"eoma, makanan sudah yonji siapkan, tutup pintu rapat-rapat, jagan biarkan orang selain yonji masuk, arraso! (mengerti) " kata yonji menegaskan.
"arraso, apa kau harus memaksakan diri yonji" ibunya khawatir.
Gadis manis itu hanya tersenyum dan mengangguk, apa pun yang terjadi ia harus menyelesaikan kuliahnya, itulah janji yang dibuat kepada ayahnya sebelum meninggal.
Yonjipun berlalu meninggalkan sang ibu sendiri dirumah, walaupun ia khawatir kalau saja kakanya akan datang dan meminta uang kembali, namun yonji tak bisa menepis kemungkinan itu, gadis itu hanya berharap tuhan melindungi ibunya.
Wajahnya masih perih, penuh lebam dan biru, yonji hanya menutupinya dengan make up, ia tidak mau menunjukkan pada dunia apa yang semalam ini ia alami.
"kyaa yonji..... " sesorang memanggil dan menepuk pundaknya.
"yaa.. Appayoo (sakit) " keluh yonji.
Lelaki itu hanya tertawa, sambil memegang perutnya, menyamakan langkah dengan yonji dan menanyakan kabarnya, namun seberapa baik yonji menutupi wajahnya dengn make up tetap saja ketahuan.
"apa kabar min yonji" katanya sambil terkekeh pelan.
"baik, padahal kemarin kita baru bertemu kenapa sudah menanyakan kabar" sambil memonyongkan bibir kecilnya.
Sangat lama lelaki itu melihat wajah yonji sambil beberapa kali mengerutkan keningnya.
"yaaa park jimin" bentak yonji,
Jimin kaget, pria yang cukup seksi itu bernama park jimin, teman yonji dari masa di SMA dulu,
"kenapa wajahmu? " sambil memegang wajah yonji,
"aahhh, gwencanayo (aku tidak apa-apa), jagan khawatir" kata yonji sambil tersenyum.
"apa ini ulah si br*ngs*k itu" sambil memasang wajah marah.
"yaa park jimin, si br*ngs*k itu na oppaya (kakaku) " sambil melototi jimin.
Jimin hanya diam dan kembali melangkah, dadanya sesak melihat wanita bodoh seperti yonji.
"yaaa tunggu aku" yonji mengikutinya sambil sedikit berlari.
Kafetaria kampus**
Park jimin mengikuti yonji ke kafetaria kampus, untuk makan bersama namun hal itu Justru membuat mahasiwa lain melihat mereka, pria tampan dan seksi itu yang menjadi pusatnya bukan yonji
Hanya dengan menggunakan pakaian seadanya saja park jimin sudah sangat tampan.
"heol kau sungguh luar biasa park jimin" ujar yonjin.Par jimin terkekeh pelan, sambil melanjutkan ke kafetaria.
"apa kau akan berkerja lagi hari ini? "
"iyaa, " jawab yonji sambil tersenyum manis.
"yaa, ada apa? kenapa kau senang? " tanya jimin sambil menaruh makanan nya dimeja.
Yonji hanya tersenyum, meletakkan jari telunjuknya di bibir, pertanda bahwa jimin harus diam.
"ayo makan" ajak yonji.
Bodohnya jimin ia hanya mengikuti apa kata gadis itu, tanpa tanya lebih jauh lagi, jimin tak mau mencari tahu lebih jauh lagi, ia takut kalau yonji akan merasa terganggu.
Setelah makan, yonji berpamitan kepada park jimin, walaupun pada awalnya lelaki berambut pirang itu tak mengijinkannya dan justru mengajaknya bermain.
Namun beban di pundaknya lebih besar ketimbang harus bermain yonji memilih untuk bekerja.
~"aku berusaha untuk masa depan ku yang mungkin saja akan lebih indah dari sekarang"~
Cafe hari ini cukup sepi, gadis itu masuk melalui pintu depan, ia mengerutkan kening saat berada di samping meja no 3, gadis itu memegang lembut meja itu sambil tersenyum memandanginya.
"min yonji, cepatlah" kata ka yun.
Yonji tersadar dari pusat lamunannya, melangkah cepat keposisinya ia berada.
Gadis itu melirik jam, "hampir jam 3" gumamnya.
Dilihatnya kearah meja itu, tak ada sosok yang ia kenali, "kemana pria itu " gumanya lagi.
Cukup lama yonji melihat meja itu, entah apa yang terbesit di fikirannya, pelanggan tiba pun ia tak tahu.
Tok..tok... Suara meja diketuk "agashi..(nona) "
"aahh maaf pelanggan, mau pesan apa? " jawabnya lembut walau sambil terkaget.
"ice amricano.. " katanya gagah.
Suara yang tidak asing dan pesanan yang sangat familiar, yonji mengubah pandangan ke suara itu berasal.
Wajahnya berubah seketika, dahi berkerut bahkan bibirnya sedikit monyong itu pertanda ia sedang berfikir keras, menginggat sesuatu hal yang tidak asing.
"agashi..(nona) Ice americano satu" katanya lagi.
Aaahh yonji menggeleng kan kepalanya, "ah ne, tunggu sebentar " katanya manis.
"ini coffe ice amricanonya ajushi" sambil memberikan satu cup gelas cofee itu.
Pria itu tidak berkata apapun, langsung pergi setelah berhasil mendapatkan pesanannya.
"punggung itu, aahhh meja no 3" yonji langsung mengetahuinya.
Ia pun berlari kearah pria itu, mengejarnya keluar cafe karena ingin menanyakan namanya, hampir diraihnya tangan pria itu, cukup dekat.
"tunggu.. Ajush.. .." belum sempat yonji memanggilnya ia sudah menghentikan langkahnya..
"appa (ayah).... " gadis manis berlari kearah pria itu.
To be continue.....
Happy reading guysss... ...
Walaupun kacau aku harap kalian suka.. .
Kali ini lebih singkat yaa.....
KAMU SEDANG MEMBACA
First Love "Min Yonji"
RomanceKau bukanlah rasa pertama bagiku, kau hanya pria misterius yang membuat aku tersenyum dan terlena saat pertama bertemu, aku harap rasa ini tidak berubah seiring aku mengenalmu . - Min Yonji. Perasaan aneh yang sama dirasakan oleh pria dingin berhati...