Unknown Status
Chapter 07
- kiss?! -
----- 🥀 -----
"Buruan ganti!"
Bella mengangguk, menerima baju pemberian Azka dan segera berlalu menuju kamar utama.
Setelah membuka pintu kayu bercat putih itu dengan pelan, hal yang pertama kali Bella lakukan adalah menatap seluruh penjuru kamar bernuansa monochrome itu dengan kagum. Aroma tubuh maskulin khas Azka langsung menyeruak begitu Bella melangkah lebih dalam, setelah menutup pintu rapat-rapat sebelumnya.
Tadi, setelah bermain hujan-hujanan di jalan dekat halte, keduanya langsung bergegas pulang dengan menggunakan motor sport Azka. Namun tanpa Bella sangka-sangka, pria itu malah membawa Bella ke apartemen miliknya. Karena Azka khawatir Bella kedinginan, jadi pria itu menyuruhnya mengeringkan badan dan istirahat sebentar.
Jadi disinilah Bella berakhir, di apartemen mewah milik seorang Raynazka Belvan. Senyum kembali terbiti di wajahnya, teringat saat Azka berkata bahwa Bella adalah teman wanita pertama yang ia bawa ke apartemen nya.
"Azka, ini bajunya kegedean!" Seru Bella kesal dengan wajah tertekuk, melihat penampilan nya sendiri.
Azka terkekeh, sweater cream
miliknya itu terlihat kebesaran di tubuh Bella yang mungil. "Enggak, bagus kok!"Bella duduk di sofa, tepat di sebelah Azka. "Iya?" Tanya Bella memastikan.
Azka mengangguk mantap, lalu memberikan segelas susu coklat hangat pada gadis di sebelahnya yang langsung diterima Bella dengan senang hati.
Keduanya menatap layar tv ditemani keheningan. Hingga suara yang berasal dari perut seseorang memecah keheningan itu.
"Lo laper?" Azka bertanya seraya terkekeh geli melihat Bella yang menyengir lebar.
Bella menganguk dengan malu-malu. "Maafin cacing di perut Bella, ya? Emang suka teriak-teriak gitu kalo lagi laper."
Azka mengacak poni Bella dengan gemas, lalu beranjak dari sofa dan berjalan menuju dapur yang terletak di sebelah mini bar.
Bella berjalan menghampiri Azka, duduk di kursi makan, menatap lekat pria yang sedang mengeluarkan bahan-bahan dari dalam kulkas.
"Azka mau masak apa?"
Azka menoleh sejenak, lalu kembali sibuk dengan memotong daging di hadapannya. "Spageti, suka gak?"
Bella mengangguk cepat. "Bella suka!" ujarnya dengan semangat.
Dua puluh menit berlalu, Azka sudah menyelesaikan masakannya. Pria itu menyagikannya di piring, lalu berjalan menghampiri Bella di meja makan.
Namun, kerutan kening nampak saat matanya melihat Bella yang menidurkan kepalanya di lipatan kedua tangannya di atas meja.
Azka menyimpan kedua piring itu di atas meja, lalu menatap Bella yang tertidur lelap. Menggoyangkan bahu gadis itu pelan.
"Bangun, lo harus makan." Bisik Azka tepat di depan wajah Bella.
Bella mengerang pelan, lalu mendongak, mengucek kedua matanya.
Azka duduk di kursi yang berada di depan Bella. "Makan."
Bella mengangguk, menatap spageti buatan Azka dengan lahap. "Azka jago masak, ya? Spageti nya enak banget!" Seru Bella dengan mata berbinar.
Azka terkekeh, lalu menggeleng pelan. "Gue cuma bisa masak, bukan jago masak."
Setelah itu keduanya makan tanpa mengeluarkan suara, hanya terdengar dentingan alat makan di dapur besar itu.
Azka yang sudah menghabiskan makanannya lebih dulu saat ini malah asik menatap cara makan seorang Laluna Bella. Dengan lahap gadis itu makan seperti tidak makan selama seminggu. Saus tomat menghiasi wajah cantik itu. Jika wanita lain akan bersikap jaim di depannya, Bella malah terlihat cuek. How cute!
"Habis!" Seru Bella seraya mendorong piringnya.
Azka tersadar dari lamunannya saat seruan itu terdengar, ia tersenyum geli, mengambil piring itu dan membawanya menuju tempat cuci piring. "Udah kenyang?"
Bella mengangguk, mengelus perutnya. "Banget!"
Tiba-tiba gadis itu berdiri, berjalan menuju tempat cuci piring. "Biar Bella aja yang cuci."
Azka menaikan sebelah alisnya. "Yakin, bisa? Gue gak mau piring-piring itu pada pecah."
Bella mengerucutkan bibirnya. "Bisa, dong!" Ujarnya kesal.
Azka terkekeh geli, lalu mengangguk. "Kalo lo cape, bilang aja."
"Gak akan cape, emangnya Bella cuci piring sambil lari-lari?"
Bella mulai mencuci piring bekas makannya bersama Azka tadi. Berdoa saja, semoga piring itu tidak ada yang pecah seperti apa yang dikatakan Azka tadi. Karena jujur, ini adalah pertama kalinya bagi Bella mencuci piring.
Azka hanya menatap punggung kecil itu dengan senyum kecil, ia berjalan menuju meja di ruang tengah. Membawa dua cangkir bekas susu coklat yang tadi ia berikan pada Bella. Lalu kakinya melangkah mendekati Bella, tanpa gadis itu sadari, ia berdiri di belakangnya dengan jarak yang sangat dekat. Bahkan, Azka dapat mencium aroma strawberry yang berasal dari rambut Bella.
Saat Azka mengulurkan tangannya menyimpan gelas, nampak Bella yang terkejut. Secara refleks kepala berhiaskan rambut indah sebahu itu menoleh ke belakang tanpa aba-aba, membuat bibir keduanya bersentuhan selama beberapa detik, sampai sang gadis dengan pipi yang sudah berubah warna menjadi semerah tomat itu memundurkan wajahnya.
----- 🥀 -----
- UNKNOWN STATUS -
KAMU SEDANG MEMBACA
Unknown Status [completed]
Fiksi Remaja[ COMPLETED ] [ REVISI ] "Why am I so afraid of losing you when we aren't even mine" ----- 🥀 ----- Laluna Bella terjebak masa lalunya yang menyesakkan, bahkan untuk sekedar diingat. Menjadi pelampiasan pria yang dicintainya sudah cukup membuat hat...