======
Babak
Baru
======Tak ada yang bisa halangi jika tekad sudah sekeras baja. Keinginan kuat ibarat senjata jenis Heckler & Koch HK416 dengan kekuatan paling mematikan yang mampu menembakan sembilan ratus butir peluru dalam satu menit. Senjata yang sesungguhnya kita punya sejak lama, diproduksi oleh kolaborasi niat, angan dan otak—terkubur diantara tumpukan keraguan atau rasa tak percaya diri. Menunggu dibangunkan partikel "keinginan kuat", yang disebut tekad baja. Jika itu terjadi, muntahan peluru berkekuatan dahsyat tak bisa dibendung lagi. Menghantam keraguan, rintangan juga faktor x ( mitos nasib buruk, bad luck dll.) yang biasa dipercaya menjegal niat terwujud.
Memang begitu jika tekad sudah menggeliat keluar dari cangkangnya ; Tuhan tidak akan merubah nasib seseorang, jika tak punya tekad merubahnya. Itu bukan omong kosong, andai dipahami lebih jauh dari sekedar quote yang mencerahkan. Mencerahkan saja memang tidak cukup. Kita harus bangunkan senjata mematikan yang terkubur dalam diri. Tekad!
Percaya boleh, tidakpun aku tak rugi sepeserpun. Aku membuktikan sendiri. Tiga tahun lebih sedikit aku mampu selesaikan dua jenjang pendidikan sekaligus. Aku kerahkan semua kemampuan secara suka rela. mulai dari memindai deretan penawaran beasiswa, strateginya serta mengumpulkan amunisi tempur. Ibarat medan peperangan begitulah caraku menentukan mind set.
Sekolah memang medan perang, butuh amunisi, strategi juga taktik paling jitu memenangkan dalam tempo sesingkatnya, dan hasil segemilangnya. Aku tidak mau datang ke negri orang atau istilahnya pergi ke medan perang melenggang dengan tangan kosong. Bisa habis terombang-ambing dengan segala ketidak-pastian dan kegamangan tujuan.
Aku punya modal keteguhan yang sudah teruji. Jika sudah menentukan A aku akan total football di situ. Sekarang saatnya aku terapkan dalam tujuan pendidikan yang ingin kucapai. Kenapa baru sekarang? Karena baru sekarang aku punya target sasaran, untuk apa aku sekolah? Ini berkat panggilan Tuhan yang diperantarakan Abah Uus dan Nyai Rahma, tentu saja.
Nyatanya, tiga tahun lebih sedikit aku selesaikan tanpa halangan berarti. Fokus nyaris 99%, satu persen sisanya hanya demi keseimbangan ala kadarnya. Seperti masuk bar sebulan sekali, minum beberapa sloki Bacardi, mendengar ocehan bartender tentang keruwetan hidup, kemudian bertemu cewek Iran setengah mabuk dan memintaku Mut'ah bermodal satu poundsterling, lalu bercinta di flatnya, dengan pelindung yang disiapkannya ... dan selesai. Sebulan berikutnya begitu lagi. Aku hanya tahu nama cewek itu, marga serta binti dibelakang namanya. Lainnya hanya menebak, jika ia juga mahasiswa S2 sepertiku dari beberapa buku dan logo kampus di meja dan pin tas kuliahnya.
Selebihnya aku genjot nyaris seluruh waktu yang bisa kuhabiskan bab demi bab, silabus demi silabus dari mata kuliah satu ke mata kuliah lainnya yang kubuat sepadat jalanan Jakarta. Itulah kenapa aku menetapkan tempat tinggal sedekat mungkin dengan lingkungan kampus, agar tak ada waktu yang terbuang sia-sia.
Jadi, tak ada cerita istimewa yang bisa kubagi. Semua hanya rutinitas membosankan bagi siapapun yang mendengar. Walau banyak juga pergolakan yang membuatku menggugat dogma teori. Beruntung aku punya profesor yang meladeni mahasiswa dengan pemikiran bengal sepertiku. Kami punya group mahasiswa empat orang dan sengaja membayar profesor itu untuk menerima gugatan teori empiris semacam ini. Lumayan dapat saluran, tidak membabi buta menyerang saat jam kuliah, seperti yang kulakukan saat kuliah di tanah air. Group diskusi ini punya dua jam yang efektif membahas gugatan-gugatan teori setiap dua minggu sekali. Lumayanlah untuk onani intelektualku.
Begitulah, sampai Juni 2007, akhirnya aku menyaksikan ibu menangis sampai sesegukan di acara graduate S2 dan S3 ku sekaligus. Bahkan Bos besar (ayahku) sampai tak sanggup bicara apa-apa, hanya mengatakan, 'seluruh isi rekening miliknya akan segera berpindah ke rekeningku, tak peduli andai aku gunakan untuk membuat kartel obat bius,' ha ha. Seumur hidup, baru ini leluconnya satu frekuensi denganku.
KAMU SEDANG MEMBACA
DARAH MuDA (2) SURYO
مغامرةSeries ~ New Adult "Begitu banyak ragam manusia di dunia ini Gendis, mungkin bakal banyak hal yang mengagetkanmu kelak. Aku pernah seumuranmu, seumuran Rosa. Kadang manusia melakukan kesalahan untuk menemukan jalan yang dicarinya. Ada beberapa yang...