05. on one's own

288 58 0
                                    


"Dari mana saja?" Minho menoleh cepat saat ia mendengar suara berat kepunyaan hyungnya, Minhyuk. "Latihan" jawab Minho singkat sambil meletakkan sepatunya di rak yang tak jauh dari pintu keluar.

Minhyuk menyilangkan tangannya didada, "kalau mau pulang agak terlambat setidaknya berikan pesan singkat, jangan tiba-tiba menghilang seperti ditelan bumi" ucap Minhyuk menyindir perilaku Minho yang memang susah ditebak.

Minho menghela nafas, "iya hyung, maaf. Tadi ponselku mati karena kehabisan baterai, jadi aku tidak mengirim pesan singkat" jawab Minho saat ia berada di depan pintu kamarnya.

"Sudah makan?" tanya Minhyuk, kali ini Minho hanya menjawabnya dengan anggukan lalu melangkah masuk kedalam kamannya. "padahal hyung memasakkan makanan kesukaanmu" celetuk Minhyuk yang berjalan ke arah ruang tengah.

Seketika, Minho muncul kembali dibalik pintu. "Benarkah?" tanyanya yang dijawab anggukan oleh Minhyuk. Secepat kilat Minho berlari menuju dapur dan menemukan makana kesukaanya berada di atas meja. Dengan mata berbinar, Minho menarik kursi dan memakan makanan itu dengan semangat. Tak lupa ia mengucapkan terima kasih saat mulutnya penuh dengan makanan. "Teuriemah kasiuh hyoung, hyoung maemang teurbahik" ucapnya disela-sela mengunyah makanan.

Minhyuk sedikit terkekeh karena tingkah adikknya yang konyol itu, "telan dulu makanannya, baru bicara" ujarnya yang masih fokus menatap tv. Minho yang mendengar itu hanya melanjutkan makannya sambil bergumam tak jelas.

•••

Minho sedikit tersenyum ketika melihat Sakura yang tengah tertidur. Ia hari ini datang lebih awal karena membawa serta beberapa makanan yang akan ia makan bersama Sakura untuk sarapan. Ia juga harus pergi ke akademi tari setelah sarapan.

Sudah hari ke-enam Sakura menetap di rumah Minho, dan selama itu juga Minho selalu berangkat lebih pagi agar bisa sarapan bersama Sakura.

Bukannya Sakura ingin merepotkan Minho, ia hanya terlalu takut untuk keluar. Ia terlalu takut pada dunia dinegara yang bukan negaranya sendiri. Meskipun ia tahu, teman-temannya pasti akan khawatir dan mencarinya.

Minho berjalan mendekati gorden dan membukanya, suaranya yang sedikit bising membuat tubuh Sakura yang awalnya nyenyak kini menggeliat tak nyaman, lalu ia bangun dan menatap Minho dengan tatapan kaget.

"apa aku mengagetkanmu?" Minho berbalik dan segera mendekati Sakura yang menggeleng mendengar pertanyaan Minho. Ia lalu memandang sebuah tempat yang berada di tangan kanan Minho.

Minho mengikuti arah pandang Sakura, ia segera mengangkat tempat yang ia bawa, "ah, ini aku bawa sarapan lagi. Kita makan bersama. Satu jam lagi aku berangkat ke akademi"

Sakura memandang Minho dengan pandangan yang sulit diartikan. Ia sebenarnya ingin ikut, tapi masih takut. Ia harus bagaimana?

"Sudahlah, mari makan." Minho duduk dikerpet yang terbntang di sebelah ranjang, mereka lalu memakan makanan yang dibawa Minho dengan lahap juga tanpa suara.

Sesekali Minho melirik Sakura yang sedang makan. Entah kenapa senyumnya selalu mengembang saat perempuan ini sedang makan. Ia suka cara Sakura makan, selalu bisa membuatnya menjadi lebih bersemangat.

Sakura yang merasa seperti Minho sedang memerhatikannya menoleh pada pemuda didepannya. Minho sedikit terkejut karena dirinya tertangkap basah sedang memandangi Sakura, ia memalingkan wajahnya yang sudah agak bersemu karena malu.

Sakura terkekeh kecil saat melihat wajah Minho yang bersemu. Ia pikir itu lucu. Karena baru kali ini Minho seperti itu.

Minho segera menoleh kembali saat mendengar kekehan Sakura yang lembut. Senyumnya kembali mengambang, akhirnya ia bisa melihat Sakura tertawa.

Tawa mereka terhenti saat ponsel Minho berbunyi, menandakan pesan masuk. Minho segera mencek ponselnya dan Bang Chan telah menyuruhnya untuk segera pergi ke akademi.

"Sepertinya aku harus segera pergi, mungkin nanti aku akan kembali agak sore, karena latihan sekarang untuk persiapan pentas yang akan diadakan dua pekan mendatang. Makanan masih ada di lemari. Televisi juga menyala. Kalau ada apa-apa panggil saja aku. Ok" jelas Minho panjang lebar, Sakura hanya mengangguk lemah.

"Kalau begitu aku pergi, dah, sampai bertemu nanti sore!" Minho segera menghilang dibalik pintu yang baru saja ia tutup.

Sakura menghela nafas. Sekarang ia harus bertahan dalam kesendirian. Sendiri adalah salah satu hal yang ia benci. Tapi ia selalu merasa sendiri. Ia juga tidak mungkin meminta Minho terus bersamanya karena Minho punya urusan sendiri. Lagi pula, siapa dia sampai Minho harus selalu menemaninya.

Sakura merebahkan tubuhnya pada ranjang kepunyaan Minho yang selama ini ia pakai untuk mengeluarkan semua perasaannya yang kalut.

Sudahlah, toh sendiri sudah menjadi kebiasaannya akhir-akhir ini.

Terkadang Sakura ingin saja kembali pada teman-temannya di dorm atau pulang ke Jepang. Tapi, entahlah. Ia hanya merasa sekarang bukanlah waktu yang tepat untuk kembali.

Semua masalah ini membuat Sakura semakin terpuruk, semakin ingin melarikan diri dari semua ini. Ia tahu ia pengecut. Tapi, Sakura hanya lelah.

Detik berganti detik, menit pun terlalui, juga jam bergerak begitu cepat, membuat mentari kini telah berada di ufuk barat. Kembali keperaduannya dan digantikan oleh rembulan, Sang penguasa malam.

Udara dingin mulai menyelimuti tubuh Sakura yang masih terbaring. Dan mentari telah hilang dari langit, membuat suasana disekitar Sakura menjadi gelap gulita.

Sakura memeluk tubuhnya, meminta kehangatan yang ia rindukan. Juga Minho yang tak kunjung kembali.

"Minhoo..."



-tbc.

Minho's big brother: Lee Minhyuk Monsta X

Maaf baru up yaa:( sebagai gantinya aku doble up^^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Maaf baru up yaa:(
sebagai gantinya aku doble up^^

Makasih udah nyempetin baca...
Again purple you💜

Revisi: Senin, 20 April 2020

My Lovely ForeignTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang