Unknown Status
Chapter 28
- melupakan -
----- 🥀 -----"A-apa...?"
Derren menggeleng, "Lupain." katanya seraya membalik tubunya, dan berjalan menuju motor sport nya.
"Emang boleh?"
Pertanyaan Bella membuat langkah kaki Derren terhenti seketika, ia bergeming di tempatnya.
Bella mengusap air mata yang mengalir di pipinya, lalu meringis saat melihat Derren yang masih diam di tempatnya setelah mendengar pertanyaan nya tadi.
"Eh, enggak, kok. Maksud Bella bukan boleh pelu--" Ucapan Bella terhenti saat Derren dengan tiba-tiba berjalan ke arahnya. Merengkuh Bella, membalut tubuh mungil gadis itu dengan tubuhnya yang besar.
Mata Bella sedikit melebar, perlahan tangannya terulur membalas pelukan hangat itu. Isakan kembali terdengar, Bella merasa rapuh. Sakit di hatinya belum juga reda.
"Gue ngerti dengan apa yang lo rasain saat ini, gue paham. Karena... gue juga pernah ada di posisi lo, Bel" Derren berkata pelan. Berbisik tepat di telinga Bella.
"Kalo nangis emang bikin lo lega, lo boleh nangis sepuasnya." Kata pria itu, lagi.
Bella mengeratkan pelukannya, merasa nyaman dengan posisinya saat ini. Isakannya mulai mereda, tapi tangannya tetap memeluk Derren erat. Enggan melepaskan meski beberapa orang di sekitar mereka menatap bingung kedua sejoli itu.
----- 🥀 -----
"Kamu kenapa? Gak suka ya, jalan-jalan sama aku?"
Azka tidak menjawab pertanyaan Clara, ia malah kembali menunduk, menatap layar ponselnya yang menampilkan ruang chat nya bersama Bella.
Sepasang kekasih itu saat ini sedang berada di restoran dekat apartemen Azka. Dan saat keduanya baru sampai disana, Azka baru ingat jika tadi ia memiliki janji pada Bella. Ia mencoba menghubungi gadis itu, namun tak ada satupun pesannya yang di balas.
"Kamu lagi apa? Kenapa main hp terus?" Clara berdecak, menatap sang pacar dengan kesal.
Azka mendongak, menyimpan ponselnya ke atas meja. "Aku lagi main game," alihnya sembari kembali memakan makanan makanannya.
Clara memicingkan matanya, menatap Azka curiga. Ia tiba-tiba saja teringat Bella. Gadis yang ia tahu sedang dikabarkan dekat dengan pacarnya.
"Bohong. Jangan bilang... kamu lagi chat-an sama si Bella itu?"
Azka sedikit terkejut saat tebakan Clara tepat sasaran.
Entah mengapa dari tadi Azka malah mengkhawatirkan Bella ketika ia sedang bersama kekasihnya.
Apakah gerak-geriknya terlalu terlihat jelas?
"Kamu tuh, ada hubungan apa sih, sama Bella?" Clara mendengus, hatinya tentu saja sakit saat tahu Azka malah sedang memikirkan gadis lain.
"Pas aku di Singapur lagi berjuang bangun dari koma, kamu malah main cewe disini." Matanya mulai berkaca-kaca, Clara menunduk, "Bahkan sekarang, saat kita lagi makan bareng, kamu malah mikirin dia."
Azka menatap Clara dengan tatapan yang tak terbaca. Azka memiliki alasan mengapa setelah kecelakaan mobil yang dialami Clara ia malah mendekati gadis lain. Tak mungkin Azka berani mengkhianati Pacarnya itu jika tanpa alasan.
Sebuah memori menyakitkan kembali teringat oleh Azka. Kejadian yang berhasil membuat hatinya serasa dihantam batu berukuran raksasa. Dan kejadian itu terjadi tepat sebelum Clara kecelakaan. Saat Clara bangun dari koma panjangnya, gadis itu dinyatakan hilang ingatan.
Azka yang tadinya akan marah dan menjauhi Clara sehabis gadis itu bangun dari koma mengurungkan niatnya karena tidak tega.
Azka berpikir, apakah harus ia mengatakannya sekarang, atau tidak.
Sebelumnya, Azka meyakinkan pada diri sendiri untuk memberi Clara satu kesempatan lagi. Mungkin perbuatan yang membuat Azka sakit hati yang dilakukan Clara di masa lalu hanya sebatas ketidak sengajaan. Semoga.
Tangan Azka terulur menggenggam tangan kecil Clara, "Maaf, gue salah."
Clara mendongak menatap Azka, mengeratkan genggaman tangannya di tangan pria itu. "Kalau aku minta kamu jauhin cewe itu, apa kamu bisa?"
----- 🥀 -----
"Buat lo." Derren menyodorkan bunga mawar putih yang tadi dibelinya di toko bunga.
Keduanya sudah sampai di depan rumah Bella, dengan Derren yang masih stay di atas motornya, bersiap pulang ke rumah.
Bella mengerutkan keningnya, menatap bunga itu tanpa menerimanya. "Kenapa dikasih ke Bella?"
Derren mengedikan bahunya, bahkan ia sendiri pun bingung mengapa tangannya bisa lancang memberikan bunga itu pada Bella. Padahal, bukan Bella lah alasan mengapa ia membeli bunga itu. "Biar gak sedih terus, mungkin?"
Bella merasakan sedikit hangat dihatinya, tangannya terulur menerima se bucket bunga indah itu. "Makasih, tapi... kalo pacar kamu marah gimana?"
Menutup kaca helm full facenya, lalu Derren menyalakan mesin motornya. "Gue gak punya pacar."
Kening Bella mengerut makin dalam, matanya yang sembap sehabis menangis berkedip dua kali. "Terus kamu beli ini buat siapa?"
"Kepo." setelah berkata seperti itu Derren langsung melajukan motornya meninggalkan Bella.
Bella merenung, menatap sebuket bunga ditangannya. Lalu ia berbalik, berjalan memasuki rumahnya.
"Wah, itu bunga dari pacarnya, neng? Meni bagus pisan, atuh." Pak Ardi yang sedang mengopi di pos satpam berkata demikian, membuat langkah Bella terhenti seketika.
"Kepo." kata Bella meniru gaya bicara Derren, lalu gadis itu berjalan sedikit berlari memasuki rumahnya, berlari ke lantai dua menuju kamarnya.
Bersyukurlah Bella karena Mamanya atau Kevin sedang tidak ada di rumah. Jika ada keduanya pasti heboh mempertanyakan matanya yang sebab dan juga sebucket bunga mawar putih yang dibawanya.
Bella menyimpan tas ranselnya sembarang, mencolokan kabel pada ponsel bercase biru langit miliknya yang mati karena kehabisan daya, lalu ia duduk di sofa pink di dekat kasur. Bella menatap bunga pemberian Derren, bayangan wajah Derren kembali terlintas di benaknya.
Ia tidak pernah menyangka, Derren lah yang menguatkannya ketika tadi Bella tengah bersedih. Dan sepertinya, Derren berperilaku seperti itu karena pria itu pernah juga merasakan hal yang sama seperti Bella. Papanya pernah berselingkuh, itu katanya.
Bella tersenyum, lalu sedetik kemudian menekuk wajahnya.
"Kenapa disaat Bella sedih kaya gini, Azka malah menghilang?"
----- 🥀 -----
- UNKNOWN STATUS -
KAMU SEDANG MEMBACA
Unknown Status [completed]
Ficção Adolescente[ COMPLETED ] [ REVISI ] "Why am I so afraid of losing you when we aren't even mine" ----- 🥀 ----- Laluna Bella terjebak masa lalunya yang menyesakkan, bahkan untuk sekedar diingat. Menjadi pelampiasan pria yang dicintainya sudah cukup membuat hat...