REUNI

31 0 0
                                    

Topas

Bruuum.. Bruum..

Suara motor balap Topas memecah perhatian, ia datang nampak seperti kesatria jalanan. Jaket kulit hitam lusuh bergambar tengkorak menyelimuti tubuh kurusnya. Dia melepas helm teropongnya berjalan tenang meski menahan amarah dendam, di depannya sosok yang bernama Dion telah menanti bersama Sunny dan puluhan pengikut lainnya.

"Cih nyalinya besar juga seorang diri menemui kita, malam ini ia akan menemui Friski," Dion berkata lirih.

"Bajingan ! Ayo mulai sekarang !, malam ini kita selesaikan duel road race. Kau dan aku saja," Topas membentak, ia menunjuk mata Dion.

"Hahaha, tenang bro ! Aku sudah mengira pesan tantangan yang aku terima dua hari setelah kematian sahabatmu adalah dari kau, pasang taruhan mu dulu bedebah !" cetus Dion.

"Aku taruhkan semua yang aku bawa sekarang, tapi jika aku menang aku ingin gadis brengsek itu !" Topas menunjuk Sunny.

Tawa yang dibuat - buat membisingi telinga Topas, seluruh pengikut Dion mentertawakan gelagat Topas.

"Kenapa hadiahnya gadis jalang ini ?" Dion menyeret rambut Sunny secara paksa, suasana berubah menegang. "Kalau taruhannya Sunny, bawa saja sekarang aku beri gratis untukmu," Dion mendorong Sunny ke arah Topas.

"Friski meninggal karena gadis sialan ini dan ulah mu bangsat !, kalian harus meminta maaf di atas makamnya," cetus Topas.

Dion semakin tertawa lepas menanggapi ucapan Topas.

"Baiklah, jika kau menang aku akan menuruti keinginanmu, tapi jika kau kalah, kau harus menyerahkan semua yang kau punya termasuk seluruh pakaianmu. Bawa gadis itu aku sudah tidak membutuhkannya lagi. Kapan kita mulai ?" ucap Dion.

"Sekarang, jalur lintasan tertutup 2 putaran, sesuai jalan rute bukit matahari. Tanpa keributan seusai kemenangan, sepakat ?" tantang Topas.

Keduanya bersalaman menandai kesepakatan. Dion bersiap mengatur motornya, suara sorakan semakin ramai mendukung berlangsungnya taruhan.

"Apakah aku bisa menang ?, Friski tolong berikan aku dukungan mu, aku seorang diri disini," Topas membatin, ia menatap motornya mengabaikan Sunny yang tengah menangis kecil.

Beberapa menit berlalu, keduanya usai melangsungkan tes uji coba mesin dan motor. Topas berdiri di atas motor memasang helmet nya. Namun kerumunan dikejutkan oleh suara sirene polisi, semua berhamburan menyelamatkan diri meninggalkan lokasi.

"Eh bocah bangsat, kita bertemu lagi beberapa hari ke depan setelah aman, kita masih menyepakati perjanjian. Ingat!" Dion melesat kencang di telan gelapnya malam.

Topas bergegas kabur, tetapi ia melihat Sunny tengah dilanda kepanikan.

"Mampus kau, polisi akan segera menangkap mu !" Topas membatin senang.

Ketika Topas bersiaga meninggalkan tempat, ia mendengar suara seruan yang mengejutkan.

"Topas !, selamatkan Sunny bodoh !" suara Friski mengetuk kepalanya.

Topas hening, ia gemetar mendengar suara Friski. Topas membuka helmet nya, ia melihat sekeliling namun tak kunjung menemukan sang pemilik suara.

"Friski ! Dimana kau ?"

Suara sirene semakin mendekati Topas, ia berada di persimpangan pilihan yang membuatnya bimbang mengambil keputusan.

"Selamatkan atau kabur ? Arrrgh sialan kau Friski," Ucap Topas sembari melaju meninggalkan tempat.

Tak berlalu lama...

"Gadis sial, naiklah ayo sebelum polisi menangkap mu," ucap Topas dihadapan Sunny.

Kita Selamanya RemajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang