Minho berjalan menelusuri gang yang menuju rumahnya. rumahnya bersama hyung satu satunya, Lee Minhyuk.
Beberapa saat lalu hujan baru saja berhenti, dan langit sudah mulai gelap. Ia memandang jam yang bertengger di lengan kirinya. Pukul 15.57. Tapi langit sudah sesuram ini.
Sesuram suasana hati minho.
Entah kenapa, sejak ia menemukan tempat kosong di formasi IZ*ONE, perasaannya jadi tidak enak. Seperti akan ada sesuatu yang terjadi. Tapi ia mencoba menepis semua kemungkinan buruk. Ia tidak mau hidupnya yang mulai membaik harus kembali suram karena alasan yang tidak pasti.
Hanya tinggal melewati tiga perempatan, juga dua kali belok ia akan sampai dirumahnya. Tapi saat sedang melewati perempatan kedua terakhir, ia menemukan seorang gadis dengan pakaian juga rambut yang basah sedang menangis sambil memeluk lututnya di salah satu sudut jalan.
Minho sempat melirik sekilas gadis itu. Tapi bukan Minho jika ia mengabaikan orang yang perlu bantuan. Ia berbalik dan mendekati gadis itu.
"kamu tidak apa apa?" tanya Minho saat sudah didepan sang gadis. Gadis itu menganggat kepalanya lalu tersentak kaget karena ada Minho didepannya.
"oh, tenang saja. Aku tidak akan melukaimu" Minho mengulurkan tangan kanannya sembari tersenyum. "ada yang bisa aku bantu?"
Gadis itu memandang tangan juga wajah minho ragu secara bergantian. Sementara Minho setia menunggu uluran tangannya disambut oleh gadis itu sembari tersenyum lembut.
Dengan ragu, gadis itu menjawab uluran tangan Minho dengan meraih tangan Minho yang menggantung di udara.
Minho tersenyum saat gadis itu menggenggam tangannya, ia lalu membantu gadis itu berdiri dan menariknya ke minimarket terdekat untuk menghangatkan badan.
.
.
.
Minho memandangi gadis didepannya ini dengan perasaan yang campur aduk. Disatu sisi ia ingin membantu gadis ini, tapi disisi lain ia juga tidak tahu bagaimana caranya. Karena tidak mungkin ia membawa gadis itu kerumahnya. Bisa-bisa hyungnya marah besar.
Gadis yang merasa diperhatikan itu menghentikan aktivitasnya yang sedang memakan ramen instan yang minho beli di minimarket. Dengan perlahan ia meletakkan mangkuk mie-nya dan kembali menunduk sambil memainkan jarinya.
Minho yang menyadari hal itu lalu terkekeh pelan, "kenapa? lanjutkan saja makannya"
Gadis itu lalu mengambil kembali mangkok mienya dan sedikit menunjukkan nya pada Minho. Mungkin bermaksud menawari Minho makan. "tidak, aku tidak makan. kamu saja yang makan. Aku tadi makan bersama teman-temanku" jawab Minho sambil menggeleng. Gadis itu lalu melanjutkan makannya.
Minho memandang gadis didepannya itu. Kali ini ia memandang dengan pandangan yang sulit diartikan. Minho pikir, ia kenal dengan cara makan gadis didepannya ini.
"apa kamu orang jepang?"
"uhuukk.. uhuuk!" gadis itu terbatuk sedetik setelah kalimat itu terlontar begitu saja dari mulut Minho.
Minho segera mengambil air mineral yang tadi ia beli bersamaan dengan ramen instan yang dimakan oleh sang gadis. "apa kamu baik-baik saja?"
Gadis itu menerima botol air mineral yang disodorkan minho sembari menganggukkan kepalanya. Ia lalu segera meminum air itu untuk menyegarkan tenggorokanya yang sebelumnya gatal karena tersedak.
"maaf, pasti pertanyaanku mengagetkanmu" ucap Minho, ia lalu menghela nafas, "aku tahu tadi kamu sempat ragu saat menerima uluran tanganku selain karena takut diapa-apakan olehku, juga karena kamu orang jepang kan?"Gadis itu hanya menunduk sambil memainkan jarinya dengan gelisah. Memang benar apa yang dikatakan Minho, ia juga seharusnya sedang berlatih bersama teman-temanya. Tapi ia malah kabur dan berakhir tersesat.
"tapi tenang saja" lanjut Minho, sang gadis kembali mengangkat kepalanya.
"aku tidak akan melukaimu. Hmm, mungkin aku bisa membantumu" ucap Minho lagi dengan senyuman khasnya. Mau tak mau gadis itu ikut tersenyum, meskipun sangat tipis.
"omong-omong, perkenalkan, namanku Lee Minho, panggil saja Minho" ucap Minho seraya menjulurkan tangannya.Gadis itu hanya memandang tangan Minho dengan tatapan yang ragu. ia memilih untuk tidak menjabat tangan Minho.
"ah," Minho menarik tangannya lalu tangan itu bergerak menyisir rambutnya kebelakang. "tidak apa apa jika kamu tidak mau. Pasti kamu masih takutkan denganku?"
Dengan takut-takut, gadis itu mengangguk. Minho hanya terkekeh pelan.
"hmm, memang tidak apa apa jika kamu tidak mau memberi tahu mamamu. Tapi, tidak mungkin aku akan terus memanggilmu dengan sebutan 'kamu'. Jadi bagaimana kalau aku panggil kamu dengan nama...." Minho menggantungkan ucapannya karena sedang memikirkan nama yang cocok untuk panggilan gadis didepannya ini.
"Sakura!" sorak Minho, "iya Sakura. Mulai sekarang, aku memanggilmu Sakura!"
"hallo Sakura, namaku Minho" ucap Minho ceria dengan senyuman yang memperjelas ketampanannya. Gadis itu juga ikut tersenyum tipis. Sangat tipis.
Sangking tipisnya, Minho sampai tidak menyadari senyuman yang menawan itu.
—tbc.
Makasih udah sempetin baca lagi...
And again purple you💜
Revisi: Senin, 20 April 2020
![](https://img.wattpad.com/cover/210871502-288-k510079.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Foreign
Fiksi Penggemar[complite] Minho, hanya pemuda biasa. Tapi hidupnya berubah saat ia bertemu seorang wanita yang basah kuyup saat ia akan pulang dari academy tarinya. © Zachwafr, 2020