0.7

40 4 0
                                    

Demi apa ia akan bertemu kembali dengan pria itu, namun ia tak bisa memungkiri bahwa alasannya adalah karena ia bekerja di tempat yang paling sering pria itu kunjungi, maka tidak heran bahwa pria itu akan selalu muncul walaupun sekuat apapun melupakannya.

"bisa kita bicara... Min yonji?" jungkok .

Yonji hanya mengangguk dan mengikuti jungkok ketempat duduk yang biasa ia tempati, langkahnya sedikit canggung perlahan tapi pasti namun sesekali yonji melihat kebelakang memeriksa keadaan dengan bermain kontak mata dengan kak yun,  namun kali ini kak yun sagat bersemangat dan menyuruhnya untuk cepat.

Yonji yang canggung hanya menundukkan kepalanya, mengengam erat tanganya, serta diikuti kakinya yang gemetar.

"kenapa kau melarikan diri? " jungkok membuka suara.

"aku tidak melarikan diri, itu.. itu.. hanya hal yang biasa disebut pergi, hanya itu saja" jawab yonji dengan nada yang sedikit gemetar, wajahnya tak berani melihat pria itu sangat malu ia rasa saat ini.

"lalu..kenapa kau pergi? " jungkok bertanya lagi.

"aku.. Aku cuma merasa.. Tak pantas berada ditempat itu, walaupun itu gratis sekalipun, lagipula aku sudah merasa lebih baik" kata yonji membela.

"emh..  Ya terserah apa yang kau rasakan dan fikirkan.  Emhh yonji..! " jungkok memanggilnya.

"heoh ne... " jawab yonji terkejut.

"apa kau mau jadi pacarku?" tanya jungkok.

Hah.. Wajah yonji merubah merah mulutnya terbuka sangat lebar, tatapanya kosong bagaikan gelas coffee yang tak terisi. Ya tentu saja sepertinya reaksi semua wanita yang belum pernah berpacaran sebelumnya akan seperti dirinya.

"kyaa min yonji..." panggil jungkok sambil sesekali mengibaskan telapak tangannya didepan wajah gadis yang seperti tak bernyawa.

"hahahahah...... " jungkok tertawa lepas,

"apa.. Kau fikir ini betulan hah? Hahaha ini pertama kalinya aku tertawa lepas, kau wanita pertama yang membuatku seperti ini" jungkok tertawa sampai seisi cafe bingung dengannya.

Yonji yang tersadar pun langsung menggelengkan kepalanya sambil sesekali menepuk wajahnya.

"apa maksudmu?,  apa kau berusaha mempermainkan ku ajushi?,  apa aku terlihat mudah bagimu hah? " yonji kesal.

"bukan begitu.. Perutku sakit sekali,.... Aku hanya ingin kau menjadi pacar sewaanku, berapapun yang kau minta dan apapun yang kau inginkan akan kukabulkan yonji. " Jungkok.

"sekalipun itu yang aku inginkan membeli gunung fuji? " ledek yonji.

"apa kau gila?,  aku yakin bukan itu yang yonji kecil ini inginkan" jawab jungkok.

Yonji hanya diam, lagi-lagi dia kalah argumen dengan pria ini, ketampananya membuat otak yonji berhenti sejenak.

"kenapa harus aku? " tanyanya .

"emhh kenapa yaa....  Kau wanita yang dilihat ayahku pertama kalinya di rumah sakit, ayahku melihat kita jalan bersama dan dikiranya bahwa kau hamil karena ku sehingga pergi kerumah sakit untuk memeriksakan kandunganmu hahaha" jelas jungkok sambil sedikit tertawa.

"pemikiran yang sangat rumit bukan? " tambah jungkok.

"aku tidak mau.. Walaupun itu menyelesaikan salah paham sekalipun,  aku akui memang sekarang ini sangat membutuhkan uang, tapi tidak dengan cara ini" tolak yonji dengan kuat.

Jungkok melihatnya dengan lekat ini pertama kalinya ia ditolak dengan wanita, apalagi wanita seperti min yonji.

"apa yang kau mau, uang?,  rumah?,  jabatan?,  aku bisa memberikan itu semua" jungkok.

First Love "Min Yonji"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang