang menerima informasi yang baru dia terima.

* * *

SATU TITIKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang