Minho, Sakura, Kaho dan Jiwon duduk diruang tamu rumah Minho. Suasana sangat hening. Tak ada yang berniat memulai konversasi. Semua fokus dengan pemikiran masing-masing.
Kaho yang sedari tadi sudah tak tahan dengan keheningan mulai membuka suara, "emm, kamu Sakura kan?" tanyanya pada gadis yang berada di samping Minho.
Minho mengerjapkan matanya lalau berdehem, "hm, ah aku lupa. Ini Sakura yang selama ini aku ceritakan." ucapnya dan Sakura hanya mengangguk.
Jiwon tersenyum miring, "bukankah Sakura hanya nama panggilan yang diberikan Minho?"
Sakura mengangguk, "iya, tapi nama asliku juga Sakura. Miyawaki Sakura."
Perempuan bermarga Park itu mendengus, "tak usah diperjelas juga kali." desisnya sambil memandang sinis Sakura.
Minho hanya memandang Jiwon heran, sedangkan Kaho kaget, bagaimana Jiwon bisa menunjukkan sikap itu didepan Minho dan Sakura?
"a-aku hanya memberi tahu, jika tidak—"
"sudahlah, aku permisi aku akan siap-siap." ucap Jiwon lalu bangkit dari duduknya. Ia sakit hati melihat Minho begitu dekat dengan perempuan jepang itu.
Kening Minho berkerut, "mau kemana?"
"pernikahan Sejun hyung, kau lupa?" Kaho menanggapi pertanyaan Minho dengan pertanyaan sekaligus jawaban. Minho lalu menepuk jidatnya pelan, "ah aku lupa. Ayo siap-siap!"
Lelaki itu mengajak Sakura untuk kekamarnya. Sementara itu Jiwon menatap sinis kedua insan yang sangat berlebihan, setidaknya menurut Jiwon.
"cepat siap-siap, aku tidak mau menunggu lama." ucapan Kaho mengejukan Jiwon, lalu gadis itu beringsut dan mencibir pelan Kaho.
"iya iya.." ucapnya sembari memasuki salah satu kamar di rumah Minho untuk ganti baju. Kaho yang melihat itu hanya tersenyum kecil.
"kenapa dia tidak menyadari bahwa selama ini ada yang setia menunggunya?"
.
.
.
"Sudah siap?"
Sakura menoleh saat Minho membuka pintu, pemuda itu sudah siap dengan pakaian formalnya. Kemeja putih polos dibalut jas formal berwarna hitam, tak lupa dasi yang melengkapi penampilannya.
"aku gak yakin," ucap Sakura, ia melihat dirinya sendiri di cermin. Gaun berwarna mint selutut dengan rambut panjang yang tergerai.
"kenapa memangnya? Kamu cantik kok." mendengar ucapan Minho, Sakura jadi sedikit malu. Terlihat dari wajahnya yang tersipu.
"bukan itu." Minho mengerutkan dahinya, "apa aku harus ikut kamu kepernikahan teman kantor kamu?"
Minho menghela nafas lalu mendekati Sakura, "aku tidak ada teman jadi kamu harus ikut."
"tapi, bukannya aku bukan siapa-siapa kamu?"
Pemuda itu menatap lekat Sakura, sampai gadis itu memalingkan pandangannya. "jadi mau di perjelas ya?" gumam Minho.
"hah?"
"oke deh, kamu mau kan menjadi wanita yang selalu berada di sampingku, susah atau senang. Menjadi wanita yang selalu percaya padaku?"
"Minho—"
"ya atau tidak" potong Minho cepat.
Sakura tersenyum tulus, dan membalas tatapan lembut Minho. "Iya"
Minho tersenyum senang, "nah sekarang tidak ada alasan lagi kamu malu untuk ikut. Ayo!" ia mngulurkan tangannya, Sakura dengan segera menerimanya dan menggenggam tangan Minho. Mereka lalu saling tersenyum tulus. Saling menyalurkan kasih sayang melalui tatapan.
Mereka tidak menyadari ada sepasang mata yang sedari tadi memperhatikan mereka. Hatinya sakit melihat kejadian barusan. Kenapa harus perempuan itu yang dicintai Minho? Kenapa tidak ia yang selalu ada untuk Minho? Dunia memang tidak adil.
Sebulir air mata terjatuh dari pelupuk mata gadis Park itu. Tapi segera ia menghapusnya dengan kedua tangannya. Ia tak mau make up nya luntur karena menangisi mereka berdua. Meskipun sebenarnya sakit sekali.
"Won," Jiwon menoleh pada seorang pemuda yang kini sedang berdiri menghadap padanya. "kenapa, Ho?"
Kaho menghela nafas, "jangan sok kuat, aku tahu kamu sakit. Ayo pergi." ia lalu menyeret Jiwon. Jiwon hanya pasrah dan mengikuti Kaho yang menariknya.
.
.
.
"ayo berangkat!!" Kaho menyalakan mesin mobil lalu mobil mulai berjalan ketempat dilaksanakannya pesta pernikahan salah satu teman Minho. Lebih tepatnya senior Minho.
Jiwon yang duduk dikursi samping pengemudi tak henti-hentinya mendengus kesal melihat betapa mesranya Minho dam Sakura dibelakang sana. Mereka saling berpegangan sambil saling tersenyum manis.
Sementara itu, Kaho sesekali melirik Jiwon yang kelihatan sedang menahan emosinya setengah mati. Lalu ia memandang spion tengah yang tergantung dan melirik Minho dan Sakura dibelakang sana. Ada rasa senang mengetahui bahwa Minho telah bersama orang yang selama ini ia nantikan.
Tak lama kemudian, mobil sampai di tempat acara pernikahan. Sakura meneguk salivanya kasar, demi apapun, ia sangat gugup. Terlebih, ia belum pernah bertemu teman-teman Minho —selain anggota Straykids.
"Ho, kami duluan ya." Kaho berpamitan pada Minho dan dijawab anggukan pemuda itu, lalu Kaho dan Jiwon—yang masih saja menampakkan wajah kesalnya meninggalkan Sakura dan Minho.
"Minho, apa tidak apa-apa aku masuk?" gumam Sakura saat Minho mengajaknya untuk masuk. Pemuda itu membalas tatapan khawatir Minho dengan senyuman tulus.
"tidak apa-apa, kan ada aku. Ayo masuk!" dengan ragu Sakura menerima uluran tangan Minho dan masuk keacara pernikahan berlangsung.
—
Up karena Hyunbin 'dikabarkan' resmi jadi trainee WM Ent. Meskipun sebenernya aku berharap dia ikut I-LAND, tapi gak papa lah, yang penting Hyunbin cepet debut!!
Abaikan bacotanku diatas🙃
Makasih udah mau mampir
Purple you💜
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Foreign
Fanfic[complite] Minho, hanya pemuda biasa. Tapi hidupnya berubah saat ia bertemu seorang wanita yang basah kuyup saat ia akan pulang dari academy tarinya. © Zachwafr, 2020