Kandidat Inti

1.8K 190 55
                                    

-Zweitson

Parah! Badmood banget gue astaga. Gue jalan menuju kelas sambil menghentakkan kaki gue. Bodo. Masih nggak ikhlas gue. Nih, kalian harus tau!

Di ruang foga...

Gue mengetuk pintu ruang foga. ketika ada intruksi masuk dari penghuninya, ya gue masuk lah. Masa gue keluar.

"Maaf, Kak, ada apa ya?" tanya gue ke Kak Mia, ketua eskul foga alias fotografi.

...hening. Lah ngapa dia malah ngeliatin gue dari atas sampe bawah gitu? Kayak nggak pernah liat cowo cute aja.

"Maaf, K..." gue belum selesai ngomong ni, mulut gue juga masih mangap. Eh, dia udah ngomong

"Gue mau Lo jadi kandidat inti,"

Asli mata gue langsung melotot ni, jantung gue udah loncat-loncat, untung aja nggak jatuh.

"Nggak ada penolakan! Adam ngundurin diri dan gue sama anggota inti yang lain udah mutusin buat milih Lo jadi penggatinya," kata Kak Mia tegas ketika tau wajah gue yang udah kayak orang semaput. Eh, enggak juga si.

"K.." dua kali aja omongan gue di potong kayak sapi di Idul adha.

"Gue tunggu visi misi Lo tiga hari setelah hari ini, gue permisi," lalu setelah itu Kak Mia pergi tanpa mendengar kata-kata dari gue. Jahat si ini. Nggak adil.

"Aduh," lah iya gue nabrak cewek di tikungan. Bukan, btw ini bukan tabrakan yang berujung cinta pandang pertama kayak di novel yang suka Bang Fenly baca. Yang gue tabrak ini Bella, iya mantannya Fiki. anak kandidat inti juga di foga.

"Lihat jalan-jalan kek!" teriak Bella ambil mengelus pelipisnya.

Lah, dia ngapa? Bukannya kebalik ya?

"Kebalik kali,"

Dia menatap sinis ke arah gue, "Ck, suka suka gue si! Lo aja jalan suka-suka, kan? Nggak bisa rem dikit apa? ditikungan juga," teriak Bella lagi kemudian pergi sambil menghentakkan kakinya kayak gue tadi.

"Duh, sakit, ih kesel banget di kata sekolah punya kakek buyut nya apa?!"

Eh mohon maap, puji syukur telinga gue masih berfungsi dengan baik. Dia ngedumel sama teriak nggak ada bedanya dah heran.

"Keselan mana sama gue yang dijadiin kandidat inti tiba-tiba? Mana otak lemot banget kalo di suruh bikin visi misi," gue juga ngedumel kan jadinya. Tapi sorry suara gue nggak senyaring Bella.

Gue pun melanjutkan jalan gue menuju kelas. Masih kesel, dan masih sama dengan hentakkan kaki gue. Anjay, berasa lagi paskibra gue.

-Fiki

"Fik! Fik! Fikiiiii,"

"Hah?! Apa?!?!" pekik gue ketika gue sadari ada yang nabok pipi gue.

Gue bangun dari tidur, ternyata gue ada di gazebo pinggir lapangan sama Soni dan abang gue yang lagi main basket. Yang tadi nabok pipi gue, Soni lah. Saha lagi emangna?

"Parah lo ah, gue cerita daritadi lo tinggal tidur," kata Soni.

"Aelah iya iya sorry, ngantuk banget ini, lagian gue tau kok problem lo,"

"Terus gimana?" tanya Soni.

"Ahahahahahahhahaha," sumpah gue ketawain dia ngakak banget. Gimana nggak? Muka nya udah kayak anak kecil nggak dibeliin balon.

"Yang bener lah Fik, malah ketawa,"

"Ahahah, iya iya, lagi lo galau banget dah, soal visi misi? Gue kan kandidat inti padus juga, lo tinggal nyontek Visi misi gue, ribet banget,"

#1: Jangan Anggap Tidak Ada yang Peduli [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang