Bang Fenly

980 150 29
                                    


And this it Bang Fenly!

And this it Bang Fenly!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


-Fiki

Gue kaget banget waktu tahu yang ngambil orderan gue ini Bang Fenly, sepupunya Soni. Sejak kapan coba kan? Gue kira dia lagi menikmati masa kuliah nya dengan nyantuy nyantuy. Emang pekerja keras banget sih ternyata.

"Sejak kapan Bang?" tanya gue. Bang Fenly cuma ngelirik lewat kaca.

"Baru hari ini gue keluar, kemarin marin kan gue kuliah,"

Gue sama Aji hanya mengangguk ngerti. "Lumayan buat tambahan, sama iseng aja sih kalau hari libur gini," kata Bang Fenly lagi.

Gue mengangguk lagi sambil membentuk huruf 'O' di mulut gue. Setelah itu, nggak ada percakapan yang keluar dari mulut masing-masing kita. Bang Fenly yang fokus ke jalanan, Aji yang udah mulai sayu karena ngantuk, dan gue yang lagi nyender ngeliatin jalanan. Gabut banget anjir.

"Eh, lo lagi kenapa sama Soni?" tanya Bang Fenly tiba-tiba. Gue yang lagi nyender sambil melihat ke luar jendela pun langsung nengok ke arah Bang Fenly yang sudah natap gue sama Aji.

Gue melirik ke arah Aji yang hanya berdeham.
Langsung seger dia. "Kenapa gimana Bang?" tanya gue balik pura-pura nggak tahu.

"Lagi ada masalah?"

Gue auto tatap tatapan sama Aji. Aji mengangguk mengisyaratkan gue buat bilang aja ke Bang Fenly. "Biasa lah Bang, dilema anak sekolah," kata gue sambil ketawa.

Bang Fenly mengangguk dan syukurnya nggak nanya lagi. Gue menghela nafas lega dan kembali ke aktifitas gue sebelumnya, ngeliatin jalanan.

"Masalah cewe?"

Lah, gue kira dah kelar. Gue reflek nengok ke arah Bang Fenly waktu dia nanya kayak gitu. Gue senggol aja lengan Aji supaya dia yang jawab. "Ee, bukan Bang, ada lah masalah sekolah,"

"Cerita aja, siapa tahu gue bisa bantu, udah lama juga nggak denger curhatan lo," kata Bang Fenly. Gue sama Aji saling lempar tatapan bingung gitu.

Udah berapa lama ya, kita nggak curhat sama Bang Fenly? Pokoknya udah lama dah, sejak Bang Fenly masuk kuliah sampai sekarang. Rasanya canggung lagi gitu kalau cerita ke dia. Padahal dulu tiap sore kita berempat sering di kejar Bang Udin bareng-bareng. Iya, Bang Udin orang gila komplek. Salah kalau lo ngira gue doang yang di kejar. Yaa, kalau sekarang emang gue doang yang sering dikejar karena gue doang yang masih sering ke taman sore-sore. Udahlah lupain.

"Masalah Soni yang gue calonin jadi ketua Fotografi, Bang," Aji bersuara. Gue menoleh ke arah nya dan Aji langsung mengangguk meyakinkan.

Sebenernya gue nggak ragu, cuma agak malu aja woy ahahah. Nggak enak juga sama Bang Fenly, dia pasti juga punya banyak pikiran.

#1: Jangan Anggap Tidak Ada yang Peduli [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang