Yeee dauble update!
Vote dan komennya juga harus dauble ya, hehe.
Selamat hari Senin, hari menyebalkan separuh umat. Hihi.
Langsung aja, cus baca!
~oOo~
"Cinta dan Obsesi itu beda tipis, tipis-tipis menghanyutkan. Sama halnya seperti benci dan cinta. Dua hal yang tak bisa dipisahkan."
~o0o~
Sinar mentari perlahan menelusup ke celah jendela kamar. Alana melirik jam bekker di nakas samping ranjang, pukul 07.00 pagi. Astaghfirullah, bergegas ia melangkah gontai ke kamar mandi. Memang tidak baik, tidur setelah salat Subuh.
Lima belas menit berkutat di kamar mandi, Alana keluar dengan mengenakan gamis sederhana dipadukan kerudung instan berwarna cream. Alana melangkah lebar menuju dapur. Hari ini ia harus memasak cepat, sebelum suaminya lebih dulu bangun.
"Akh!"
Alana terkejut, netranya melebar mendapati tubuh tegap Alan yang tengah berkutat dengan peralatan dapur. Semenit kemudian Alana tersadar, menatap ke arah jari suaminya yang sedang dikibas-kibaskan.
"Mas kenapa?" tanyanya seraya meraih cepat tangan Alan. Jari telunjuknya tampak memerah—melepuh—akibat kulitnya bersentuhan dengan minyak panas.
"Kena minyak ya? Sini!" Alana segera membawa tangan Alan ke wastafel, mencucinya, lalu mengolesi tangannya dengan krim luka, kemudian mengambil perban untuk menutupinya.
Alan hanya terdiam. Netranya menatap lurus ke arah wajah Alana yang terlihat khawatir. Mengapa setiap kali ia terluka, Alana selalu menolongnya? Bukankah selama ini Alan sendiri yang sering melukai wanita itu?
"Sering, sering diolesi krim ya, Mas. Biar gak nambah sakit."
Tidak ada jawaban. Alan hanya diam dengan muka datar. Bahkan untuk sekadar mengucapkan terima kasih pun ia merasa enggan. Untuk apa?
Alana melenguh kecil. "Biar aku saja yang memasak. Mas Alan tunggu saja di sini."
Alana meninggalkan suaminya, sedetik kemudian terlihat wanita itu sudah berkutat dengan peralatan dapur. Gerakannya cepat dan terarah, hal itu tidak luput dari pandangan Alan. Beribubpertanyaan mengembang di tempurung kepala. Alan heran mengapa Alana selalu baik padanya?
Lima menit berlalu, nasi goreng telur ceplok tersedia di meja makan. Alana menatap bersalah karena lagi, lagi, hanya itu yang bisa ia sajikan.
"Bahan-bahannya habis. Jadi aku hanya memasak itu. Maaf, Mas."
KAMU SEDANG MEMBACA
Izinkan Aku Mencintaimu (END)
RomancePernah merasakan dinikahi lelaki karena memiliki tujuan tertentu? Alana Airista, wanita lembut dengan sejuta kesabaran yang ia miliki. Wanita yang dinikahi Alan Giovani Zaidan karena sebuah prahara kedua orangtuanya yang belum terselesaikan di masal...