13

18 2 0
                                    

Yonji pikir kata-katanya hanya lelucon biasa. Tapi benar saja sorenya Lelaki aneh itu menjemputnya. Ia bahkan membawakan koper Yonji yang cukup berat.

"Kenapa bisa seberat ini?" kata Seokjin sambil menuruni tangga dan membawa koper Yonji.

"Itu hidup dan matiku, pelan-pelan" Yonji mengikuti dibelakang.

Yonji tersenyum sekilas membayangkan kejadian yang sama saat Jimin membantunya beberapa hari yang lalu. Lalu nampak Yonji mengelengkan kepalanya "Eh kenapa aku memikirkannya." sambil menepuk wajahnya.

"Apa yang kau bilang" seokjin mulai lelah.

"Aah bukan apa-apa Seokjin Op-pa" ucapnya terbata menunggu respon dari yang punya nama.

"Ahh gwencana aku suka kau memanggilku Oppa" mengedipkan sebelah mata.

Seokjin memasukkan koper itu kedalam mobil. Beberapa saat kami melakukan perjalanan menuju ke rumah Jungkok. Ternyata rumanya adalah sebuah Apartemen mewah yang berada dipusat kota Seoul.

"Wahhh jadi ini Apartemennya?" mendonggakkan kepalanya melihat ujung bangunan tinggi itu.

"Ternyata dia memang orang kaya" gumamnya.

"Kau pikir siapa dia?" lanjut Seokjin sambil membawa kopernya.

"Pembohong!" ucap Yonji polos.

"Hahahahahha" terdengar suara tawa yang begitu senang.

"Aku setuju dengan perkataanmu" sambil memegang perutnya karena sakit tertawa.

Walaupun koper itu cukup berat, Seokjin tidak memperbolehkan Yonji untuk membawanya. Ternyata ia lelaki yang cukup bertanggung jawab. Fikir Yonji.

Beberapa saat mereka berada di dalam lift. Sedangkan angka-angka itu terus naik hingga kelantai 8.

Mereka bergegas menuju kamar Jungkok. 048.

"Wahhhh waahhhh wahh" ucap Yonji tak henti saat masuk kerumah Jungkok.

"Bagaimana? kau suka?" tanya Seokjin.

Tidak ada jawaban dari Yonji hanya anggukan yang begitu semangat.

"Tidak usah berlebihan" Jungkok yang memperhatikan Yonji.

Yonji bahkan tidak melihat Jungkok sama sekali ia sibuk kesana kemari memperhatikan semua yang ada di ruangan itu.

"Kamarku dimana?" tanyanya antusias.

"Kau bahkan tidak merasa canggung hah?" tegur Jungkok.

"Memangnya kenapa aku harus Canggung hah?" ledeknya.

"Eeihhhh ayolahh Kalian baru bersama beberapa menit saja sudah bertengkar. Bagaimana jika 15 hari aku tidak yakin kalau ruangan ini akan aman" ucap Seokjin setelah kembali dari dapur membawa minuman dan beberapa cemilan.

"Minumlah Yonji kau pasti haus" ajak Seokjin.

"Eohh Oppa apa kau pembantu?" Tanya Yonji bodoh.

Jungkok tersenyum mendengar pertanyaan Yonji yang merendahkan Hyung nya itu.

"Apa yang kau tertawakan Jungkok?" Seokjin kesal.

Namun Jungkok tak ambil pusing ia justru duduk dengan santainya mengambil minuman yang tersedia di meja.

"Aku bukan pembantu Yonji" ucapanya. "Aku ini Hyung nya Jungkok" belanya.

"Tapi aku anak tunggal" jawab Jungkok santai.

"Kau menipuku Oppa" Yonji menuduh.

"aaahhhhh" Seokjin yang kesal mengacak-acak rambutnya entah bagaimana ia harus menjelaskan situasinya.

"Aku mengerti Oppa kau malu. Tenanglah rahasiamu aman" Yonji meledek.

"Aahhhhhh " Seokjin justru tambah kesal ia duduk disamping Jungkok dengan kasar.

Sedangkan Jungkok tersenyum melihat hubungan mereka yang terlihat bak comedi yang cukup lucu. Bagaimana bisa gadis bodoh di pertemukan oleh pria Playboy sepertinya.

"Ini adalah jadwal yang harus kau lakukan Yonji" menyodorkan kertas kearahnya.

"Wahh bahkan aku memiliki jadwal sekarang. Seperti seorang idol saja" sambil cengegesan.

"Ahh apa aku boleh bertanya?"

"emh tentu" Jungkok bersikap dingin.

"Kenapa kau sangat yakin untuk memilihku?" tanyanya dengan penuh harap.

"Karena aku yakin ........" Jungkok meneguk minumannya. "Kau tidak akan jatuh cinta padaku" lanjutnya.

"Eehhh" Seokji terkejut dan menatap Jungkok.

"Aiihhhh ayolahhh kau tidak seistimewah itu. Hatiku sudah kujatuhkan untuk orang lain" jawabnya yakin.

"Siapa?" Jungkok penasaran.

"Kau tidak perlu tahu" sambil melanjutkan membaca.

Walaupun Jungkok terlihat tenang namun raut wajah ketisaksukaan dan penasaran terpampang jelas disana. Sepertinya Jungkok menyimpan rahasia yang bahkan tidak akan dimengerti oleh seorang Seokjin sekalipun.

"Apa itu cinta pertamamu?" Jungkok kembali bertanya karena ia belum mendapatkan jawaban yang pas.

"Tidak usah dibahas, lagipula itu bukan urusanmu"

"Aahhh iya Pak Direktur" Yonji sungguh cerewet rupanya.

"Panggil Jungkok saja".

"Eihh mana boleh kau terlihat lebih tua dariku" Yonji yang keras kepala. "Terserahlah" Jungkok pasrah.

"Apa aku ini simpananmu?" pertanyaan itu membuat Jungkok dan Seokjin terkejut.

"Apa anak dan istrimu tidak akan marah padaku?" tanyanya lagi.

Jungkok dan Seokjin justru terlihat sangat heran.bagaimana bisa pertanyaan itu muncul di tengah-tengah pembahasan mereka.

Hampir saja melupakannya kejadian dimana Yonji melihat gadis manis yang memanggil Jungkok dengan sebutan "Appa (Ayah)" dengan riangnya kala itu.




TBC.

aduhh kok ceritanya kayak drama yaa....

Maaf yaa dikarenakan akunya suka nonton drakor🤭

Jagan lupa vote dan comentnya....

First Love "Min Yonji"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang