16

12 2 0
                                    

Dicap sebagai wanita yang merebut suami orang bukanlah predikat yang membanggakan, sungguh membuat hati siapa saja tidak tenang. Bagaimana kalau predikat itu akan hadir dibelakang nama Yonji?, ahh membingungkan.

Terdengar suara tawa setelah perkataan itu terucap, bahkan wanita itu terus mengulangi perkataan yang sama.

"Aku istri Jeon Jungkok" katanya berulang.

Aah kenapa sangat menyebalkan, sebenarnya bagi Yonji itu tidak apa-apa, hanya saja mendengar sebuah kejujuran yang begitu mendadak membuatnya kesal, terlebih lagi kemungkinan itu sudah menjadi momok menakutkan bagi Yonji setelah ia tahu gadis kecil yang memanggilnya ayah kala itu, namun entah kenapa hati kecilnya terus membantah dan tetap menjalin hubungan aneh dengan Jeon Jungkok.

"Aahh itu.." Yonji bingung harus menjawab apa.

"Hei berhenti bercanda" Jungkok panik.

Wanita itu tertawa lagi, apa yang sebenarnya lucu, sampai hanya terdengar suara tawa dari mulutnya.

"Kenapa wajahmu pucat kuki?" ucapnya

"Hah siapa juki?" Yonji bingung.

"Hahaha bukan juki tapi kuki, nama panggilan kesayangan" jelasnya.

-Wahh bagaimana bisa mereka saling memanggil nama kesayangan dihadapanku- suara hati Yonji.

"Ji eun, cukup jelaskan dengan benar tanpa bercanda, ayoklahh" Jungkok meminta.

"Baiklahh aku akan serius kali ini, aku bukan istrinya Yonji jadi jangan terlalu khawatir. Kami sudah berteman dari kecil dulu, bisa dibilang mungkin aku bestfrendnya" ji eun menjelaskan, sedangkan Yonji hanya terdiam memperhatikan sambil memegang dagunya.

"Kau mengerti apa tidak?" jungkok meledeknya.

"Kau pikir aku sebodoh apa hah" mereka berkelahi hanya dengan ucapan yang sangat sederhana, Ji Eun melihatnya sambil terseyum manis, seperti ada rasa yang mulai melayang diudara, sangat menggemaskan.

"Eehh lalu gadis kecil ini siapa?" Yonji bingung dan menanyakannya.

"Dia anakku" Jungkok

"Wah aku tidak pernah menyangka, pak direktur. Ternyata kau..." Yonji menutup mulutnya.

"Bukan seperti itu....." ji eun menghentikan ucapannya.

"Sarang... Pergilah ke kamar ayah" lanjutnya menyuruh sarang pergi.

"Arasheo eomma" gadis manis itu mengiyakan dan langsung pergi.

"Dia adalah anakku dan lelaki yang pernah aku cintai, dari kecil sarang tidak pernah bertemu dengan ayahnya, karena segala kebutuhan sekolah dan untuk mentalnya agar tidak terguncang, aku meminta Jungkok untuk menjadi ayahnya, lebih tepatnya bepura-pura sebagai ayahnya. Demi sarang, lelaki baik ini pun menyetujuinya" penjelasannya sangat membuat Yonji tersentuh.

"Hwe aku minta maaf eonni, mianhe (maafkan aku)" Yonji mendekati ji eun dan memeluknya.

"Ternyata pak direktur punya hati yang cukup baik" ledeknya.

"Kau kira aku seperti apa?" jungkok kesal.

Ting tong...

Bel rumahnya berbunyi dengan nyaringnya, berulang ulang. Jungkok pun pergi untuk membuka pintu. Tamu yang datang pun sangat tidak terduga, tidak biasanya datang ke apartemen Jungkok selain bersama ayahnya sewaktu dulu.

" Pak Kim Taehyung" sapanya.

"Apa aku menganggu waktumu tuan?"

"Tidak, masuklah" jungkok mempersilahkan.

Kim Taehyung pun masuk sambil membawa kertas ditangannya, dilihatnya dua orang wanita yang sedang duduk berdampingan, Le Ji Eun langsung tersenyum melihat Taehyung karena sebelumnya mereka berdua memang sudah saling mengenal. Sedangkan gadis bodoh itu asik makan cemilan yang ada dihadapannya, Yonji terkejut dan bingung, ia bergegas berdiri dan memberikan salam seketika itu juga.

"Ahh anyeonghaseo" sambil membungkuk. Terlihat pria gagah itu juga sedikit membungkukan tubuhnya.

"Sepertinya Tuan sedang kedantangan tamu" lirik taehyung

"Mari kita bicara di ruangan atas"

Mereka berdua beranjak pergi ke lantai dua, meninggalkan kedua wanita itu yang mulai merasa canggung.

"Apa kau lapar?. Biar aku masakkan"

"Aah boleh, apa aku bisa membantu?" tanyanya, terlihat anggukan kecil dari ji eun, sampai akhirnya mereka berdua memasak bersama, dengan terdengar beberapa kali ucapan pujian yang dilontarkan keduanya.

******
Sedangkan dua pria gagah dengan ketampanan level dewa itu, duduk di ruang kerja lantai 2, apartemen Jungkok adalah sebuah apartemen mewah yang terdiri dari 2 lantai di setiap pintu apartemennya, maka dari itu jungkok memiliki ruangan yang cukup banyak untuk mengerjakan tugasnya atau hanya sekedar bersantai.

"Ada apa?" tanyanya.

Sekretaris kepercayaan ayahnya itu menyerahkan kertas yang sedari tadi dipegangnya. Jungkok langsung mengambilnya, membaca dengan seksama apa tulisan yang tertera disana.

"Hah surat perjanjian?"

"Ayah tuan ingin memberikan perjanjian agar segera menikah, perusahaan itu harus diselamatkan tuan, jika dalam waktu 10 hari kedepan sampai acara itu berlangsung, tuan jungkok tidak bisa membawa calon istri atau tidak bisa mendapatkannya, maka semua fasilitas akan dicabut, dan ......" Taehyung menghentikan ucapannya.

"Dan apa?" jungkok mendesak.

"Tuan akan dikembalikan ketempat itu" Taehnyung melanjutkan.

Jungkok mulai kesal, terlihat tanganya mengenggam erat Kertas di tangannya, menatap tajam taehyung.

"Aku sudah mendapatkannya, sampaikan kepada ayahku, bahwa aku akan masuk kedalam permainannya" jungkok bertekad.

"Apa maksud tuan?" taehyung bingung.

Jungkok berjalan membuka laci mejanya dan mengambil bolpoin untuk menandatangani surat itu.

"Sampaikan saja pesanku" sambil memberikan kertas itu secara kasar kepada taehyung.

"Baiklah... Kalau begitu aku pergi dulu tuan"

Akhirya mereka turun setelah pembicaraan itu berakhir. Dilihatnya Yonji dan ji eun yang sedang bersenda gurau didapur yang dilewatinya, matanya tertuju kepada Yonji, sekilas melihatnya tersenyum yang membuat hatinya merasa tenang.

"Kau percayakan?... Kalau aku sudah mendapatkannya" jungkok berbicara kepada taehyung sambil tersenyum sinis. Hal itu membuat taehyung mengerti dan segera pergi.

-Siapa yang akan memenangkan permainan ini Ayah- jungkok


To Be Continue...

Halooo readernimm... Apa kabarnya nihh, akhinya bisa kembali meneruskan cerita ini... Semoga tidak bosan menunggu ya😊

First Love "Min Yonji"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang