23. Bukan kabar baik

42 9 4
                                        

Jarum jam menunjukan pukul 23:00. Kondisi mulai terlihat sepi, malam itu tidak banyak yang masih menikmati secangkir kopi di Kedai Kopi Nusantara #3. Noval, Riki dan Nadia masih setia menunggu kedatangan Gilang.

Noval sudah menghabiskan dua cangkir Irish Coffe. Riki sudah habis dua cangkir dengan kopi yang berbeda, Gayo Aceh dan Java Ciwidey. sedangkan Nadia, setelah menghabiskan Ice Cappucino, dan dia mencoba mencicipi kopi Americano atas saran dari Riki.

Selain menikmati kopi, mereka juga menikmati makanan yang tersedia di sana. Noval memesan memesan mie gledek menu andalan Kedai Kopi Nusantara dan Nadia memesan French Fries.

"Buset, kalo begini mah enak di lu ya gua jajan mulu disini," ujar Noval.

"Iya nih, bisa gendats nih gue kalo keseringan kaya gini," timpal Nadia.

"Buat malem ini gua yang traktir," sahut Riki santai.

Dari kejauhan terdengar dentuman suara knalpot motor 250 cc yang sudah mereka kenali siapa pemiliknya.

Di depan Kedai, Gilang datang mengenakan jaket kulit cokelat tua, di dalamnya terlihat kaos putih yang dipadukan celana jeans hitam dan sepatu boots warna cokelat. Di belakangnya seorang wanita mengenakan pakaian serba hitam dari jaket hingga celananya.

Noval, Riki dan Nadia terkejut melihat wanita yang mereka kenali mengenakan pakaian yang tidak pernah mereka lihat sebelumnya.

"Dari mana aja lu jam segini baru nyampe," rutuk Noval

"Sorry, gua harus jemput dia dulu," jawab Gilang menunjuk Aurell.

"Lo kesurupan apa Ra dandan kaya gini?" tanya Nadia heran melihat pakaian Aurell.

"Nanti gua jelasin," sahut Gilang, "Kamu pesen minum dulu sana," pinta Gilang pada Aurell.

"Abis dari mana lu berdua?" selidik Riki.

"Tugas," jawab Gilang singkat.

Setelah Aurell bergabung, Gilang mulai menjelaskan info terbaru mengenai Rizal.

Rasa terkejut tergambar di wajah Noval, Riki dan Nadia. Mereka tidak percaya mendengar informasi yang diberikan oleh Gilang.

"Ngga mungkin!!! Gue liat sendiri Rizal bagiin nasi box ke pemulung," tolak Nadia tidak percaya informasi dari Gilang.

"Lu denger dulu! Jangan maen potong aja," sergah Gilang.

"Gua ngga percaya yang barusan lu omongin," tolak Noval.

"Ngga mungkin itu Rizal," protes Riki.

"Lu pikir gua percaya!" bentak Gilang, "awalnya gua juga ngga percaya kalo itu Rizal," lanjut Gilang.

"Kenapa sekarang lu percaya?" tanya Noval heran.

"Karena dia," jawab Gilang melirik Aurell.

"Apa hubungannya Aura sama Rizal?" tanya Nadia, "dan satu lagi, sejak kapan lo dandan kaya gini?"

"Dia---" ucap Gilang terpotong

"Dari dulu," potong Aurell.

"Maksud lu Ra?" tanya Noval tidak mengerti.

"Satu hal yang harus lo tau, gue bukan Aura, gua Aurell," terang Aurell membuat Gilang tersentak.

"Gua ngga ngerti," sahut Noval

"Gue sama Aura sodara kembar identik," jelas Aurell.

Belum hilang rasa terkejut mereka soal Rizal, mereka harus dikejutkan lagi fakta bahwa wanita yang ada di depan mereka bukan orang yang mereka kenali.

SATU TITIKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang