=======
Jamu
Dan
Kamu
=======Setidaknya, hari demi hari bisa berjalan normal kembali
seperti sedia kala. Aku tidak suka memelihara konflik berkepanjangan. Akan sangat membebani, juga mempengaruhi lingkungan pergaulan pada situasi yang tidak sehat. Penghuni pondok ini adalah pasien. Boleh saja punya kata keren rehabilitasi atau apa, tetap saja pasien. Pasien punya arti baku seorang pesakitan. Jangan menambah penyakit di tempat pesakitan. Memelihara konflik sama saja memelihara penyakit. Pasti ujungnya akan merepotkan.Keuntungan lain menyelesaikan konflik di tempat rehab mantan pecandu ini adalah, setidaknya mereka punya sejarah pergaulan luas, pasti sudah terlatih hidup dengan banyak konflik. Mereka cenderung tidak memiliki dendam. Selesai ya sudah selesai. Tak peduli kamu sebelumnya baku pukul sampai mau mati. Begitu damai kamu bisa ngopi-ngopi bareng lagi dan tertawa-tawa di ruang televisi. Itu yang terjadi padaku dan Irwan si pengawas.
Irwan dan si Jendral bernama Hilmi anak Palembang, yang sudah malang melintang di dunia gelap Tanah Abang, beserta jajarannya bisa menerima aku dan Bill tanpa syarat —kecuali rokok yang tetap disunat tentu saja. Bagiku, jika kamu ingin diterima di sebuah lingkungan keras, maka taklukan hati—jika mampu taklukan secara fisi, sang Kepala, jika Kepalanya sudah kamu pegang, maka buntut akan ikut. Selamanya kamu tak akan disentuh, kecuali kamu dianggap berkhianat dikemudian hari.
Kami mulai saling tukar cerita masing-masing. Aku mengaku, memang secara sadar ingin rehab dari kecanduan ganja. Secara pribadi aku mengaku bukan pecandu atau pemadat, kalau pemakai, iya. Tapi untuk masuk Pondok ini, kan harus secara paksaan atau kesadaran sendiri, memang berniat sembuh dari kecanduan salah satu jenis narkoba. Kenapa kubilang paksaan, karena dari cerita mereka, banyak juga yang dibohongi akan dibelikan motor, mobil dan sebagainya oleh orang tua mereka, asal mau mondok.
Ada juga karena alasan, memang sengaja melarikan diri dari permasalahan, seperti Jendral Hilmi. Dia mondok karena dengar kabar dari orang dalam kalau dirinya masuk daftar TO (target operasi) polisi. Sebelum kena ciduk, dia mencitrakan diri "bertobat" masuk Pondok Rehabilitasi ini. Dengan tujuan, minimal namanya bisa turun jadi daftar TO di urutan terakhir. Atau kalau beruntung namanya akan dicoret dari daftar.
Akan tetapi, Hilmi boleh berencana, nyatanya dia mengaku menemukan kedamaian dengan metode yang dijalankan Pondok Inabah ini. Awalnya memang tersiksa, tapi makin kesini dia menikmati menjalankan seratus enam puluh delapan rakaat setiap harinya, plus dzikir-dzikirnya. Aku saksikan sendiri, dia kerap berlinang air mata saat berdzikir.
Sebetulnya dzikir aliran Qodiriyah dan Nahsahbandiyah berbeda. Setahuku—aku tahu dari Eep, dzikir Qodiriyah itu dzikir Zohir (dengan suara keras) sementara dzikir Nahsahbandiyah adalah dzikir hati (tidak bersuara) tapi pondok ini memakai metode keduanya, sementara selama aku di sini, dzikir dilakukan dengan suara lantang.
Hilmi bilang, menurut Abah Uus, 'bagaimana hati bisa menyebut nama Allah, sementara mulut tidak pernah berucap.' Sayangnya aku belum berkesempatan bertemu Abah, beliau masih berada di Bandung sampai pekan depan. Aku ingin dengar banyak tentang ini dari beliau.
Sementara aku sendiri, belum menemukan kenikmatan yang Hilmi dan beberapa kawan lain alami di sini. Aku masih sibuk menjaga Bill yang masih belum stabil. Dia beberapa kali masih alami sakaw.
Paling parah ya, dua hari lalu. Untung Hilmi banyak membantu. Sebagai pemakai jenis barang yang sama, dia tahu rasanya. Jadi aku tidak terlalu dibuat stres berurusan dengan pengawas seperti masa-masa awal berada di sini.
Tak sedikit menurut Hilmi, pasien yang sengaja pura-pura sakaw dengan melukai diri sendiri—sengaja membenturkan diri ke tembok dan sebagainya, demi absen melakukan shalat sunah yang sejibun itu. Kalau dzikir kan duduk, masihlah bisa akal-akalan. Tapi di sini adalah kumpulan anak junkies, mereka tentu tahu mana yang sakaw, mana yang dibuat-buat. Kalau sudah begini, yang pura-pura malah dapat tamparan dari anak-anak. Habis pasti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DARAH MuDA (2) SURYO
AdventureSeries ~ New Adult "Begitu banyak ragam manusia di dunia ini Gendis, mungkin bakal banyak hal yang mengagetkanmu kelak. Aku pernah seumuranmu, seumuran Rosa. Kadang manusia melakukan kesalahan untuk menemukan jalan yang dicarinya. Ada beberapa yang...