Orasi

915 147 28
                                    

-Fajri

Hari ini adalah hari sabtu, hari di mana semua kegiatan belajar mengajar digantiin sama kegiatan ekstrakulikuler. Gue yakin, setiap eskul pasti akan melakukan pemilihan sekaligus sertijab pengurus baru hari ini.

"Semangat lo berdua! Jangan malu-maluin," kata gue ke Fiki dan Soni.

"Beres lah, gue bakal nerusin jejak lo jadi ketua eskul," kata Fiki sambil menepuk-nepuk dadanya.

"Jangan kepedean juga," kata gue sambil ketawa jahat. Ahahah jahat bet emang.

"Yah, daripada pesimis kayak Soni, lagian lo abang gue nggak ada restu nya sama sekali dah, restuin apee," rengek Fiki, gue cuma ketawa aja. Padahal mah, dalem hati doain banget nih dari kemaren.

"Heh, gue bukan pesimis, emang nggak niat aja," kata Soni

"Percaya aja Son, visi misi lo itu ada campur tangan gue, pasti jadi ketua lo,"

"Cih, sekarang dia yang kepedean," gumam Fiki, tapi gue masih bisa denger.

"Dih, pede amat lo Ji," kata Soni. Dasar nggak tahu diri, udah gue bantuin tuh.

"Ahahah yaudah sana buru! Gue masih harus nunggu anak inti di sini," kata gue sambil mendorong mereka berdua.

"Yauds, dadah Aji!" kata mereka berdua. Kompak banget emang, ngalahin upin ipin.

Mereka pun pergi meninggalkan parkiran sekolah sambil dadah-dadah ke gue, tapi gue kacangin. Ngapain si dadah-dadah? Nanti juga balik bareng lagi.

Setelah lima belas menit gue nunggu, anak inti basket yang udah kumpul di parkiran pun gue briefing dulu. Seharusnya semalem, tapi semalem gue nonton drakor bareng Fiki. Jadi nggak sempet briefing. Setelah briefing itu, barulah gue membuka acara di lapangan basket sekolah.

"Gerald, lo duluan orasi, maju!" kata gue sok galak. Maklum, terakhir nih gue jadi pimpinan.

Gerald pun menyebutkan satu per satu visi misi nya. Namun, seperti yang udah direncanain, gue pun motong perkataannya Gerald biar dia deg-degan.

"Bentar, ulangi misi pertama lo!" kata gue yang membuat suasana tambah tegang.

"Mengembangkan kegiatan yang sudah ada di eskul basket periode sebelumnya,"

"Cara gimana? Jangan maen ngomong aja lo!"
Anjay mulai songong nih gue sampe si Gerald diem aja.

"Iya, gimana tuh caranya? Mengembangkan mengembangkan, dikira roti kali mengembang," kata Rehan, wakil gue.

Gerald pun melanjutkan orasinya sampai selesai. Setelah itu, gue mulai panggil kandidat kedua.

"Fit, hek, to, hek," anjir lah gue cegukan. Gue langsung nyenggol lengan Rehan supaya dia yang ngelanjutin, sedangkan gue minum sebentar biar cegukannya ilang.

Setelah gue rasa mendingan. Nah, giliran gue songongin lagi nih kandidat.

"hek, hek, hek," eh ini kenapasih padahal gue udah minum?!?! "hek, hek, hek,"

Gue terus cegukan sampe semua anak basket ngeliat ke arah gue. Bahkan Fito yang lagi orasi juga ngelirik-lirik ke arah gue. Anjir malu lah, gue sinisin aja si Fito.

"Minum, Ji," kata Rehan. Gue cuma mengangguk dan melambaikan tangan kepada semua anak basket, mengisyarakat kan kalau gue izin dulu buat quality time sama ni cegukan.

Gila nih Gerald, kualat gue sama dia.

-Fiki

"Gue mau panggil, hmm Fiki deh, maju lo!"

#1: Jangan Anggap Tidak Ada yang Peduli [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang