11

29 5 0
                                    

Tiga hari sudah ibu Yonji dirawat, pasca operasi kondisinya mulai membaik.

Yonji yang sibuk itu harus rela membagi waktunya lagi, kini bukan hanya kuliah dan kerja saja, sekarang sudah ada ibunya yang harus ia jaga di rumah sakit.

"Jika kondisi ibumu terus menunjukkan kemajuan, mungkin 2-3 hari lagi sudah boleh pulang" kata Dokter.

"Syukurlahh... Terimakasih Dokter" ucap Yonji dan bibinya.

Dokter itu berlalu meninggalkan kamar tersebut, jam sudah menunjukkan waktu dimana Yonji harus bekerja.

"Setelah pulang dari bekerja aku langsung kesini" tutur Yonji sebelum benar pergi.

"Baiklahh... Serahkan ibumu pada bibi " ucap bibi meyakinkan.

Kini Yonji bisa bergantian menjaga ibunya, karena Bibi memang tidak sibuk saat ini, Toko rotinya di Daegu sudah ada yang menjaga.

Cafe...

Cafe hari ini sedikit sepi, atau karena ini jam sibuk orang bekerja?, namun biasanya hari sibuk adalah waktu paling ramai di cafe.

Saking sepinya para pegawai bisa bersenda gurau, duduk-duduk bahkan bisa sambil bermain ponsel.

Jimin

Kau dimana?

Cafe!
√√
Kenapa tidak masuk kampus?

Ibuku masuk rumah sakit, jadi aku harus menjaganya.
√√

Kyaa... kau kejam sekali, kenapa tidak mengabariku?, sekarang Bibi dirawat dimana?

Di Rumah Sakit ***
√√

Baiklah... Aku akan kesana, lanjutkan kerjamu.

Ohhh arasso...
√√

"Dasar Jimin bawel" kata Yonji setelah mengakhiri pesannya.

"Yonji.."

"Heoh.... Mau pesan a.." belum sempat Yonji menyelesaikan slogan yang biasa ia ucapkan, matanya sudah terpaku dengan sosok pria yang berdiri di depannya " Aku fikir kau tidak akan datang" lanjutnya.

"Ck. Ayo bicara" senyuman sinis di bibir Jungkok.

Kali ini Yonji mengikutinya dengan yakin, tidak ada rasa gugup ataupun takut, tidak seperti waktu itu, hari dimana Yonji masih merasa bahwa Jungkok adalah pria spesialnya.

"Ini Kontraknya" sambil menyodorkan beberapa lembar kertas.

Tanpa banyak berfikir, Yonji langsung mengambil kertas itu membacanya dengan sangat teliti dan fokus.

"Apa ini?, Point ke 5 jagan jatuh cinta pada Jeon Jungkok" membacanya lantang.

Jungkok mengangguk yakin sambil menegguk cofee yang baru saja tiba.

"Apa ada yang salah?" tanyanya tenang.

"Heoh... Kau fikir kau setampan itu hah! Sampai aku harus jatuh cinta heoh!" Yonji sedikit kesal.

"Dasar pria licik huh" lanjutnya.

Senyuman Jungkok menambah rasa kesal Yonji yang sesekali memperhatikannya. Bagaimana Jungkok bereaksi atas ketidak sukaan Yonji membuatnya terlihat mengemaskan dan sedikit nakal.

First Love "Min Yonji"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang