US 20 - Pensi

452 37 0
                                    

Unknown Status
Chapter 20
- Pensi -

Unknown Status Chapter 20- Pensi -

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


----- 🥀 -----

"Azka.... Bella gugup." Bella memegang erat ujung kaos hitam khusus panitia pensi yang digunakan Azka.

"Kaki Bella lemes ini, kaya jelly. Gak bisa berdiri." lanjut gadis itu dengan lesu.

Azka menatap Bella yang sedang duduk di kursi belakang panggung, sedangkan ia sendiri sedang berdiri di depan Bella. Mencoba menenangkan ke gugupan yang sejak tadi menyelimuti gadis di hadapannya.

Acara pensi sedang diadakan hari ini, kemeriahan di lapangan semakin memanas sepanas matahari saat ini. Sorakan penonton terdengar dari arah Bella duduk, membuat kegugupan nya makin besar dan membuat nyalinya makin kecil.

"Tenang. Anggap aja semua orang itu enggak ada." Azka kembali menenangkan Bella.

Bella mengangguk, menarik napasnya dan mengeluarkannya untuk meredakan gugup.

Saat ia sudah mulai kembali tenang, seseorang memanggil namanya dan menyuruhnya untuk segera naik ke panggung. Dan itu mau tak mau membuat jantungnya kembali berdetak kencang.

"Azka.... Bella takut! Kamu aja yang nyanyi, sana!"

Azka mengernyitkan dahinya. "Ngaco! Gue mana bisa nyanyi."

"Ayo, lo pasti bisa!" Azka menarik tangan Bella dan mengantarnya ke panggung. Hanya sampai tangga menuju panggung, setelah memastikan Bella sudah naik, Azka segera bergabung bersama kedua sahabatnya di kursi penonton.

"Pacaran mulu, lo!" Juan mendelik kesal saat Azka baru saja duduk di kursi sebelahnya.

Azka mengedikan bahunya, mengabaikan ucapan pria itu. Ia lebih memilih menatap gadis cantik di atas panggung itu.

"Wah... Ternyata harapan kita semua sepertinya terkabul, guys! Pasangan cetar ini telah kembali!" MC di atas panggung yang tak lain dan tak bukan adalah siswa Bina Bangsa bersorak heboh saat Bella dan Vano sudah standby.

Penonton yang lain bersorak, menanti penampilan couple goals pada masanya itu.

"Hmm.... Kayaknya gue mencium bau-bau CLBK, nih!" Kali ini MC lain yang merupakan sekretaris OSIS berseru, dan itu sukses menambah ricuh penonton. Apalagi bagi mereka yang dulu mendukung hubungan keduanya.

Azka mengepalkan tangan di tempatnya duduk saat ini. Andai saja ia bisa naik ke atas panggung dan memberi bogem pada pria banyak bacot itu. Azka pasti akan melakukannya sekarang juga.

"Yaudah, gak usah banyak basa-basi. Langsung aja kita saksikan penampilan Bella dan Vano!"

Segera setelah itu, tepukan penonton membuat suasana riuh. Kedua orang di atas panggung mulai menampilkan apa yang sudah mereka pelajari selama latihan.

Suara Bella yang merdu berpadu dengan suara gitar yang dipetik oleh Vano, membuat irama yang sangat enak di dengar. Apalagi saat Vano mulai bernyanyi, perpaduan suara kedua sejoli itu sungguh membuat semua penonton terbuai.

Jika semua orang di lapangan terbuai dan baper dengan penampilan kedua orang di atas panggung itu, lain halnya dengan pria yang duduk di bangku penonton barisan paling depan.

Sejak pertama lagu berputar kepalan tangannya semakin mengerat, matanya menatap tak suka lelaki dengan gitar di tanganya itu.

Apalagi saat keduanya saling menatap, tersenyum seolah menikmati penampilannya. Huh, kemistri yang sangat bagus. Tapi sayangnya Azka tak suka.

Namun ekspresi pria itu seketika berubah saat Bella mual menatapnya, menyanyikan lagu itu dengan penuh penghayatan.

----- 🥀 -----

Bella berjalan dengan gugup ke atas panggung, ia menoleh sedikit ke belakang dan decakan sebal terdengar dari mulutnya saat terlihat Azka yang tadi mengantarnya berjalan menjauh.

Semakin Bella berjalan menuju tengah panggung jantungnya berdetak kian keras.

Ia berdiri di sebelah Vano yang sudah siap dengan gitarnya. Vano mengangguk, berbisik pelan. "Gak usah gugup."

Bella hanya diam, dari matanya saja sudah ketahuan bahwa gadis itu masih terlihat nervous.

"Wah... Ternyata harapan kita semua sepertinya terkabul, guys! Pasangan cetar ini telah kembali!"

Bella hanya tersenyum kecil, menatap dengan teliti ratusan penonton di depannya untuk mencari seseorang. Dan saat matanya sudah menangkap orang itu, Bella buru-buru tersenyum lebar.

"Hmm.... Kayaknya gue mencium bau-bau CLBK, nih!"

Sorakan penonton makin riuh, tapi Bella mengabaikannya. Ia memegang mic di tangannya dengan erat. Ingin sekali ia berteriak pada MC itu untuk segera memulai.

"Yaudah, gak usah banyak basa-basi. Langsung aja kita saksikan penampilan Bella dan Vano!"

Bella menatap Vano, lalu pria itu mengangguk. Mulai memetik gitar akustik nya.

Keduanya tampil dengan baik. Bella mulai menghembuskan nafas leganya saat penampilannya sudah selesai. Setelah sebelumnya tak lupa mengucapkan terimakasih pada para penonton, Bella turun dari panggung diikuti Vano dibelakangnya.

"Bel!"

Saat Bella akan terus berjalan menuju toilet, Vano memanggil namanya. Membuat jalannya  di koridor seketika terhenti.

"Kenapa, kak?"

Vano menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Kerja bagus. Suara lo masih sama bagusnya kaya dulu."

Bella tersenyum kecil, lalu mengangguk. "Makasih, kak."

"Lo sabtu sekarang ada waktu gak?"

"Hah?" Bella mengerutkan keningnya. Sedikit tak paham maksud pertanyaan kaka kelasnya ini.

Vano tersenyum lembut, lalu melihat sekitar koridor yang sepi. "Jalan sama gue mau gak?"

Kerutan di kening Bella makin dalam, berpikir apakah tadi ia salah dengar atau apa.

Vano maju satu langkah, lalu tiba-tiba pria itu memegang kedua tangan Bella lembut membuat Bella terkejut.

"Bel, gue... Mau minta maaf. Entah kenapa sekarang gue malah ngerasa kalo hati gue mulai tertarik lagi sama lo."

"Gue minta kita mulai dari awal lagi ya, Bel?"

Pernyataan dan pertanyaan tiba-tiba itu sukses membuat Bella semakin kaget.

Pria ini. Pria yang mencampakan Bella dulu. Pria yang menjadikan Bella pacar hanya untuk pelampiasan. Hanya untuk bahan untuk membuat cemburu mantannya.

Dan sekarang apa?

Bella mencoba menarik tangannya, namun kekuatannya kalah dari kekuatan pria di depannya. "Kak, tolong lep---"

"Lepasin tangan sialan lo dari tangan cewe gue!"

Desisan itu terdengar disusul dengan tarikan pada tangan Bella. Bella menatap ke sebelahnya. Azka berdiri dengan matanya yang menatap Vano tajam.

"Mending sekarang lo jauh-jauh dari dia." Azka menarik tangan Bella bersamanya. Dan saat pria itu melewati Vano, Azka berbisik pelan pada si ketua OSIS itu.

"She's mine. Only mine."

----- 🥀 -----

- UNKNOWN STATUS -

Unknown Status [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang