17

13 2 0
                                    

Waktu terus berjalan, hari demi hari sudah mereka lewatkan dirumah yang besar itu. Yonji sudah sering bertengkar dengan Jungkok, seperti sudah menjadi sebuah kebiasaan yang tidak bisa dilepaskan, hari ke 10, itu tandanya sudah hampir selesai pekerjaannya. Mungkin ini bisa menjadi sebuah kebahagiaan untuk Yonji karena ia bisa segera terlepas dari lelaki itu.

Sejak kejadian di cafe juga, Jimin tidak pernah memberikan kabar, semuanya seperti terjadi begitu saja hilang ditelan waktu. Yonji menatap layar ponselnya dikamar, sesekali mengotak-atik nomer Jimin.

"Kenapa tidak ada kabar ya?" gerutunya saat melihat foto kontak Jimin.

"Uhh untung kau tampan Park Jimin" lalu membanting ponselnya dikasur.

"Park Jimin" ucapnya sambil setengah teriak.

"Siapa dia?" kreet pintu kamarnya terbuka.

"aah astaga, kau mengagetkanku" Yonji terkejut.

"Aku tanya, siapa Park Jimin" Jungkok sedikit meninggikan suaranya.

"Apa urusannya denganmu" Yonji berpaling.

Terlihat wajah Jungkok berubah merah, tanggannya mengepal, lalu menghembuskan nafasnya.

"Haaaaahhh baiklah. Ayo pergi" Jungkok mengajak.

"Kemana?"

"Tidak bisakah kau diam dan ikut aku saja" Jungkok memperjelas.

"Emhh okelah"

Mereka pergi dengan manaiki mobil, ketempat yang bahkan Yonji tidak tahu. Jungkok hanya menyuruhnya diam, dan ikut kemanapun dia pergi. Yonji mengiyakan itu semua, didalam mobil yang sedang melaju kencang, mereka juga hanya diam dan sesekali saling melirik.

"Kita ini mau kemana?" yonji membuka suara.

"Diamlah.. Sebentar lagi sampai" katanya, hal itu membuat Yonji memonyongkan bibirnya dan sesekali terlihat kata sumpah serapa terlontar dari bibirnya, hal itu terlihat dari gerak bibir.

Setelah beberapa saat mereka menyusuri jalanan yang cukup lengang, akhirnya sampailah disebuah butik pakian, yang didalamnya berisikan pakaian pernikahan, pesta dan sebagainya.

"Kenapa kita kesini?" tanyanya bingung dan menghentikan langkahnya.

Jungkok hanya diam dan menarik lengannya masuk kedalam. Tidak ada suara hanya tindakan yang dia lakukan.

"Selamat datang" kata wanita penjaga toko.

"Reservasi atas nama Jeon Jungkok" katanya.

"Baiklah tuan, silahkan ikuti saya, di sebelah sini" katanya sopan.

Yonji yang bingung hanya melihat sekeliling dengan gelisah. Lalu Jungkok kembali menarik lengannya.

"kita ngapain disini" Yonji bertanya sambil sedikit berbisik.

"Memilih pakaian yang cocok untukmu" katanya singkat.

"Berikan dia pakaian yang sangat bagus di toko ini, serta riasan yang sangat sempurna" katanya

"Baik tuan" penjaga toko menyanggupi.

"Mari nona ikuti saya" Ajaknya.

Yonji sempat menolak dan mencoba untuk pergi, namun Jungkok menahannya dan mendorong kedalam ruangan.

Berapa saat berlalu, Jungkok keluar dari ruang ganti dengan setelan jas berwarna hitam yang membuatnya tambah menawan. Bahkan siapa saja gadis yang melihatnya pasti merasa terpana, melihat cermin yang sangat besar, memastikan penampilannya, tanpa sadar bahwa Yonji sudah selesai, Jungkok merasa bahwa penampilannya kurang menarik, maka memutuskan untuk kembali keruang ganti, namun kemudian dia mendengar ada seseorang yang memanggil.

First Love "Min Yonji"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang