=======
Kejutan
=======Aku hampir melupakan peristiwa paling melelahkan malam itu. Malam ketika Eep begitu berharap lewat tatapan matanya, bisa melihat Gendis sebelum pulang. Agak jengkel waktu berusaha alihkan bocah bernama Rosa itu, ketika mulai terbawa pengaruh Wine yang dinikmatinya, nyaris sendirian. Aku ikut, tak tega saja membiarkannya nge-wine sendiri, padahal kurang suka dengan wine. Gara-gara itu juga aku jadi lelah sok asyik dan perhatian padanya. Tak bisa kubiarkan juga bocah itu kehilangan kontrol peraasaan—pasti bakal terjun bebas keluar dari mulutnya.
Imbasnya pasti akan membuat Eep canggung. Karena dunianya sedang Gendis, bukan siapa-siapa. Aku tahu Eep, tak mungkin menyakiti orang yang menyukainya, apalagi mempermalukan dengan mengabaikannya di depan orang-orang. Terpaksa kualihkan perhatian bocah itu semampuku. Misi hanya satu. Eep bisa pulang dengan lega karena melihat Gendis. Titik. Tapi kejadian malam itu tidak bisa dilepas begitu saja rupanya ...
Aku mendadak dapat tugas menggantikan profesor Chang mengajar. Beliau kena serangan jantung dan harus menjalani operasi pemasangan ring keempatnya. Lumayan membuatku senewen. Tugas ini merusak tatanan rutinitasku menulis esai di hari Rabu. Setiap Senin dan Rabu pagi, aku sudah jadwalkan menulis esai untuk kolom sebuah tabloid Weekend Today, dan mengirimnya sebelum deadline hari Jumat pukul dua belas siang. Tentang filsafat politik semenanjung Nusantara pada abad ke 18.
Dua pagi yang terus terang sudah kucintai sebagai rutinitas. Saat matahari masih teduh, dan langit begitu luas terbentang membiru dari jendela. Aku senang meja kerjaku menghadap langit, rasanya seperti dunia tersendiri, terlampiaskan bentangan pikiran-pikiranku di sana. Jendelaku sengaja tak kupasang tirai selembar benang pun . Kubiarkan bebas baik cahaya pagi, siang, sore sampai malam menerobos-seperti akuarium jagat raya atau sebaliknya, jagat melihatku sebagai akuarium mini mereka.
Terpaksa rutin Rabu pagi berubah. Memaksaku bangun lebih pagi lagi. Pukul empat. Satu jam lebih pagi dari jadwal semula, demi jadwalku menulis tetap berlangsung. Selepas subuh biasanya aku memulai joging selama empat puluh menit mengitari area jogging track apartemen sebanyak lima puluh dua putaran, lalu sedikit latihan otot dengan Bicep Tricep Machine selama dua puluh menit, sebelum sarapan roti gandum, dua butir telur dan secangkir kopi pahit. Setidaknya ini senjataku tetap bugar diusiaku sekarang.
Rabu pertama inilah segalanya bergeser. Mulai Rabu ini, aku menulis pukul enam. Setelah itu berangkat ke kampus menggantikan kuliah Prof. Chang yang dimulai pukul delapan. Aku sudah bicara banyak dengan asistennya, dari mulai materi sampai segala hal menyangkut quiz. Prof Chang sudah membuat quiz untuk satu semester penuh. Aku diminta menggunakan quiz dia saja. Aku tak keberatan sama sekali.
Siapa sangka kelasku hari ini hanya terisi separuh lebih sedikit saja. Kabar tentang prof Chang pasti lebih cepat dari yang kuduga di kalangan siswanya. Salah satu dari mereka yang hadir adalah Gendis! Aku tak tahu dia ambil kuliah ini, terlebih lagi aku tak tahu dia masuk ke universitas yang sama denganku. Aku tersenyum dalam hati mengejek diri sendiri. Salah satu kerugian orang tak suka berbasa-basi adalah begini ini. Sudah makan bersama, ngobrol bersama, terakhir bahkan berkunjung ke apartemennya, tapi tidak tahu dia sekolah di mana.
Aku hanya menang kematangan dari Gendis, hingga tidak seterkejut itu waktu kami saling tak menyangka bertemu di kelas yang sama. Aku hanya beberapa detik saja membeku, malah sempat kulempar sapaan lewat senyum. Gendis malah melongo tak membalas, lalu duduknya mendadak bergerak-gerak gelisah. Selebihnya aku fokus saja pada tugasku pagi ini. Membagi rata perhatian pada semuanya, tanpa terkecuali. Lalu mengamati sedikit respon—mimik dari mereka. Selesai.
KAMU SEDANG MEMBACA
DARAH MuDA (2) SURYO
AdventureSeries ~ New Adult "Begitu banyak ragam manusia di dunia ini Gendis, mungkin bakal banyak hal yang mengagetkanmu kelak. Aku pernah seumuranmu, seumuran Rosa. Kadang manusia melakukan kesalahan untuk menemukan jalan yang dicarinya. Ada beberapa yang...