19. my home

226 42 20
                                    

Minho turun dari mobilnya yang ia parkirkan tak jauh dari rumahnya. Ia berlari menuiu rumahnya karena disana ada Sakura.

Ia membuka pintu dengan keras. Ia juga membantingnya. Ia lantas berlari lagi menuju lantai dua.

Namun langkahnya tiba-tiba berhenti saat ia menapaki anak tangga terakhir. Ia ragu, apa benar Sakura ada disini?

Apa ia bisa percaya pada Minhyuk?

Karena terakhir keli ia percaya pada kakak lelakinya itu, ia kecewa karena Sakura tak kunjung datang padanya.

Ia akan menyusul ke jepang saja tidak boleh. Dengan alasan kesehatannya.

Cih, Minho tidak selemah itu.

Ia juga tidak mau, karena sudah berharap banyak akan Sakura yang akan kembali padanya. Minho belum siap patah hati lagi.

Tapi kali ini ia tidak boleh meyerah, tidak, ia tidak akan lagi dibodohi oleh kakak laki-lakinya. Tidak lagi.

Ia bersiap berbalik.

Tapi hatinya berkata untuk tidak salahnya percaya, toh tadi Sakura sedang pergi dan mungkin mampir kesini.

Tapi, bagaimana jika ia sudah pergi?

Minho tidak tahu, sejak kapan ia jadi pesimis seperti ini. Ia hanya... Belum siap jika Sakura memang benar-benar meninggalkannya.

Pikirannya memerintahkan untuk pergi, tapi hati kecilnya berkata untuk tetap mengikuti apa yang selama ini ia perjuangakan.

Dan Minho memilih mengikuti kata hatinya. Tak peduli bagaiaman ia merutuki dirinya sendiri. Betaoa bodohnya dia.

Minho tidak peduli!!

Pintu kamar tertutup, didalam juga tidak terdengar ada suara. Seketika nyali Minho ciut lagi.

Tapi tidak, ia akan tetap masuk. Apapun yang terjadi ia kan tetap masuk! Cam kan itu!

Dengan perlahan, Minho membuka pintu. Membayangkan Sakura sedang menunggunya didalam. Duduk manis, sama seperti enam tahun lalu, saat ia pulang latihan.

Minho menegang. Bukan, bukan ini yang Minho harapkan. Sakura.... Dia tidak ada didalam ruangan itu.

Minho merutuki dirinya sendiri, yang dengan bodohnya percaya bahwa Sakura ada disana.

Ia marah, ia kecewa. Tapi ia tidak tahu ia marah pada siapa, kecewa pada siapa.

Sudah cukup! Sudah cukup Minho dipermainkan seperti ini.

Diberikan angan-angan yang tidak akan nyata. Dan Sakura tidak akan pernah kembali.





"Minho...."




Suara itu....

Minho kenal suara itu, suara yang ia rindukan. Tidak, ini bukan halusinansinya kan?

"Tidak, Minho. Ini aku, Sakuraa"

My Lovely ForeignTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang