Boni
*Pasca Reuni
“Oke itulah perkenalan dari Aster dan Mazaya, apakah ada yang ingin menanyakan tentang dua siswi baru ini ? oh iya saya minta Samanta untuk mengenalkan diri sekaligus menjelaskan makna dari namanya. Silahkan,” ucap Pak Dul.
“Jadi namaku adalah Sagarmatha yang berarti Gunung Everest,” jawab Samanta.
“Waduh, kenapa Samanta tiba – tiba berubah sok keren ?” ujar Boni.
Samanta kembali duduk, ia melihat Boni disampingnya sembari mengangkat satu alisnya kemudian berkelakar, keduanya tertawa tidak jelas. Samanta mengatakan tak ingin bercanda menggunakan arti nama “anak tetangga” lagi, dia menanyai Boni saran lucu terkait arti namanya.
“Aster dan Mazaya, perkenalkan nama saya Duljoni A.S. saya guru pelajaran sejarah di sekolah ini, silahkan panggil saya Pak Dul saja, tanpa A.S. Tapi apakah ada yang tau kepanjangan nama saya A.S. di kelas ini ?” Tanya Pak Dul.
Boni terlalu asyik membicarakan obrolan kosongnya dengan Samanta. Saat pertanyaan Pak Dul dilayangkan suasana menjadi hening, namun tak lama keheningan itu terpecahkan…
“Anak Setan (A.S.), lucu kan,” Boni menjawab dengan tawa dan suara yang terdengar keras.
Samanta terkejut, ia menelan ludah melihat Boni, tak lama seisi kelas tertuju menatap Boni. Wajah Pak Dul berubah seperti erupsi gunung api.
Roni Kurniawan sebenarnya adalah nama asli dari Boni, penggantian nama secara paksa membuatnya harus merelakan banyak teman lupa akan nama aslinya bahkan tidak mengetahui.
Pemberian nama baru didasarkan oleh kelakuan abnormalnya yang berbeda dari tingkah umum murid lain, Boni merupakan kependekan dari “Bocah masa Kini.”
Disaat murid lain beristirahat sore berteduh dan makan, Boni beristirahat di tempat cukup sinar matahari dan hanya membawa minuman, ketika ditanya ia menjawab “istirahatku berbeda dengan kalian, aku berfotosintesa,”.
Tatkala murid lain mencari buku bacaan untuk mengerjakan tugas, Boni mencari buku tentang budidaya kura – kura. Hingga di hari libur pun Boni terkadang pergi bersekolah, “Cara belajarku berbeda dengan kalian,” ucap Boni.
Penyematan istilah “Bocah” untuk Boni juga lantaran aktivitasnya yang dirasa oleh teman – temannya seperti anak kecil. “Setiap pukul 20.00 aku selalu minum susu dan ibuku menyuruhku untuk segera tidur,” atau “setiap pagi aku selalu menantikan acara Teletubies dan Barney & Friends,” ujar Boni.
Meskipun dibalik keunikannya, Boni memiliki kesabaran kuat. Tak heran jika banyak murid lain senang untuk menjadikannya pusat banyolan, seperti Samanta, Irawan, dan Evan.
Konon saat berada di kelas X, Boni acap kali mengalami kejadian bullying oleh beberapa kelompok murid di kelasnya. Setiap hari ia selalu dihantui oleh penindasan demi penindasan, rumornya Boni sempat akan pindah sekolah lantaran kejadian tersebut. Menangis membuatnya semakin malu dan tertindas, melawan pun apa daya ia tak memiliki banyak keberanian, jalan terakhir yang dia bisa hanyalah bersabar.
Kejadian penindasan terparahnya dialami ketika beberapa kelompok yang mengaku dari Geng Popular menjahilinya. Boni disekap dalam toilet, salah satu dari mereka mengancam serta memaksanya untuk melepas celana dalam, lalu komplotan itu berencana akan meletakkan celana dalam Boni di salah satu motor siswi sekolah.
Ketika kelompok sadis tersebut hendak melakukan niatan sesuai rencana, Boni berlari menemui Samanta dan memohon bantuan, Samanta yang sedari kelas X telah berteman dengan Boni namun tidak begitu dekat menolak membantu dan pergi meninggalkannya. Boni hanya dapat pasrah tak tau harus berbuat apa.
Beberapa menit berlalu, Boni didatangi seluruh pelaku penindasan tersebut. Boni menggigil ketakutan, namun sepertinya balasan setimpal harus diterima para pelaku, mereka meminta maaf dan mengembalikan celana dalam Boni.
“Samanta mengambil celana dalam kami, kami tidak akan mengganggumu lagi,” ucap salah satu dari komplotan Geng Popular.
Kemudian Boni didatangi lagi oleh komplotan murid kelas yang juga sering menindas nya, alasan serupa dijelaskan oleh salah satu dari mereka.
Boni mendapat lemparan celana dalam milik seluruh komplotan, “Terserah mau kau apakan barang - barang itu. Adakalanya keberanian itu mutlak dimiliki laki – laki, oh iya untuk kalian laki – laki yang suka menindas orang yang tidak sebanding adalah pengecut paling lemah,” bentak Samanta.
Berakhirnya hari itu merupakan awal baru bagi Boni, dia merasa berhutang budi dengan Samanta, tetapi Samanta selalu lupa akan kejadian tersebut.
Boni bertubuh kurus dengan rambut sedikit gundul. Meskipun dipandang unik, dia memiliki nilai prestasi akademik baik. Boni pandai di seluruh mata pelajaran namun lemah dalam hitungan, ia juga tidak pernah memiliki catatan buruk di kesiswaan. Hal itu lah yang menjadi pemikiran Pak Sem untuk menyandingkan tempat duduknya bersama Samanta di belakang Felis dan Revan.
“Roni atas dasar apa kau memanggil saya Anak Setan ?, ayo ikut saya ke ruang kesiswaan,” suara Pak Dul memecah keheningan.
Samanta hendak berdiri namun Boni melarangnya, seraya berkata…
“Aku memiliki keberanian karena aku laki – laki, terimakasih Samanta biar aku yang mengakuinya,” tegas Boni.
Samanta sedikit menurunkan tubuhnya lalu terdengar suara “Duut….”.
“Kau aneh sekali, itu memang salahmu, aku hanya berniat kentut bukan mengakui kesalahanmu,” sahut Samanta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita Selamanya Remaja
Teen FictionKisah fiksi sebelas remaja yang dipertemukan oleh plot kompleks permasalahan ; identitas diri, cinta, impian, penghianatan, kesedihan, penyimpangan, kekocakan, dan kebahagiaan. Samanta si berandal, Felis sang penakluk wanita, Cherry si narsistik, Ir...